Showing posts with label bingung. Show all posts
Showing posts with label bingung. Show all posts

Monday, August 24, 2009

Kembali ke Jakarta 4

Tiga hari setelah resepsi..*Ngapain?* Ehhhmmmmm....Ya balik Kloso...

Balik Kloso adalah kunjungan balik dari pihak mempelai wanita ke rumahnya mempelai pria. *Jadi kalau ada blogger yang mampir ke blogmu, nanti kamu juga ngadain acara balik kloso ya,,?* Ya gitu deh. *terus bawaanya apa saja?* Sabar wong tunjung.

Kalau dalam lamaran itu yang di bawa adalah bahan mentah macam kambing hidup, kelapa belum di parut, ayam mau bertelor, duit, kayu, bumbu-bumbu, nangka mentah, buah-buahan dan lain-lain. Pokoknya yang mentah-mentah deh. Eh tapi parsel juga ada. Isinya buah pir, baju (luaran dalaman), sandal, mukena dan ada yang lupa. Lha itu di lamaran nikah beda ama lamaran pekerjaan kan.

Sedangkan kalau dalam balik kloso yang di bawa adalah yang mateng-mateng. Contohnya adalah nangka mateng yang sudah dibumbuin atau di tempat kami disebut “MEGONO”. Lalu buah jeruk dan pisang, telur asin mateng, sayur lodeh mateng, nasi mateng *yang namanya nasi itu sudah mateng mas, kalo mentah namanya beras.* Betul wong tunjung, wah tadi belum disebutkan tuh di lamaran ya. Ya sudah lanjutkan, ada lagi ikan panggang goreng, ayam goring, tempe goreng, *asal jangan ama penggorengannya aja ya..hihihi* terus bihun tumis, jenang ketan, bongko, poci, gereh, agar-agar, dan beberapa yang lainnya lagi yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu tapi tidak mengurangi rasa hormat saya.*seperti di sambutan saja…sambutan lagi-sambutan lagi…*

Balik Kloso di laksanakan 3 hari setelah resepsi. Kamiberangkat ke Waru Lor, Wiradesa, Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia pada pukul 9 pagi tet. Lebih sih lima menit..hehehe. Lima mobil sewaan, satu dapsun atawa mobil bak terbuka, satu mobil saudara sepupuku dan satu motor. Yang naik motor Pak Lurah Lho. Ga tahu kenapa beliau tidak bareng rombongan naik mobil. Biar semilir angin kali. Atau takut mabok. Ah ga mungkin. Tak usah di bahas. Kita lanjutkan, lebih cepat lebih baik. Lima mobil membawa rombongan pengirng pengantin. Satu mobil pribadi membawa pengantin dan orang tuaku. Serta mobil dapsun membawa bekal..

Nah kalau acara balik kloso di sana dasir ga tahu. Karena dasir dan wong tunjung jaga rumah takut di gotong semut. Heehehee..Tapi keinginan jaga rumah urung di laksanakan. Aku nyusul juga ke sana, tapi telat sampai sana. Pas dasir sampai eh rombongan mau pada pulang. Takut kali sama dasir. Nanti diceramahin ini itu kali ya. *Padahal yang bener memang acaranya sudah kelar. Loe nya aja yang telat..* Aku telat karena ambil uang dulu di ATM di kota. Lumayan jauh dan sebelumnya BAB dulu. Mencret makan sambal. *Hiiii…ddasir jorok ah..!* Bukannya di doain malah diejek..Huuuh.

Terus ngapain lagi…apa ya..wong tunjung ingat nggak lanjutanya?*eeeehhhh….HHAa! kamu diskusi dulu ama mertuanya kak Ida.* Beetul..betul..betul…Waktu itu aku tak langsung pulang, aku ngobrol ini itu dengan Pak Anwar mertua kakakku. Macam menginterogasi aku bertanya usahanya apa?, kerjanya di mana?, berapa saudara mas hasim?, berapa cucunya?, tapi aku ndak nanya ada gadis cantik yang bisa di kenali tidak..hehehehe. Lain lah dirimu tidak sama dengan yang sinting-sinting..Huzzzz jangan menyindir orang..Maaf ya sobat yang merasa tersindir. Bukan maksudnya diriku melukaimu tapi hanya sekedar bercanda..Alhamdulillah kalau ndak marah. Terima kasih.


“Teteteng…teteteng…teteteng…..teteteng…!!!!!!!”
Hape K530i-ku bergetar dan berbunyi. *Jieeh udah ganti ya?* Udah lama kali, *kan dulu J200.* Iya memang, alhamdulilah ada rejeki beli yang lumayan bagus biar bisa ngenet..heheehe.

Ternyata panggilan dari kak Fani. Trereeng…”Oh My good, astaghfirullah kuncinya…” sebutku dalam hati. Langsung kuangkat, “Eh iyo, mbak kuncinee…aku lali ra tak nehke mau..maaf…Sek..sek…sek..aku langsung mulih.”

Obrolanku dengan Pak Anwar dan keluarga baru kak Ida langsung ku putuskan dan kuberhetikan tanpa pandang buku tamu dan buku rapat.*Gak nyambung cing!*

“Pak, kulo pamit riyen gih, nuwun sewu, kulo mbeto kunci griyo dados menawi kulo mboten wangsul tiyang ten mriko mboten saged mlebet,,,” pamitku.
“Gih..gih..mboten nopo-nopo..matur nuwun!” jawabnya keheranan.
“Matur nuwun pak, sepindah malih ngapuntene gih pak.”
“Giiiiiih mboten nopo-nopo…”
“Monggo Pak..Assalamu’alaikum…”
“Giih..gih..Wa’alaikum salam…”

Kugeber Revo merah itu melalui jalanan Wiradesa menuju ke rumah. Aku tek lewat jalur biasanya. Aku lewat jalan beraspal di tengah sawah Bondan sari. Greeng..greeng…greeeeeeeeeeeeeeeeeeeng…..
Yah, aku rada lupa lagi gangnya, belok kanan apa kiri. Sudah ah kiri saja. Lho kok tembusnya rel kereta api yang tanpa terowongan. Mana kerikilnya pada habis lagi. Karena kalau balik lagi ke pertigaan agak jauh maka ku lewati saja rel itu. Rel kereta yang lebih tinggi dari jalanan membuat motorku berhenti ditengah antara rel satu dan rel yang satunya lagi. Ku coba gas..greeng..greeeeeeeeeeeeeeeeeng. Motorku tak mau naik. Aku heran. Mungkin karena belum sarapan jadi ga kuat diriku. Bismillahirrahmanirrahiim. Greeeeng..berat. Masya Alloh..
Busyyet dah. Ini kalau ada kereta lewat bisa koid dasir dan wong tunjung. Mana belum nikah lagi. Sebulan lagi lebaran. Tak ada orang lewat juga.

“Ya Alloh tolonglah hambamu yang lemah ini dan banyak bergelimang dosa serta terlalu senang dengan urusan dunia dan hal-hal mubah. Ya Alloh aku pernah beramal untuk tetanggaku Rp 25.000. seandainya itu ikhlas maka jadikanlah sebagai washilahku memohon kepadamu pertolongan. Aku belum nikah ya Alloh..Orang tuaku belum naik haji ya Alloh…kabulkanlah ya Alloh..Amiin.”

Bismillahirrahmanirrahiim..gigi motor yang masih dua kuturunkan satu. Setelah mengambil ancang-ancang dengan kuat kutarik gas motor. Greeeeeeeeeeeng…greeeeng…motorku loncat mau masuk sawah…ciiiiiiiiiittt. Reflek aku memegang rem kuat-kuat.
“Alhamdulillaaaaah….” syukurku sambil berteriak.

Sampailah dasir dan wog tunjung digubuk reot. *Ah kok ga balik-balik ke Jakarta sih!* Sabar wong tunjung, kan seminggu, baru hari kelimaxxx. Sambung Makenjang giih.. Soalnya kalau dasir lanjutkan masih terlalu panjang. Salam hangat tuk semua..met menjalankan ibadah puasa bagi yang menunaikan…



Kembali ke Jakarta 3

Bismillahirrahmanirrahim kita lanjutkan cerita Kembali ke Jakartanya..

Anggun dan cantik. Kesan itulah yang kutangkap dari perubahan pada kakakku Ida yang telah dirias oleh bu Lurah *bulu apa yang bias merias pengantin?.....ehm..Ya Bulurah…hihihihi* Kawan-kawan, cantik tak kakakku? Nah Ini gambarnya..



Kedip mas!
Rombongan pengantin datang diiringi gending, tapi hanya suaranya saja. Lewat kaset gitu. Eh CD player.

“Ning nong ning gung…ning nong ning gung….ning nong ning gung…ning ning gung…”

Tokoh masyarakat yang tadi membawakan acara walimahan kini hadir kembali tetap dengan tidak mau disebutkan jati dirinya. *Tiyang kampung niku malu-malu, tapi mudah-mudahan maluin*

“Sugeng wilujeng dumateng rombongan penganten jaler saking Warulor…sumonggo lenggahan wonten kursi ingkang sampun dipun siapaken..” tokoh itu mempersilakan dengan ramah.

Rombongan yang datang langsung dibekali bekal nasi box sterofom denga lauk yang lengkap dan minuman serta buah sebagai pencuci mulut.*kalau aku lebih setuju boxnya jangan pake sterofom karena tidak ramah lingkungan*
pake apa dunk wong tunjung?*pake daon pisang..hehehehe* bener juga biar ga diomelin kang alamendah….

