Monday, August 24, 2009

Kembali ke Jakarta 4

Tiga hari setelah resepsi..*Ngapain?* Ehhhmmmmm....Ya balik Kloso...

Balik Kloso adalah kunjungan balik dari pihak mempelai wanita ke rumahnya mempelai pria. *Jadi kalau ada blogger yang mampir ke blogmu, nanti kamu juga ngadain acara balik kloso ya,,?* Ya gitu deh. *terus bawaanya apa saja?* Sabar wong tunjung.

Kalau dalam lamaran itu yang di bawa adalah bahan mentah macam kambing hidup, kelapa belum di parut, ayam mau bertelor, duit, kayu, bumbu-bumbu, nangka mentah, buah-buahan dan lain-lain. Pokoknya yang mentah-mentah deh. Eh tapi parsel juga ada. Isinya buah pir, baju (luaran dalaman), sandal, mukena dan ada yang lupa. Lha itu di lamaran nikah beda ama lamaran pekerjaan kan.

Sedangkan kalau dalam balik kloso yang di bawa adalah yang mateng-mateng. Contohnya adalah nangka mateng yang sudah dibumbuin atau di tempat kami disebut “MEGONO”. Lalu buah jeruk dan pisang, telur asin mateng, sayur lodeh mateng, nasi mateng *yang namanya nasi itu sudah mateng mas, kalo mentah namanya beras.* Betul wong tunjung, wah tadi belum disebutkan tuh di lamaran ya. Ya sudah lanjutkan, ada lagi ikan panggang goreng, ayam goring, tempe goreng, *asal jangan ama penggorengannya aja ya..hihihi* terus bihun tumis, jenang ketan, bongko, poci, gereh, agar-agar, dan beberapa yang lainnya lagi yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu tapi tidak mengurangi rasa hormat saya.*seperti di sambutan saja…sambutan lagi-sambutan lagi…*

Balik Kloso di laksanakan 3 hari setelah resepsi. Kamiberangkat ke Waru Lor, Wiradesa, Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia pada pukul 9 pagi tet. Lebih sih lima menit..hehehe. Lima mobil sewaan, satu dapsun atawa mobil bak terbuka, satu mobil saudara sepupuku dan satu motor. Yang naik motor Pak Lurah Lho. Ga tahu kenapa beliau tidak bareng rombongan naik mobil. Biar semilir angin kali. Atau takut mabok. Ah ga mungkin. Tak usah di bahas. Kita lanjutkan, lebih cepat lebih baik. Lima mobil membawa rombongan pengirng pengantin. Satu mobil pribadi membawa pengantin dan orang tuaku. Serta mobil dapsun membawa bekal..

Nah kalau acara balik kloso di sana dasir ga tahu. Karena dasir dan wong tunjung jaga rumah takut di gotong semut. Heehehee..Tapi keinginan jaga rumah urung di laksanakan. Aku nyusul juga ke sana, tapi telat sampai sana. Pas dasir sampai eh rombongan mau pada pulang. Takut kali sama dasir. Nanti diceramahin ini itu kali ya. *Padahal yang bener memang acaranya sudah kelar. Loe nya aja yang telat..* Aku telat karena ambil uang dulu di ATM di kota. Lumayan jauh dan sebelumnya BAB dulu. Mencret makan sambal. *Hiiii…ddasir jorok ah..!* Bukannya di doain malah diejek..Huuuh.

Terus ngapain lagi…apa ya..wong tunjung ingat nggak lanjutanya?*eeeehhhh….HHAa! kamu diskusi dulu ama mertuanya kak Ida.* Beetul..betul..betul…Waktu itu aku tak langsung pulang, aku ngobrol ini itu dengan Pak Anwar mertua kakakku. Macam menginterogasi aku bertanya usahanya apa?, kerjanya di mana?, berapa saudara mas hasim?, berapa cucunya?, tapi aku ndak nanya ada gadis cantik yang bisa di kenali tidak..hehehehe. Lain lah dirimu tidak sama dengan yang sinting-sinting..Huzzzz jangan menyindir orang..Maaf ya sobat yang merasa tersindir. Bukan maksudnya diriku melukaimu tapi hanya sekedar bercanda..Alhamdulillah kalau ndak marah. Terima kasih.


“Teteteng…teteteng…teteteng…..teteteng…!!!!!!!”
Hape K530i-ku bergetar dan berbunyi. *Jieeh udah ganti ya?* Udah lama kali, *kan dulu J200.* Iya memang, alhamdulilah ada rejeki beli yang lumayan bagus biar bisa ngenet..heheehe.

Ternyata panggilan dari kak Fani. Trereeng…”Oh My good, astaghfirullah kuncinya…” sebutku dalam hati. Langsung kuangkat, “Eh iyo, mbak kuncinee…aku lali ra tak nehke mau..maaf…Sek..sek…sek..aku langsung mulih.”

Obrolanku dengan Pak Anwar dan keluarga baru kak Ida langsung ku putuskan dan kuberhetikan tanpa pandang buku tamu dan buku rapat.*Gak nyambung cing!*

“Pak, kulo pamit riyen gih, nuwun sewu, kulo mbeto kunci griyo dados menawi kulo mboten wangsul tiyang ten mriko mboten saged mlebet,,,” pamitku.
“Gih..gih..mboten nopo-nopo..matur nuwun!” jawabnya keheranan.
“Matur nuwun pak, sepindah malih ngapuntene gih pak.”
“Giiiiiih mboten nopo-nopo…”
“Monggo Pak..Assalamu’alaikum…”
“Giih..gih..Wa’alaikum salam…”

Kugeber Revo merah itu melalui jalanan Wiradesa menuju ke rumah. Aku tek lewat jalur biasanya. Aku lewat jalan beraspal di tengah sawah Bondan sari. Greeng..greeng…greeeeeeeeeeeeeeeeeeeng…..
Yah, aku rada lupa lagi gangnya, belok kanan apa kiri. Sudah ah kiri saja. Lho kok tembusnya rel kereta api yang tanpa terowongan. Mana kerikilnya pada habis lagi. Karena kalau balik lagi ke pertigaan agak jauh maka ku lewati saja rel itu. Rel kereta yang lebih tinggi dari jalanan membuat motorku berhenti ditengah antara rel satu dan rel yang satunya lagi. Ku coba gas..greeng..greeeeeeeeeeeeeeeeeng. Motorku tak mau naik. Aku heran. Mungkin karena belum sarapan jadi ga kuat diriku. Bismillahirrahmanirrahiim. Greeeeng..berat. Masya Alloh..
Busyyet dah. Ini kalau ada kereta lewat bisa koid dasir dan wong tunjung. Mana belum nikah lagi. Sebulan lagi lebaran. Tak ada orang lewat juga.

“Ya Alloh tolonglah hambamu yang lemah ini dan banyak bergelimang dosa serta terlalu senang dengan urusan dunia dan hal-hal mubah. Ya Alloh aku pernah beramal untuk tetanggaku Rp 25.000. seandainya itu ikhlas maka jadikanlah sebagai washilahku memohon kepadamu pertolongan. Aku belum nikah ya Alloh..Orang tuaku belum naik haji ya Alloh…kabulkanlah ya Alloh..Amiin.”

Bismillahirrahmanirrahiim..gigi motor yang masih dua kuturunkan satu. Setelah mengambil ancang-ancang dengan kuat kutarik gas motor. Greeeeeeeeeeeng…greeeeng…motorku loncat mau masuk sawah…ciiiiiiiiiittt. Reflek aku memegang rem kuat-kuat.
“Alhamdulillaaaaah….” syukurku sambil berteriak.

Sampailah dasir dan wog tunjung digubuk reot. *Ah kok ga balik-balik ke Jakarta sih!* Sabar wong tunjung, kan seminggu, baru hari kelimaxxx. Sambung Makenjang giih.. Soalnya kalau dasir lanjutkan masih terlalu panjang. Salam hangat tuk semua..met menjalankan ibadah puasa bagi yang menunaikan…



Kembali ke Jakarta 3

Bismillahirrahmanirrahim kita lanjutkan cerita Kembali ke Jakartanya..

Anggun dan cantik. Kesan itulah yang kutangkap dari perubahan pada kakakku Ida yang telah dirias oleh bu Lurah *bulu apa yang bias merias pengantin?.....ehm..Ya Bulurah…hihihihi* Kawan-kawan, cantik tak kakakku? Nah Ini gambarnya..