Seperti halnya walimahan, disini acaranya sambutan-sambutan dari pihak pria dan pengantin wanita serta tausiyah dari Pak Kyai yang di undang khusus berbicara masalah nikah. *kayaknya yang namanya sambutan kok ga pernah lepas ya dari cerita ini*.



Selain itu ada acara adat jawa yang seru dalam resepsi ini. Ialah “Tumplek Punjen”. Ritual ini bermaksud mengundang kepada seluruh manusia yang hadir pada acara resepsi meniko untuk menyisihkan dan memberikan bekal kepada kedua mempelai dalam menjalani hidup yang baru. Bekal itu berupa sejumlah uang yang di masukkan ke dalam kantong kain *bukan kantong doraemon..*.
Lha kantong itu sendiri dipegangi sama kak Ida dan Mas Hasim beserta Ibunya mas Hasim dan ibunya kak Ida.*bilang saja Ibumu..* Setelah semuanya memberikan bekal maka kantong tersebut di tumpahkan ke tampah.
Dan kruyuuuuukkk….crik..crik….criiik…Recehan logam, uang kertas ribuan gocengan sepuluh ribu duapuluh ribu lima puluh ribu tumpah ke tampah..*Yeyeyeyeeye dapat duit banyak,,sayang tak ada cepekan ribu. Kalo begini mau dong nikah berkali-kali…hehehehe*

Acara yang lainnya pastinya adalah makan-makan…*yeye makan,,,yeye makan!* Makan saja yang kau pikirkan , wong tunjung? Dan juga foto-foto. Pengantin sungkem kepada ibu dan bapak secara bergantian, lalu aku juga ikut foto bareng kakak-kakak kesayanganku. Sayang kakakku yang pernah kuceritakan di Sepeda Jengki sakit. Badannya panas, suaranya serak dan malah masuk kategori habis suaranya. *Nyaris tak terdengar.* Perutnya juga katanya mules dan perih.

Jam 17 teng. Tepat waktu kakakku yang dari kebumen pamitan pada ibuku serta dasir. Mereka akan balik bersama keponakanku sigading kecil. Kami berpelukkan dan saling meminta maaf serta saling mendoakan. Naik mobil sewaan mereka berangkat ke sana. Selamat jalan duhai kakakku, semoga selamt sampai tujuan dan sukses selalu menyertaimu..amiinn

Keramaian itu berubah menjadi sepi seiring kembalinya rombongan pengantin pria dan kepulangan kakakku. Tugasku kembali adlah merapikan lokasi dan mencuci peralatan makan seperti gelas dan piring kotor serta perlengkapan dapur macam wajan, baskom, panic dan tetekbengeknya. Sampai maghrib aku jongkok mencuci gelas ratusan dan piring juga ratusan. Hehe..kesemutan kakiku….*kenapa nyuci sendiri?* Ibu-ibu dan para rewang (yang Bantu) sudah pada pulang, mereka kecapekan. Terima kasihku untuk semua yang ikut rewang entah yang masak, mencuci piring, maupun yang lainnya. Jazakumullahu khairan katsiro *Wa Iyakum..*

Bersambung ke Balik Kloso….Esook hari..



Friday, August 21, 2009

Pusing

Pusing....Pusing....Pusing.........Pusing.......bingung....bingung....bingung....bingung....heran....heran....heran....heran....malu...malu...malu...malu...marah....marah....marah....marah....
marah....kesel.....kesel.....kesel.....kesel.....jengkel....jengkel....jengkel....jengkel....

Posting ga jelas...jangan di baca,,,,jangan dikomentari,,,tapi di omelin aja.....dimarahin saja...diejek,,,saja...dicaci saja.....diguyur saja pake air....


adeeeeeemmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Wednesday, August 19, 2009

Sekedar info

Sahabatku, Baru saja dasir dan wong tunjung ngantre untuk membeli tiket KERETA API bisnis di St. Jatinegara buat saudaraku tanggal 16 September 09.
Alhamdulillah setelah antri setengah jam akhirnya dapat juga seharga 130.000 rupiah. Padahal biasanya cuma cepek.

Nah sekedar info aja buat para sahabat yang hendak mudik lebaran dari Jakarta ke daerah yang mau naik kereta api bahwa kita bisa memesan sebulan sebelum hari H kita pulang.

Tapi bagi yang mau pulang tanggal 17 dan 18 September dengan kereta api bisnis dan ekonomi harus gigit jari karena sudah HABIS TERJUAL. Dan yang mau beli untuk tanggal 19 baru bisa pesan esok tanggal 20 jam 7 pagi.

Selengkapnya untuk harga dan jam keberangkatan bisa dilihat di http://infoka.kereta-api.com
Terima kasih semoga bermanfaat info dari dasir dan wong tunjung.


Thursday, August 13, 2009

BUAH JATUH TAK JAUH DARI POHONNYA

Sahabat apa kabar kalian? Mudah-mudahan selalu baik ya. Kabarku alhamdulilah juga baik.
Sahabat, peribahasa di atas ada benarnya, ada tidak benarnya. Tapi lebih banyak benarnya dan jarang salahnya.*berarti nilai ujiannya bagus dunk, kan salahnya dikit,,hihihi*
Anak yang pendiam, orang tuanya pendiam. Anak yang pemarah dan cerewet, bapak atau ibunya pemarah dan cerewet.
Anak yang pintar, orang tuanya pintar. Anak yang bodoh, orang tua ntah ayah ntah maminya..? waduh aku ga jamin.*loh kenapa?* Aku mau bilang bodoh, ntar ada yang merah wajah dan telinganya.

Jika bagus anaknya, telinga orang tua pasti hijau. Sebab teman, tetangga dan saudara-saudaranya akan memuji anak dan orang tuanya. Namun jika anak lebih jelek atau lebih buruk, aku jamin itu anak akan membuat wajah, telinga dan pantat orang tuanya merah.
Kalau aku selalu dunk membuat orang tua aku hijau telingannya.*sombonk loe..!* ya sih tidak selalu, pernah aku membuat mereka merah menganga sampai gosong ga karuan. Semua terjadi, karena aku pergi ke jakarta tak pamitan. *Kok bisa..bukannya itu aib, kok diceritain sih!* Aku berharap dengan aku bercerita akan dapat diambil hikmahnya. Bukannya malah ditiru.

Sahabat sekian dulu pembahasan dasir dan wong tunjung tentang peribahasa POHON JATUH TAK JAUH DARI BUAHNYA..
*Hei, salah yang bener. BUAH JATUH TAK JAUH DARI POHONNYA*

Makasih wong tunjung.
Dadaaa..assalamu'alaikum..

Monday, August 10, 2009

Tuk Sahabat

Sahabatku yang kucintai..

Sebenarnya dasir dan wong ntunjung malu untuk memposting ini. Tapi terbersit di pikiran wong ntunjung untuk menulis ini di gubuk reot wong ntunjung. Ya udah langsung aja sahabat, kali ini dasir ingin mengajak wong ntunjung dan sahabat serta kawan-kawan berpantun ria.Mulai nyook...pantunnyaa...

kapal titanic kapal hebat,
kesandung es jadi tenggelam,
salam hangatku tuk sahabat,
yang senang posting diwaktu malam.


kalau ada sumur di ladang, bolehlah kita menumpang mandi,
kalau ada umur panjang, bolehlah kita bertemu lagi

Yang bisa berpantun monggo ditambahin, yang belum bisa mikir dulu yah, yang betul-betul ndak bisa pantun, dasir dan wong ntunjung tunggu komennya atau yang mau kirim-kirim salam juga boleh,,hihihi kayak di radio.

Saturday, August 08, 2009

Angin Duduk..

Kemarin jam 10.55 wib di tempatku ada seorang bapak meninggal dunia. katanya ia meninggal karena kena angin duduk. Dasir dan wong ntunjung bingung apa itu angin duduk. Bagi sahabat yang tahu tentang angin duduk Mohon beri penjelasan kepada wong ntunjung hal-hal yang berkaitan tentang angin duduk, hal-hal itu antara lain:
  1. Apa itu angin duduk?
  2. Apa penyebab seeorang terkena angin duduk?
  3. Bagaimana cara mencegah agar kita tidak kena angin duduk?
  4. Di mana biasanya kita kena angin duduk?
  5. Saat apa kita terkena angin duduk?
  6. Siapa saja yang mungkin terkena angin duduk?
  7. Dari mana asal angin duduk?
  8. Jika sudah kena angin duduk, bagaimana mengobatinya?
Itulah beberapa pertanyaan yang membuat dasir dan wong ntunjung bingung..Mohon yaa...
Terima kasih, aku berdoa semoga kita semua terhindar dari angin duduk...aminnnn

Wednesday, August 05, 2009

SMS Itu....

Sahabatku yang insya Alloh di rohmati Alloh selalu...aku hadirkan sambungan cerita kemarin yang berjudul SMS Itu....Langsung saja ya...
Bagi yang ketinggalan, bisa baca arsip kemarin...

Maghrib telah berlalu. Sambil menunggu sesuatu yang tak tentu kapan datangnya, lebih baik aku makan malam dulu. Biarpun rasanya tak enak, namun harus kupaksakan. Karena tadi pagi hanya sedikit makanan yang masuk ke lambungku. Siangnya juga begitu. Ayam goreng dengan sambal terasi dan lalapan timun bagaikan makanan basi di mulutku. Tak ada rasa sama sekali. Entah asin, pedas, ataupun asam. Bahkan pahitpun berubah menjadi hambar.

Inikah rindu pada orang yang kukasihi dan kucintai

Padahal ia tak romantis, kalau cantik ya lumayan. Kalau baik, hanya sedikit. Ia jarang pulang kampung. Kalaupun pulang ia hanya sabentar menjengukku. Tak ada dalam hitungan jam. Bahkan untuk berlibur beersama ke perkebunan teh Pagilaranpun di daerah Batang tak dikabulkannya.

Ia orang yang mempunyai prinsip. Agama adalah segalanya baginya. Selama aku berpacaran dengannya 2 tahun, tak pernah aku bergandengan dengannya. Kami pergi berdua hanya 2 kali selama pacaran. Sekali ke Pasaraya Sri Ratu di Pekalongan dan sekali waktu ku diajaknya belanja kue untuk kakaknya di toko roti Purimas 3 di Jalan Raya Pekalongan-Pemalang. Itupun tanpa bergandengan. Perlu teman-teman ketahui, jangankan bergandengan tangan, salamanpun atau berjabat tanganpun kami tak pernah. Ia betul-betul menjaga kehormatannya. Semakin ia menghindar seperti itu, semakin aku mencintainya. *So sweet...suit..suiiit* Mulai deh ceritainnya rada kacau.*

Namun kadang pula ia mengungkapkan cintanya penuh romantis dengan puisi atau hadiah. Tapi bisa dihitung berapa kali ia melakukannya. Sebab sekali lagi ia berusaha menjaga hatinya dan perasaannya yang tunduk dan patuh pada sang Maha Pemberi Cinta. Dulu ia pernah melukaiku dengan berbohong kalau ia sedang jatuh hati pada seorang ikhwan. Tetapi lalu ia meminta maaf dengan mengungkapkan alasannnya berbohong. Katanya ia sedang konsentrasi untuk menghafal Alqur’an.

Disaat itulah aku semakin mencintainya, rasa cintaku kepadanya semakin mendalam. Sedalam samudera hindia, setinggi gunung himalaya dan seluas jagat raya.*Glubraaak...Gombal banget kang!*

”Teleleng...teleleng...”
”Teleleng...teleleng...”
”Teleleng...teleleng...”

Nada pesan sms hapeku berbunyi. Pukul 21.50 wib kulihat jarum jam menunjukkan. Aku berlari dari ruang tamu di mana aku sedang belajar menuju kamarku. Sampai-sampai lututku menubruk pojok meja hingga aku terjatuh.
”Aduuh...! Inna lillah...!” kata-kata itu muncul secara spontan dari mulutku.
”Wah..5 sms, dari siapa aja nih?” tanyakudalam hati.
”Ummi Masyitoh, alhamdulilah, terima kasih ya Alloh, ternyata Engkau mengabulkan doaku. Benar ya Allah dia membalas sms dariku meskipun terlambat satu hari lebih 2 jam 50 menit.” syukurku pada Maha Pemberi Cinta.

Kubuka layar hapeku dengan penu semangat. Tiba-tiba.......
”Yaa..mati lagi, batere hpku ngedrop lagi! Disaat bagini malah mati..!” kesalku.
”Dasar hape murahan!” gerutuku bertambah.
”Dik dina, tolong ambilkan charger hpku di atas televisi di ruang timur.!” pintaku pada adikku.
”Sebentar Kak!” teriaknya.
”Cepetan! lama banget sih..” teriakku.
”Iya..iya.., nih! Emang kenapa sih kok buru-buru begitu?” tanyanya.
”Rahasia!”
”Hayoo, dapat sms dari kak Ummi ya. Makanya beli donk hape yang baru biar tidak terus begini.” godanya.
”Ah, kamu apa-apaan sih. Sana-sana, terima kasih ya!”
”Iya..iya.. Hallo sayang kamu sedang apa?” dina menggodaku terus. Wajahku jadi merah.
”Udah cepetan pergi sana, sekali lagi terima kasih. Eh..eh..eh..”
”Ada apa lagi?” dina membalikan badannya yang sudah terlanjur jalan meniggalkan kamarku.
”Tolong tutup pintu kamarku!”
”Huuh, sudah dibantu, lalu ngusir, masih nyuruh lagi!” omel dina.
”eit..eit, ndak ikhlas ceritanya nih?”
”Ikhlas..ikhlas...!”

Dan bunyi sms itu adalah begini:
”Kau pasti kecewa ketika aku tak mengSMSmu walaupun hanya sekecil inti atom yang senang terbang ke mana ia suka ataupun mengikuti aliran listrik yang menyetrum orang gila yang menyentuh stop kontak karena tak pernah dikasih tahu bahayanya oleh ibunya, karena memang ibunya sendiri juga sama-sama gila.
Tapi tak mengapa, antum memang pantas untuk kecewa. Bahkan ketika aku dismspun aku tak segera menggerakkan jempolku yang besar melebihi huruf abjad di keypad untuk mengetik dan merangkai untaian kata penuh roman dan sajak penuh cinta kepada antum.
Karena memang semua terjadi secara terencana untuk membuktikan rasa cinta hamba kepada Sang Maha Pencinta. Dengan tetap menjaga hati untuk terus fokus dan taat pada apa yang dititahkannya melalui lisan utusannya yang mulia Rasulullah Muhammad Shollallahu ’Alaihi Wassalam. Sehingga sampai kepada hamba. Afwan tuk semua karena aku tak bisa terus mengabarkan dan menanyakan berita dari dan untuk Kakanda. Aku takut ketidakhalalan membuat kita terus bergelut dengan perasaan dan khayalan yang kalut jika dilanda rasa rindu yang carut marut sehingga membuat kita jadi cemberut seperti burung perkutut yang kena kentut bapak botak yang gendut. Terima kasih.Wassalamu’alaikum wr.wb.”

Dan kuketik balasan sms itu:
”Assalamu’alaikumwr.wb. Kalau aku boleh mengatakan isi hatiku sejujurnya akku memang kecewa. Karena panjenengan tidak mengsmsku dan tidak segera membalas sms dariku. Tapi dengan alasan tadi aku jadi paham dan antum mamang benar. Selama kita belum halal, aku akan berusaha menjaga hatiku dan perasaanku. Sekali afwan ya ukhti, dan Mohon doanya ya Ukhti semoga kakak saya bisa menikah tahun ini sehingga saya bisa meminang antum segera. Terima kasih. Jazakumullahu Khairan Katsiroo. Wassalamu’alaikum wr.wb.”

Sahabatku, sekian dulu kisah tak bermutu dari wong ntunjung. Semoga bisa diambil manfaatnya kalau ada. Kalau tidak ada ya...Salam sayang dan hangat saja dari dasir dan wong ntunjung....

Sunday, August 02, 2009

StofMAP

Assalamu'alaikum wr.wb.
Aku sebenarnya malu untuk memposting cerita pendek. Apa sebab? Sebab apa?
"Mulai deh ngikut kang zul..!"
Sebab memang belum diketik cerpennya dan baru coretan di atas kertas. Jadi mohon maaf kalau ada yang terpaksa menunggu.GR banget saya..hehehe

Setelah Honda meluncurkan Vario terbaru dengan embel-embel Techno dibelakangnya, mari kita flash back ke belakang.
Ngapain ke belakang mau pipis. Kan udah numpang pipis di rumahnya kangboed.
Ndeso emang wong ntunjung itu, flashback itu artinya kembali ke masa lalu. Aku ingin mengajak sahabatku semua menuju lorong waktu di tahun 2002.

Oke oka oke oka oke oka..
"Oki co'e mas..!"
OOKKEE kita lanjutkan
Begini ceritanipun..eh..eh..eh..eh..
"kenapa lagi..?"
"Agak lupa!"
Tahun 2002 dibulan juli, ada SMU (Sekolah Menengah Umum) di Salatiga yang menjual stofmap seharga rung ewu limang atus rupiah (Rp 2500).
Salah tiga? Betul semua kok..dan Buat apa mereka jualan stofmap?
Mereka menjual stofmap itu kepada calon siswa smu baru yang mendaptar. Sekedar inpornasi..*sok kecletut kowe yo ilate, mangke nek keseleo beneran tak syukuri sampeyan.*
Sekedar informasi, harga normal stofmap di toko adalah Rp 100/lembar. Gila ga tuh SMU..?*Enggak!*
Memang ga gila smunya, yang rakus orangnya..betul kan?*Betul 100!*
Jadi itu smu benar-benar menjalankan hukum ekonomi dengan tepat.
"Modal sekecil-kecilnya, Untung sebenar-benarnya."
Weleh kecletut beneran kan? Yang bener itu,"Modal sekecil-kecilnya, untung sebesar-besarnya."
Tepuk tangan untuk sahabatku wong ntunjung!
Apa bedanya stofmap yang di toko dengan stofmap yang dijual di SMU?
Sebenarnya tidak ada bedanya, hanya di stofmap yang dijual pihak smu?
Pada kopernya ditulisi beberapa persyaratan setiap calon siswa-siswi yang akan masuk ke SMU negeri bersangkutan.

"Padahal, saya sudah membeli di toko. Karena tak boleh menggunakan stofmap yang beli sendiri, maka dengan terpaksa harus beli disini. Daripada ditolak, ya mending membeli saja," kata seorang ibu PNS yang mengantarkan anaknya mendaftar di sebuah smu negeri. Sayang ibu itu tidak mau memberitahukan namanya, alamatnya, dan nomer teleponnya kepada ananda dasir. Sehingga dasir dan wong ntunjung penasaran,,wakakakakak..huszz tertawanya yang sopan, lebih baik senyum saja.

Padahal berdasarkan surat edaran kepala dinas pendidikan Salatiga nomer 422.1 gareng 1279 tanggal 6 juni 2002 tentang Petunjuk Teknis Penerimaan Siswa Baru TP 2002/03 Biaya pendaftaran PSB hanya rp 2000 dan limangewu per siswa. Biaya rungewu rupiah tersebut berlaku untuk pelajar salatiga dan limangewu (5000) untuk luar salatiga.
"Biaya tersebut a.l untuk operasional pendaftaran seperti blangko, penataan tempat, penyediaan ATK (anak taman kanak-kanak), hingga konsumsi petugas pendaptar. Kalau ada yang lebih tinggi lagi, akan saya beri sanksi,"tandas Bakri.
Siapa bakri???

Lha mbok yao kalo posting itu yang bener..belum kelar dah dikelarin..
Sahabat super, tolong bantu wong ntunjung mencari tahu siapa bakri..

Friday, July 31, 2009

Mutiara di Ujung Pelupuk Mata

Ini cerita lnjutan nyang kemarin, kemarinnya lagi dan kemarinnya lagi sobat.
Jadi bagi yang bingung mohon tengok sebentar postingan sebelumnya,,,,

Usia kandungan Ainah pun telah menginjak 9 bulan 6 hari 5 jam 4 menit 23 detik. Pagi itu pukul 7 pagi hari Rabu tanggal 29 Januari 2003 perut Ainah terasa sakit. Sedang Qorob masih ber-dagang. Ia lari ke toilet. Namun di toilet, tak ada sesuatu yang mau keluar dari lubang belakangnya. Rasa sakitnya bertambah hingga pukul 9, namun suaminya juga belum pulang. Karena hp belum punya, ia tak bisa menghubungi suaminya dan ia coba mengurangi rasa sakit perutnya tersebut dengan tiduran di kasur.
“Alhamdulillah agak mendingan,” ujarnya sendiri. Ia terlelap tidur.
Begitu mendengar suara motor Supra X ia terbangun. Dilihatnya jam telah menunjukkan pukul 10 pagi. Artinya sudah 3 jam ia merasa sakit. Tapi yang 1 jam ia bawa rasa sakitnya sambil bermimpi ke alam tak sadar. Begitu mau bangun.
“Aduhhh.....ya Allahhh......Masss....SAKITttt....ya Allah....,” Ainah mengaduh.
Suaminya yang mendengar geraman istrinya langsung terbang setelah memasang standard tengah Supra X-nya. Keranjang tempe di jok belakang juga belum sempat ia turunkan. Jaket bertuliskan HONDA berlambang sayap tinggal sebelah tapi tak tahu yang sebelah putus ke mana sehingga tak bisa terbang dan jaket tersebut merupakan hadiah dari dealer tempat ia membeli motor juga belum dibukanya dari badan bau keringat itu.
“Kenapa istriku...?”
“Sakit mas...!!! Sepertinya si kecil pingin keluar!”
“Mus!!! Tolong turunkan keranjang dari motor!!! Aku mau pakai untuk mengantar Mbak Ainah ke dokter, cepat ya!!! Mus, sekalian tolong bilang ke Ibunya Ainah kami ke RS “Sapto Handono” ya, terima kasih!! Kontak motor mana ya Mus?!” ia minta kepada karyawannya sambil bereskan perlengkapan seadanya. “Tadi di atas lemari samping tv saya lihat Mas Qorob melemparnya ke situ.”
“Jaga rumah dan nanti tempenya di bikin sendiri karena aku tak bisa membantu, kalau kerepotan minta Adul untuk membantumu ya!!”
“Ya Mas!”
Kontak dipasang pada pada lubang kunci motor. Stater dinyalakan dan gas diputar. Suara motor bebek berplat nomor polisi AA 4724 BM itu meraung-raung.
“Istriku, pegangan yang kuat ya dan tahan rasa sakitmu itu barang sebentar!!” pinta Qorob.
“Iya suamiku. Auh...ya Allah...cepat suamiku aku sudah tak tahan lagi..!!!!”
Supra X bervelg jeruji digeberrrr!! Gigi dimasukkan, Jegluggg! Roda 2 tanpa genjotan bergigi 4 tapi tak tampak seperti gigi manusia dengan rem cakram depan dan rem tromol di roda belakang itu melaju di jalan aspal Prembun. Ia melaju dengan kecepatan yang cukup cepat tapi juga hati-hati. Sepuluh menit kemudian sampailah Qorob di Rumah Sakit ‘Sapto Handono’.
“Suster tolong istri saya, sepertinya ia mau melahirkan!!”
“Ia pak, akan saya urus istri Bapak. Bapak tenang saja insya Allah istri dan anak bapak akan sela-mat, bapak sambil menunggu proses kelahiran tolong urus administrasinya ya,” suster cantik berkerudung itu menenangkan Qorob dan meminta dengan ramah.
“Suster, tapi saya ingin menemani istri saya melahirkan apakah boleh, Sus?”
“Ya udah kalau bapak maunya seperti itu silakan! Tapi jangan berisik!”
Ainah dibawa ke ruang persalinan dengan kereta tempat tidur. Di ruang itu dokter kandungan wanita berusia kurang lebih 40 tahun siap menangani. Baskom berisi air hangat telah disediakan untuk mencuci tangan dan guna memandikan si kecil jika telah keluar dari rahim. Kedua tangan dokter dibungkus sarung tangan karet.
“Bu Ainah, tarik napas lalu dorong kuat-kuat ya!”
“Ya dok!”
“Tarik napas..dorong bu..dorong bu yang kuat!!!!..tarik napas..ayo dorong bu..yang lebih kuat!!”
“Ayo istriku...!” Qorob memberi semangat di samping Ainah.
“Ayo bu, kepalanya sudah mulai keluar....tarik napas dalam-dalam........dorong........ayo dorong....”
”OOOOeeeeeekkkkkKKK...............oek..oek...oo...oo....oekkk...”

Persalinan berjalan lancar. Suara jabang bayi pil perempuan telah lahir ke dunia dengan selamat dari rahim Ainah. Ia memiliki berat badan 3.3 kg dan panjang 50 cm. Tangisannya menggema di ruangan itu persis seperti suara Supra X jika digeber Qorob ketika hendak berdagang tempe. Bayi dibersihkan olah suster lalu diselimuti dengan selimut hangat membentuk lemper ayam sehingga yang terlihat tinggal wajah si cantik mungil. Setelah selesai dimandikan diserahkannya bayi itu kepada Qorob untuk didengarkan di telinga bayi itu.
“Selamat ya Pak bayinya perempuan, semoga menjadi putri yang cantik jelita dan sholihah serta berbakti kepada orang tua, agama Islam, masyarakat, bangsa dan negara. Amin.”
“Terima kasih, Suster. Terima kasih, Dokter.”
“Sama-sama Pak. Tolong administrasinya segera diurus ya Pak!”
“Iya dok! Ya Allah terima kasih. Engkau telah menganugerahkan amanah seorang bayi perempuan pada kami. Terima kasih ya Allah Engkau juga telah menabahkan hati kami dan memberikan kesa-baran kepada kami hingga bayi yang hidup dengan menggantungkan pil sebagai makanannya selama 7 bulan ini lahir ke alam dunia dengan selamat dan sempurna,” doanya di hati, tiba-tiba ia kaget oleh panggilan istriku. “Mas, bawa ke sini putri kecilku!” mohon Ainah yang sudah bersih karena dibantu oleh suster membersihkan diri dan berganti pakaian yang berlumur darah nifas.
“Sebentar, Istriku. Sekalian kasih ASI ya istriku anak pil kita yang baru lahir ini, ini silakan istriku! Aku keluar dulu sebentar untuk urus administrasi.”
“Jangan lama-lama ya!”
Sambil menunggu qorob, Ainah menyusui gadis mungil yang hidup di janin dari pil-pil yang besar berdiameter 1 cm dan kapsul vitamin yang diminum Ainah setiap hari masing-masing 5 biji dan berharga mahal. Sesaat kemudian Qorob datang.
“Istriku..!! Akan kita kasih nama siapa putri kecil pil ini?”
“Bagaimana kalau Amanda?”
“Terlalu pendek, anak jaman sekarang itu namanya panjang-panjang!”
“Terus siapa dong?”
“Kita telepon ibu dulu ya?”
“Tak usah lah, yang penting kita kasih tahu mereka kalau si putri telah lahir dengan selamat. Untuk namanya aku ingin yang kasih nama, akan kukasih nama bayi pil ini dengan nama ‘IKHLASUL AMALIA’, bagaimana suamiku?”
“Kenapa engkau beri nama seperti itu?”
Karena aku berpikir anak ini ada memang karena Allah dan bisa hadir di dunia karena ikhtiar kita bolak-balik ke dokter setiap hari senin dan rabu selama ini insya Allah ikhlas juga karena Allah sehingga Allah mengizinkan kita untuk melihat hasil usaha kita selama 9 bulan dan kita mera-watnya insya Allah ikhlas hingga ajal menjemput kita, bukan begitu wahai suamiku?” ia menjelaskan semua itu dengan tetesan mutiara di ujung pelupuk matanya.
“Kamu betul istriku, aku setuju dengan nama itu. Mari sujud syukur atas anugerah ini.”
“Istriku...! Kita juga harus berterima kasih pada seseorang walaupun sebenarnya bukan orang, karena ia telah berjasa pada kita selama ini dalam menjemput rizki dari Allah!”
“Siapa suamiku?”
Ia membisikkan sesuatu kepada istrinya dan meminta istrinya untuk mengucapkan ucapan terima kasih itu bersama-sama Qorob pada hitungan ketiga.
“Oke suamiku!”
“1.....2.....3.....TERIMA KASIH HONDA !!......”
Alhamdulillah tamat juga saudara/i ku, terima kasih atas kunjungan dan apresiasi kalian terhadap cerita wong ntunjung ini.
Cerita ini pernah diikutkan dalam Honda Writing Kompetition namun sayang belum menang alias belum mendapatkan juara..
Mohon doanya semoga tidak berhenti sampai disini wong ntunjung menulis cerita2 penuh hikmah yang bisa saya dan sahabat semua ambil hikmahnya......

Thursday, July 30, 2009

Mutiara di Ujung Pelupuk Mata

Lanjutan kisah yang sebelumnya....Jika belum baca yang kemarin bisa dilihat di arsip....
Pukul 08.30 wib, Ainah gelisah, suaminya belum juga pulang. Padahal waktu yang harus ditempuh dari rumah ke poliklinik ± 30 menit. Biasanya mereka bahkan berangkat lebih pagi supaya tidak buru-buru di jalannya.
“Nggrengngng....nggrengng......BIP..bip..

Bunyi motor suaminya pulang pukul 08.33 wib. Lewat beberapa menit dari jam yang dijanjikan.
“Kenapa lama suamiku?” tanya Ainah.
“Tadi pukul 8 daganganku belum habis, jadi aku keliling-keliling dulu. Dan di perjalanan aku malah menyenggol bapak-bapak yang sedang naik sepeda. Jadi kuurus dulu beliau, tapi alhamdulillah cuma lecet-lecet dan tak perlu kubawa ke Rumah Sakit dan

kukasih uang Rp 30.000,- untuk berobat. Alhamdulillahnya dia menerima. Dan sekarang uang keuntungan dagangan buat periksa kamu berkurang Rp 30.000,- sedang keuntungan kita hari ini hanya tingggal Rp 10.000,-. Kau coba pinjam uang dulu sama tetangga sambil aku ganti baju! Selain itu tadi aku nabrak ayam bapak-bapak. Sudah kuganti dengan ayam yang tadi kubeli di pasar!!” Qorob menjelaskan dengan nada tegas.
“Ya begitulah orang Indonesia sudah kehilangan uang Rp 30.000,- masih bilang alkhamdulillah!” gerutu Ainah.
“Ya daripada kehilangan ratusan ribu untuk sidang atau berobat ke Rumah Sakit, kan mending ha-nya Rp 30.000,-. Soalnya tadi sempet dilihat Polisi. Sudah cepat berangkat pinjam uang, kita sudah terlambat nih!!!” gertak Qorob.
“Mus, tolong turunin keranjang dari motor, cepat!!! Soalnya mau aku pakai buat periksa Mbak Ainah,” perintah Qorob pada karyawannya.
“Ya Mas!”
Sepeda motor HONDA Supra X second 6 bulan yang merupakan generasi SUPRA series keluaran tahun 2002 itu meluncur ke Poliklinik dengan kecepatannya 50 km/jam. 30 menit kemudian mereka sampai di Poliklinik. Ketika sampai di sana, dr. Pandopotan Batubara sudah bersiap-siap berangkat ke tempat praktek yang lain. Sambil membuka helm, ia menyapa dokter.
“Maaf Dok, kami terlambat!”
“Tak apa-apa, syukur kalian terlambat tidak lebih dari 5 menit. Coba kalian datang 1 menit lagi, pasti aku sudah tak ada di sini. Ainah, mari masuk! Akan kuperiksa janinmu!”
Diperiksanya kandungan Ainah oleh dr. Pandopotan Batubara dengan bulatan seperti pesawat UFO yang terhubung dengan kabel yang dicolokkan ke kedua lubang telinga dokter alias STETOSKOP. Ia mengecek detak jantung Ainah dan bayinya. Tak lupa tekanan darah juga dicek serta di USGnya janin untuk mengetahui perkembangan fisik janin. Sebelumnya berat badan Ainah juga ditimbang. Setelah pemeriksaan selesai, Qorob diminta masuk ke ruangan untuk diberitahukan perkembangan janin anaknya.
“Pak Qorob dan Bu Ainah, kandungannya ini agak terganggu. Posisinya bisa sungsang kalau tidak segera dikembalikan. Mungkin ini akibat tegesa-gesa waktu ke sini. Nanti untuk pemeriksaan berikutnya kalau bisa jangan buru-buru seperti tadi. Agar janin tidak mengalami gangguan yang berarti. Untuk mengembalikan posisi janin, Bu Ainah bisa lebih sering melakukan olah raga, tapi sebenarnya ada cara yang lebih terbukti dapat mengembalikan posisi bayi yang sungsang dan ini sesuai dengan agama Mbak Ainah yaitu sholat, khususnya pada saat sujud. Kalau bisa saya sarankan Mbak Ainah sering melakukan sholat yang malam-malam itu yang katanya dianjurkan untuk sujud lebih lama. Tapi aku lupa apa nama sholat itu. Apa ya namanya? Kalau tidak salah namanya sholat...........sholat......!”
Sholat Tahajud, Dok!”
“Iya betul, maaf aku bukan seorang muslim jadi kurang tahu,” kata dokter Pandopotan
“Tak apa-apa dok!”
“Ya di samping itu jangan lupa obatnya diminum bareng vitamin untuk janin serta jangan terlalu capek ya, untuk porsi makannya dipertahankan karena pertambahan berat badan janin sangat ba-gus. Pasti makannya yang bervitamin ya Bu? Itu bagus seperti sayuran hijau dan buah-buahan daging dan telur ayam itu bagus lho Bu, termasuk ikan laut kalau bisa dikonsumsi juga ya Bu!!” nasihat dokter yang bergaya flamboyan itu yang kurang lebih usianya 55 tahun. Dengan rambut putih yang tinggal sepertiga di kepalanya. Mungkin akibat sering berpikir waktu kuliahnya dulu.
“Ya dok, terima kasih atas nasihatnya. Oh ya dok, ini uang berobat hari ini!”
“Terima kasih Pak Qorob! Maaf aku tak bisa berlama-lama, karena harus memeriksa pasien yang lain di tempat praktekku di Kutowinangun.”
“Sama-sama Dok, kami juga berterima kasih atas kesediaan Dokter menunggu kami yang datang terlambat walaupun hanya 5 menit. Mari Dok, kami permisi. Selamat siang!!”
“Selamat siang juga, Pak!”
Seusai pemeriksaan, Ainah dan Qorob pulang dengan santai dan tenang serta tidak terbu-ru-buru. Karena untuk menjaga kondisi janin dalam kandungan Ainah. Sambil mengendarai Supra X-nya ia menyusuri jalanan aspal Prembun yang mulai memanas karena tersengat matahari. Pa-nasnya terasa di kepala. Alhamdulillah mereka pakai helm dan jaket sehingga kulit kepala dan tangan terlindung dari pembakaran sinar ultra violet yang mulai menerobos dengan leluasa ke lapisan atmosfer bumi karena makin melebarnya lubang ozon akibat pemanasan global dan gas rumah kaca. Itu juga tak terlepas dari makin bertambahnya kendaraan sepeda motor dan mobil. Untungnya motor 4 langkah (tak) Honda Supra X yang dipakai Qorob telah berstandard internasional yang ramah lingkungan dan minim polusi. Sebenarnya sih asapnya tetap menimbulkan polusi namun di bawah angka yang berbahaya. Itulah salah satu keunggulan motor honda yang memelopori sepedar motor 4 tak di Indonesia sebelum pabrikan yang lain menirunya. Motor Supra X inilah yang berjasa dalam menemani perjuangan Qorob berdagang tempe. Naik gunung setiap pagi dan siangnya turun gunung setelah dagangannya habis. Setiap hari ia jalani kegiatan itu, sehingga kegiatan naik turun gunung itu seolah menjadi ujian bagi ketahanan fisiknya dan ketangguhan bagi sepeda motor pabrikan Jepang yang telah berproduksi di Indonesia semenjak tahun 1971 tersebut. Walaupun sebenarnya bisa dikatakan motor itu sudah tak lagi di produksi oleh Jepang. Apa sebab? Sebabnya karena semua kegiatan produksi mulai dari manufacturing atau pembuatan cetakannya baik cetakan cover-cover plastiknya maupun cover-cover mesinnya serta bagian-bagiannya hingga perakitannya yang memang dari dulu dilakukan di Indonesia. Atau spare part-spare partnya juga diproduksi di Indonesia. Seperti shockbacker, kanvas rem, lampu, rantai, spion, speedometer, sticker ataupun yang lainnya sebenarnya sudah diproduksi di Indonesia namun tetap dengan standar Jepang dan standar ukuran Internasional. Sehingga tetaplah produk-produk Honda adalah produk-produk unggulan dan berkualitas dan ditahun 2007 bulan November tanggal 30 terbukti Honda mampu berproduksi yang ke 20 juta.
Selain naik gunung dan turun gunung, jalanan yang dilalui untuk berdagang juga tak mulus. Penuh bebatuan dan kerikil serta kadang-kadang berlumpur seperti arena off-road. Tak cukup jalanan jelek dan pegunungan yang menjadi ujian bagi sepeda motor berbahan bakar bensin itu saja, bahkan beban dagangan Qorob setiap hari seberat 80 kg pun menjadi makanan ujian ketahanan frame Supra X berstripping kuning itu. Andaikan frame motor tersebut tak cukup kuat pastilah motor tersebut tak akan bertahan hingga sekarang. Seperti motornya yang dulu ia pakai. Tadinya ia memang cukup puas dengan motor yang sama-sama pabrikan Jepang tersebut. Kepuasan tersebut ia dapatkan karena kecepatannya dan framenya juga cukup kuat. Sehingga ia bisa cepat sampai ke pasar. Namun seiring bertambahnya barang dagangannya dan kurang bersahabatnya motor tesebut dengan kantong uang untuk membeli bahan bakar minyak premium bagi sepeda motor tersebut akhirnya ia memutuskan beralih ke motor yang lebih bersahabat dengan kantongnya dan motor yang lebih tinggi karena motornya yang dulu begitu imut yang terkesan lebih cocok untuk pacaran saja daripada untuk berdagang. Memang dulu ia berdagang dengan peti kayu untuk membawa tempe yang ia ikat di jok belakang. Tapi itu sewaktu dagangannya bisa dibawa dengan peti atau hanya 40 kg. Sekarang daganganya 80 kg.
Sesampainya di rumah Ainah langsung istirahat. Sebelumnya ia sholat dhuhur terlebih dulu. Tak lupa ia berdoa untuk kesehatan janinnya dan kelancaran dagang suaminya. Rasa pegal di sekujur badan karena duduk di atas Supra X sambil menahan perutnya yang makin membesar, ia coba hilangkan dengan berbaring di atas kasur pegas di kamarnya. Sedangkan Qorob belum bisa langsung istirahat karena harus membantu karyawannya membungkus kedelai yang akan dijual 2 hari berikutnya ke dalam kantong plastik dan daun pisang.
Waktu terus berjalan, derita dan manisnya mengandung bayi yang Ainah dapatkan di hadapinya dengan sabar dan tabah serta tidak banyak mengeluh. Sedangkan Qorob, selalu menghibur dan melayani sang istri yang bisa dikatakan pesakitan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Ia pun menghibur dirinya sendiri dengan bersilaturrahmi ke rumah kakaknya di Karanganyar 50 km dari Prembun. Tapi masih dalam lingkup kabupaten Kebumen. Kepada kakaknya ia mencurahkan segala kesedihan dan penderitaan serta pengalaman hidupnya. Kadang ia meminjam uang Rp 500.000,- untuk biaya pemeriksaan karena dagangannya yang tidak habis. Tentunya setelah berembug dan meminta izin kepada istrinya yang begitu pengertian dan tidak cerewet. Itu dilakukan untuk menjaga rasa saling percaya diantara pasangan muda itu.

(Maaf sobat)Aku belum ingin cerita ini selesai jadi mohon besok ke sini lagi, tenang gratis kok, paling bayar buat ngenetnya doank hehehehe....salam sayang, hangat, cinta damai, senyum.....

Wednesday, July 29, 2009

Mutiara di Ujung Pelupuk Mata

Ini adalah sambungan kisah kemarin........
Pukul 09.30 dagangannya telah habis terjual, ia langsung meluncur ke rumah untuk melihat keadaan istrinya. Sesampai di rumah istrinya sedang menyantap sepiring nasi yang diambilkan karyawannya, melihat istrinya sudah bisa tertawa ia langsung ke belakang untuk memecah kedelai yang telah direbus hingga matang dan telah direndam sehari semalam dengan mesin pemecah kedelai. Pukul 12.00 kedelai siap di bungkus. Ia dan karyawannya makan siang dulu sambil istirahat. Sholat dhuhur dikerjakannya terlebih dahulu.

Pada pukul 13.00 wib mulailah kedelai yang telah ditaburi ragi tempe sebelumnya melompat-lompat ke kantong plastik melalui jembatan tangan karyawannya yang bernama Mustofa. Ukuran kantong palstik itu adalah ¼ kg. Di samping tempe plastik juga ada tempe bungkus daun pisang. Sedang Qorob pergi ke pasar membawa Supra X-nya untuk meminta hasil penjualan Simbok. Tak kurang dari 1 jam hingga ashar menjelang ia baru sampai di rumah dengan membawa keuntungan hasil jualan hari ini. Alhamdulillah dagangannya hari ini laku berat. Air wudlu diambilnya sebelum melaksanakan shalat ashar. Ia sholat dengan khusu’. Dalam doa setelah sholat fardlu ia memohon kepada Allah supaya diberikan kesembuhan untuk istrinya kesembuhan yang tak berbekas, ia juga tak lupa berdoa supaya diberikan kesabaran dalam menghadapi ujian hidup yang berat ini. Selain itu ia juga memohon agar dagangannya laris dan berkah sehingga bisa membiayai pengobatan istrinya untuk menjaga kesehatan sang kecil sampai kelahirannya. Selain itu fisik Ainah belum bisa digerak-gerakan dengan leluasa dalam waktu ½ bulan ini akibat ia terjatuh di toilet.
Disapanya istrinya yang tiduran di tempat tidur, ia mencoba menghibur dengan guyonan yang tak lucu. Alhamdulillah terjadi kemajuan dalam 10 hari ini, ia sudah bisa jalan walaupun hanya untuk ke toilet. Tapi untuk yang lebih berat seperti mencuci ia belum bisa. Dan lebih alhamdulillah lagi si janin tak merepotkan ibu dan ayahnya. Buktinya, Ainah tak mengidam macam-macam. Tak rewel dan mudah makannya walaupun yang diberikan hanya sayur asem dan tempe goreng dengan nasi liwet yang dimasak Mustofa. Meskipun biasanya wanita jika usia kandungannya berkisar antara 0-2 bulan sering mengidam. Seolah si janin tahu kesibukan ayahnya dan derita sakit yang menimpa ibunya.
Senin ini ia harus memeriksakan kandungan istrinya yang ke-12 kalinya. Pagi-pagi jam 5 ia mulai merapikan si persegi panjang yang dibungkus plastik dan daun pisang berisi kedelai matang bercampur ragi yang diselimuti jamur putih merata alias tempe ke dalam karung. Ia dibantu Mustofa. Buru-buru ia membawa tempe ke Pasar Kutowinangun dengan sepeda motor Supra X. Seperti biasa dagangan itu akan diserahkan kepada Simbok, sampai di sana ia langsung pamit pada Simbok karena harus segera mengedarkan dagangannya yang di rumah. Dan setelah itu ia harus mengantarkan Ainah periksa pukul 9 ke poliklinik. Pukul 6 Qorob telah sampai di rumah, dagangannya sudah siap untuk diedarkan karena sudah ditata Mustofa. Di jalan raya yang tak macet dalam mengedarkan tempe ia melihat seorang bapak-bapak bergaya flamboyan mengen-darai sepeda dengan santainya di sebelah kiri jalan raya. Entah kenapa di Indonesia yang katanya mayoritas masyarakatnya adalah muslim tapi jalannya di sebelah kiri, sedangkan di Inggris penduduknya yang sebagian besar beragama Kristen malah jalannya di sebelah kanan. Padahal Rasulullah Muhammad SAW lebih menekankan kepada kita dalam melakukan sesuatu khususnya yang baik-baik dengan yang kanan atau mendahulukan sebelah kanan daripada sebelah kiri. Contohnya wudlu dimulai dari tangan kanan kemudian baru tangan kiri. Atau perintah makan menggunakan tangan kanan. Contoh lainnya adalah tangan kanan digunakan untuk memberikan sesuatu atau hadiah kepada teman atau orang lain, sedangkan untuk yang kurang baik dengan tangan kiri. Contohnya ketika buang air besar ataupun kecil digunakan tangan kiri untuk membersihkannya. Sejarah mencatat pada masa penjajahan Inggris di Indonesia seorang Jenderal bernama Jenderal Raflesia Arnoldi memberlakukan peraturan tersebut. Begitu yang tercatat dalam buku sejarah bangsa.
Ia bertanya dalam benaknya, “ Bapak-bapak itu kok bisa nyantai seperti itu, sedang aku begitu ke-repotan, untuk calon anak pertamaku saja aku sudah dibikin repot seperti ini, bagaimana jika 2, 3 atau 11. Wah tak terbayangkan beratnya.” Tiba-tiba. “Glubraakkk...!!”
“Maaf pak, saya tidak sengaja. Saya tadi melamun, Bapak tidak apa-apa kan?” tanyanya. Bapak-bapak tadi yang sedang dipikirkannya sekarang ada di depannya dalam keadaam tersungkur. Karena keseng-gol keranjang tempenya sebelah kiri.
“Ah saya tidak apa-apa mas, hanya lecet-lecet sedikit.”
“Maaf ya pak, ini sekedar buat beli perban dan berobat (uang Rp. 30.000 disodorkan). Lagi pula saya buru-buru. Karena harus mengantarkan istri saya berobat jam 08.30, sedangkan sudah jam 8 begini dagangan saya belum laku semua.”
“Terima kasih mas, semoga istri mas lekas sembuh.”
“Sama-sama Pak. Saya juga mohon maaf atas kejadian ini. Assalamu’alaikum....!“
ï­¿
“Awasssss pak!! Keyok..keyok...keyokkk!!”
Belum sempet ia menenangkan diri dari suasana tabrakan dengan bapak-bapak. Seekor ayam menjerit karena kelindas ban depab motor Qorob.
“Pak, maaf pak!” mohon Qorob pada Bapak pemilik ayam yang berteriak tadi.
“Pokoknya ganti kalau ingin aku maafkan!!”
“Iya aku ganti, ini ayam tadi habis beli di pasar tapi betina, bagaimana pak?”
“Aku terima, tapi maafku tak akan pernah kau dapatkan!” jawabnya ketus sambil menyambar seekor ayam betina yang disodorkan Qorob.
“Permisi Pak! Assalamu ‘alaikum!”
“Wa’alaikum salam!!!” jawabnya dengan nada keras.
Dan sampai sekarang Bapak itu tak pernah memaafkan kami meskipun sewaktu mereka mengadakan hajatan kami datang. Wajahnya tetap ketus.
Bersambung Esok hari
masih di blognya moeddasier tentunya.................

Tuesday, July 28, 2009

Mutiara di Ujung Pelupuk Mata

Sesampainya di rumah mulailah ia berpikir dengan lebih matang. Dihitung-hitungnya mulai dari pos modal pembelian kedelai, tabungan di bank, pengeluaran makan sehari-hari, biaya operasional pembuatan tempe seperti plastik, minyak tanah untuk merebus, ragi, transportasi atau uang bensin, uang untuk orang tua, biaya pengobatan selama sebulan, upah karyawan, kontrak rumah, mudik setiap bulan ke Pemalang, dan biaya-biaya yang lain. Setelah dihitung masak-masak akhirnya ia mulai memutuskan untuk mengurangi pos-pos yang kurang penting seperti mudik ke Pemalang setiap bulan ia rubah ke Iedul Fithri saja. Ia juga meminta maaf pada orang tuanya karena

tak bisa mengirimkan uang setiap bulan lagi dengan kondisi seperti itu dan memohon doanya supaya kandungan istrinya sehat dan tidak terjadi apa-apa hingga melahirkan dengan selamat serta mohon doanya agar diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan dan ujian ini dan juga dagangannya laris manis tanjung kimpul (dagangan habis duit kumpul). Ayahnya di Pemalang pun mengerti keadaan anaknya itu. Ia berjanji akan mendoakan Qorob dan istrinya, Ainah. Senin dan kamis ia rencanakan untuk puasa meskipun harus bercapek ria. Yang jadi masalah adalah saat pemeriksaan karena pada jam 9 pagi dagangannya belum habis. Untuk itu ia pasrahkan dagangannya pada Simbok di Pasar meskipun dengan perjanjian ada upah bagi Simbok jika dagangannya laris. Semua dilakukan dengan harapan Si jabang bayi selalu dalam keadaan sehat begitu juga ibunya yang sering sakit-sakitan.
“Maaasss, tolooooonnnng.....tolong akuuuu.....!!!!!”
Jam 10 malam hari rabu Ainah berteriak. Ia terjatuh di lantai toilet ketika hendak buang air kecil.
“Ya Allah.. Ya Rabbi.. cobaan apalagi ini Ya Allah?” teriak Qorob kaget ketika melihat istrinya Ainah terduduk di lantai WC.
“Ayo Dik bangun pelan-pelan!” pinta Qorob.
“Sakit Mas, pinggangku sakit.....aku tak bisa berdiri...!” jawab Ainah.
“Allahu Akbar....!” teriak Qorob sambil menahan air matanya yang mau jatuh dari sudut matanya.
Dibopongnya Ainah ke tempat tidur untuk direbahkan setelah sebelumnya dibasuh dengan air bersih. Dipanggilnya dokter terdekat untuk memeriksa Ainah. Begitu dokter datang ia diminta langsung ke kamar oleh Qorob untuk memeriksa Ainah beserta kandungannya. Selang 10 menit dokter keluar dari kamar.
“Pak, istri bapak tidak apa-apa hanya pinggangnya keseleo.”
“Kandungan istri saya bagaimana Dok?” tanya Qorob.
“Kandungan Bu Ainah alhamdulillah tidak apa-apa, syukur tidak terjadi keguguran. Mungkin waktu terjatuh benturannya tidak keras. Dan kelihatannya kandungan Bu Ainah lemah ya Pak, sebenar-nya usia kehamilannya sudah berapa bulan Pak?” tanya dokter wanita yang bernama Az Zahra. “Tiga bulan, Dok! Kandungannya memang lemah kata Dokter Pandopotan Batubara. Bahkan kami harus memeriksakannya setiap minggu 2 kali yaitu setiap hari senin dan hari rabu.” jawab Qorob
“Berarti tadi siang baru periksa dong?”
“Betul dok, dan obatnya juga baru tadi sebelum istirahat diminum istri saya.”
“Alhamdulillah mungkin obatnya telah bereaksi sehingga sewaktu terjatuh kandungan Bu Ainah bi-sa dikatakan dalam keadaan kuat, sehingga terselamatkan dari keguguran.”
“Mungkin, Dok. Oh ya berapa dok biayanya?”
“Rp 50.000,- Pak!”
“Ini Dok! Terima kasih dok, maaf telah mengganggu istirahat Dokter!”
“Terima kasih juga, ah tidak apa-apa. Sudah menjadi kewajiban saya untuk melaksanakan tugas melayani pasien dan sebagai hamba Allah untuk saling tolong-menolong, bukan begitu Pak?”
“Betul dok!”
“Ya sudah Pak Qorob saya pamit dulu karena hari telah larut, nanti kalau mau diurut omongin tukang urutnya supaya hati-hati. Sabar ya Pak, aku doakan semoga Bu Ainah lekas sembuh dan diberikan kesehatan hingga melahirkan. Amin.”
“Mari Pak.....! Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.....”
“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh....”
“Ya Allah berikan kekuatan dan kesabaran pada hati hambamu ini dalam menghadapi segala ujian yang Engkau datangkan pada kami. Sesungguhnya Engkau telah berjanji bahwa Engkau hanya akan menguji hamba sesuai dengan kemampuan hamba,” lirihnya dalam hati Qorob. Istrinya telah tertidur pulas. Ia sendiri coba merebahkan badannya di samping istrinya, ia ingin istirahat dulu sebelum nanti jam 2 pagi bangun untuk menusuk-nusuk tempe yang hampir jadi dan hampir penuh oleh jamur agar tak berkeringat. Jam 2 ia bangun setelah mendengar alarm berdering. Sambil mengucek-ngucek mata ia menusuk tempe satu per satu hingga kelar pukul 3 pagi. Ia kembali ke tempat tidur untuk istirahat. Begitu jam 5 ia bangun, setelah sholat subuh ia dibantu seorang karyawannya menata tempe ke dalam keranjang yang akan diantar ke pasar. Sekarang kesibukannya bertambah dari biasanya. Ia kembali ke masa bujangan, di mana ia harus mencuci baju sendiri karena Ainah belum bisa banyak bergerak. Sebelum berangkat berdagang ia menanak nasi terlebih dahulu sedang lauknya ia beli di warung sebelah. Pukul 05.30 wib ia berangkat ke pasar mengantarkan tempe pesanan yang tadi ditata kepada Simbok. Setelah itu ia langsung balik, kurang lebih jam 06.30 ia sampai di rumah. Tempe yang lain telah ditata ke dalam karung untuk diedarkan sendiri oleh Qorob ke perkampungan dan warung-warung di Prembun dan Kuto-winangun.

Monday, July 27, 2009

Mutiara di Ujung Pelupuk Mata

Wajahnya tampak murung dan sendu begitu keluar dari poliklinik Spesialis Kandungan dr.Pandopotan Batubara di Prembun, Kebumen, Jawa Tengah. Tepatnya ± 10 km dari terminal Kebumen yang baru untuk arah timur dan 5 km dari Pantai selatan Jawa. Ia divonis ‘Lemah Kandungan’. Padahal usia kehamilannya baru jalan 2 bulan.
“Suamiku Qorob..., kandungan istrimu ‘Ainah’ ini lemah, aku takut jika nanti terjadi sesuatu.”
“Iya istriku.., tenangkan dirimu, Istriku! Semua sudah diatur sama Allah, jika terjadi sesuatu itu adalah takdir yang Allah tentukan bagi kita.” kata Qorob suaminya menenangkan dan menabahkan istrinya yang gundah. Padahal dalam hatinya ia juga khawatir. Bagaimana tidak khawatir?

Setiap 2 minggu sekali istrinya harus memeriksakan kandungannya. Yaitu setiap hari Senin pukul 9 pagi dan setiap Rabu pukul 12.30 tepat tidak boleh lebih. Kalau kurang tidak apa-apa. Kata dokter biaya pemeriksaan yang harus dikeluarkan setiap kali periksa adalah kurang lebih Rp 250.000,-. Dan pemeriksaan terhadap kandungan akan dihentikan jika si janin sudah kuat untuk tidak mendapatkan vitamin dan antibiotik dari dokter. Dan jangka waktu itu berkisar antara usia 5 hingga 7 bulan.
Sedangkan Qorob sendiri hanyalah seorang pedagang tempe yang hari senin dan hari rabu adalah hari pasarannya artinya saat itu dagangannya sedang laku-lakunya. Ia harus memilih, apa-kah untuk memeriksakan kandungan istrinya atau tetap berdagang? Bagaimanapun untuk meme-riksakan kandungan istrinya paling tidak ia harus menyediakan uang sebesar Rp 250.000,- dan uang itu akan ada jika dia berdagang. Dengan perhitungan setiap hari keuntungan yang ia peroleh dari penjualan tempenya sebesar Rp 40.000,- sekali dagang. Berarti selama seminggu ia hanya bisa mengumpulkan uang sebanyak Rp 280.000,- itu artinya hanya bisa digunakan untuk sekali periksa. Itupun dengan asumsi dagangannya habis terjual, kalau tidak laku dari mana ia bisa mengumpulkan uang. Dan uang yang buat periksa bagian keduanya dari mana? Dan kekurangan itu berarti akan mengurangi pos belanja seminggu. Dalam perjalanan pulang di atas sepeda motor Supra X-nya ia berpikir dari mana ia bisa mendapatkan uang itu. “Ah semua kuserahkan pada Allah saja,” gumamnya dalam hati.
BERSAMBUNG

Wednesday, July 22, 2009

JUAL SEPATU KING DAN CHEETAH MURAH HARGA PABRIK

Tak usah curiga atau berprasangka dulu sobat. Meskipun tadinya aku berniat seperti itu. Cerita berawal dari berselancar didunia maya. Awalnya aku hanya ingin tahu berapa harga sepatu merek King dan Cheetah. Aku masukan di mesin pencari google dengan keyword 'Harga Sepatu Cheetah'. Aku ingin tahu harganya karena setiap tahun aku mendapatkan sepasang sepatu safety King atau Cheetah. Dan sisa sepatu 2 tahun belakang belum aku gunakan, karena memang sepatuku yang kedua belum rusak betul.

Ternyata pas klik hasil pencarian google aku dibawanya masuk di web sebar iklan gratis. Aku penasaran apakah benar iklan yang kita pasang akan cepat menyebar. Karena diweb ini iklan kita dijanjikan dilink ke lebih dari 20 web iklan yang lain. Akupun iseng memasang iklan sepatu kingku dengan tulisan seperti judul di atas.
Hari telah terang. Tapi mataku masih berat untuk dibuka. Akupun kembali ke alam mimpi.
Beberapa menit kemudian telepon berdering. Telepon!
Hape kali. Terdengar suara bapak2 diseberang sana.
'Halo!'bapak.
'ya hallo!'jawabku.
'Apa ini dengan Pak Muddasir?'
'Ya, ada apa pak? Maaf ini dengan siapa?'sahutku.
'Dengan Pak Agus, begini pak..bla..bla..'
Ia mengaku bernama pak Agus, berasal dari Kebayoran. Ia telah membaca iklan isengku di internet. Dan bermaksud membeli sepatu safety merek King untuk satpam dikantornya. Ia langsung memesan 500 pasang.
Aku kaget. Apa yang harus kulakukan..
'Oh ya pak, sebentar aku tanya dulu ke bagian marketing. Nanti aku kasih kabar 1 jam lagi.'kilahku.
Aku telah berbohong kepada pak Agus dengan mengaku sebagai bagian office dari perusahaan sepatu. Selama satu jam aku browsing di Internet mencari toko sepatu yang bisa membantuku. Karena aku hanya punya 2 pasang dan itupun bukan tipe yang dicari pak Agus. Dua toko aku hubungi dengan pulsa mepet aku memburu-buru Pak Herman toko yang aku harapkan bisa membantuku menyediakan sepatu untuk Pak Agus. Sambil menego supaya tentu aku juga ambil untung sebagai makelar *huuuu..*
Ternyata pak herman tak bisa memberikan harga yang sesuai dengan permintaan pak agus.
'Huh capek!'keluhku.
'Apa kita jujur aja ya By pada pak Agus kalau kita bukan pengusaha sepatu king?'tanyaku pada teman sekosan.
'Kita tunggu kabar dari Pak Herman apa dia bisa kasih harga yang lebih rendah?'pinta temenku.
Adzan dhuhur berkumandang. Aku dan temanku masih bingung. Kami berteriak bersama,'MARKETING T@1 KEBO!!' sambil menirukan gaya Pak Tung, Sang Marketing Revolutioner.
Sambil menuju masjid untuk kami terus membahas kejadian ini bersama temanku yang lain.
Akhirnya sore pukul 17.00 setelah pak herman memberikan penawaran terakhir dan Pak Agus tidak mau akupun berkata jujur dan meminta maaf kepada pak Agus. Dan diapun telah memaafkanku.
'Sekali maafkan saya ya pak agus'
Bagaimana kisah kalian berhubungan dengan kejadian-kejadian seperti diatas?
Ku tunggu ya..

Sunday, July 19, 2009

MU di ASIA

Pertandingan antar Manchester United dan Malaysia Eleven berakhir dengan skor 3-2 untuk MU. Gol Michel Owen menyelamatkan MU dari hasil imbang. Sayang MU tidak jadi ke Indonesia andaikan mereka jadi main mungkin Boas dkk akan mampu memberikan perlawanan.
Hidup Indonesia..
Garuda di Dadaku..
Garuda kebanggaanku..
Kuyakin Indonesia pasti menang..

Thursday, July 16, 2009

Mau jadi apa..?

Kenapa ya nulis diblog kadang males..? Apa hanya aku atau juga yang lain. Dan hari ini aku terkena sindrome 'males' itu. Aku,,, maaf tidak biasa nulis 'aku' dengan 'gue'. Apa sebab? Nanya lagi? Jawab aja ndiri. Sebabnya aku ini orang jawa walaupun sekarang hidup di Jakarta. Kembali ke males.

Aku males posting karena aku bingung, blog baru yang tadinya cuman pingin tahu bagaimana caranya bikin blog sekarang sudah tercipta. Masalahnya aku malu pada blog-blog kawan yang lain yang keren-keren. Blog mereka begitu spesifik, sedangkan punyaku ancur dan amburadul. Setiap hari mereka pada rajin posting, sedang aku weaah..jauh dari kata rajin. Aku berpikir blogku mau kurawat jd blognya orang muslim..tapi ilmu aku rendah banget dalam bidang agama Islam. Mau jadi blog tentang komputer aku gaptek..blog diare,,kegiatanku sehari-hari sepertinya tak ada yang berkesan dan terlalu memalukan untuk dibaca orang. Aku ada ide, bagaimana kalau jadi blog yang amburadul atau gado-gado? Jadi campuran antara kangkung, timun, kubis, kacang, tauge diaduk campur sambel dan nasi. Kasih telor dan tempenya juga ya pak! Lho kok malah pesen gado-gado Sir. Setuju tidak kawan-kawan?
'Kok nanya ke saya' jawab muda.
'Terus apa dunk?' tanya dasir.
'Ya elah, itu kan blog kamu sendiri ngapain bingung. Isi aja roti tawar, air tawar, es tawar, teh tawar dan tawar-tawar yang lain dijamin pada nawar. Paling ditawar murah.!'
Gundulmu kuwi mud!
Aku kan juga pingin punya blog yang keren, banyak dikunjungi saudara-saudariku. Mereka pada senang dan tertawa kayak kuda. Huss..emank yang ngunjungin kuda.
Kalau kuda itu bukan ketawa tapi nyengir.
Betul juga kamu mud! Kadang otakmu lumayan..
'Lumayan pinter ya?'
Lumayan bloon, ya luwayan pinter lah.
Kalau kuda nyengir lalu yang teriak siapa?
Apa hubungannya teriak dan blogmu itu?
Entahlah..lalu gimana nih masalah blogku itu? Mau jadi blog apa?
'Gimana kalau kamu pura-pura sinting, kaya si itu lho si Zul?'
'Ah nggak ah nanti nyaingin beliau atau bahkan aku nanti sinting beneran!'
'Atau kaya mas darmawan, dia pintar tentang komputer?'
'Ah, aku g bisa.!'
'Coba aja dulu nanti kamu tinggal link ke sana..' 'Atau meniru kang cepot, yang pingin mengingat dan menghargai masa lalu.?'
'Tidak mau, nanti aku dikira primitif.'
Eit jangan salah, mengingat dan menghargai sejarah itu termasuk ciri bangsa yang besar terutama jasa pahlawannya.
'Seperti ucapan siapa itu?'
'Pak harto..'
'Bukan!'
'Pak karno..!!'
'Bukan!!'
'Terus siapa?'
'Aku sendiri lupa, mungkin nanti ada yang komen sambil kasih tau. Hahahahaha... pokoknya ucapannya begini,'bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya'.
Hahaha dasar kamu, Ya udah usulmu dan aspirasimu ku tampung dulu nanti kupertimbangkan. Aku juga nunggu usul dan saran serta nasihat dari kawan-kawan yang lebih ahli dan kompeten..
Terima kasih

Friday, July 03, 2009

Utak Atik Otak

5+5=...
2+2=...
5+2=...
5x2=...
2x2=...
5x5=...
15-7=...
7-2=...
15-2=...
5-2=...
7-5=...
15-5=...
7x5=...
15x2=...
7x2=...
15x5=...
15/5=...
3x2=...
7x3=...
3x5=...
15/3=...
15x3=...

Related Post

Related Posts with Thumbnails