Kedip mas!
Rombongan pengantin datang diiringi gending, tapi hanya suaranya saja. Lewat kaset gitu. Eh CD player.

“Ning nong ning gung…ning nong ning gung….ning nong ning gung…ning ning gung…”

Tokoh masyarakat yang tadi membawakan acara walimahan kini hadir kembali tetap dengan tidak mau disebutkan jati dirinya. *Tiyang kampung niku malu-malu, tapi mudah-mudahan maluin*

“Sugeng wilujeng dumateng rombongan penganten jaler saking Warulor…sumonggo lenggahan wonten kursi ingkang sampun dipun siapaken..” tokoh itu mempersilakan dengan ramah.

Rombongan yang datang langsung dibekali bekal nasi box sterofom denga lauk yang lengkap dan minuman serta buah sebagai pencuci mulut.*kalau aku lebih setuju boxnya jangan pake sterofom karena tidak ramah lingkungan*
pake apa dunk wong tunjung?*pake daon pisang..hehehehe* bener juga biar ga diomelin kang alamendah….

Seperti halnya walimahan, disini acaranya sambutan-sambutan dari pihak pria dan pengantin wanita serta tausiyah dari Pak Kyai yang di undang khusus berbicara masalah nikah. *kayaknya yang namanya sambutan kok ga pernah lepas ya dari cerita ini*.



Selain itu ada acara adat jawa yang seru dalam resepsi ini. Ialah “Tumplek Punjen”. Ritual ini bermaksud mengundang kepada seluruh manusia yang hadir pada acara resepsi meniko untuk menyisihkan dan memberikan bekal kepada kedua mempelai dalam menjalani hidup yang baru. Bekal itu berupa sejumlah uang yang di masukkan ke dalam kantong kain *bukan kantong doraemon..*.
Lha kantong itu sendiri dipegangi sama kak Ida dan Mas Hasim beserta Ibunya mas Hasim dan ibunya kak Ida.*bilang saja Ibumu..* Setelah semuanya memberikan bekal maka kantong tersebut di tumpahkan ke tampah.
Dan kruyuuuuukkk….crik..crik….criiik…Recehan logam, uang kertas ribuan gocengan sepuluh ribu duapuluh ribu lima puluh ribu tumpah ke tampah..*Yeyeyeyeeye dapat duit banyak,,sayang tak ada cepekan ribu. Kalo begini mau dong nikah berkali-kali…hehehehe*

Acara yang lainnya pastinya adalah makan-makan…*yeye makan,,,yeye makan!* Makan saja yang kau pikirkan , wong tunjung? Dan juga foto-foto. Pengantin sungkem kepada ibu dan bapak secara bergantian, lalu aku juga ikut foto bareng kakak-kakak kesayanganku. Sayang kakakku yang pernah kuceritakan di Sepeda Jengki sakit. Badannya panas, suaranya serak dan malah masuk kategori habis suaranya. *Nyaris tak terdengar.* Perutnya juga katanya mules dan perih.

Jam 17 teng. Tepat waktu kakakku yang dari kebumen pamitan pada ibuku serta dasir. Mereka akan balik bersama keponakanku sigading kecil. Kami berpelukkan dan saling meminta maaf serta saling mendoakan. Naik mobil sewaan mereka berangkat ke sana. Selamat jalan duhai kakakku, semoga selamt sampai tujuan dan sukses selalu menyertaimu..amiinn

Keramaian itu berubah menjadi sepi seiring kembalinya rombongan pengantin pria dan kepulangan kakakku. Tugasku kembali adlah merapikan lokasi dan mencuci peralatan makan seperti gelas dan piring kotor serta perlengkapan dapur macam wajan, baskom, panic dan tetekbengeknya. Sampai maghrib aku jongkok mencuci gelas ratusan dan piring juga ratusan. Hehe..kesemutan kakiku….*kenapa nyuci sendiri?* Ibu-ibu dan para rewang (yang Bantu) sudah pada pulang, mereka kecapekan. Terima kasihku untuk semua yang ikut rewang entah yang masak, mencuci piring, maupun yang lainnya. Jazakumullahu khairan katsiro *Wa Iyakum..*

Bersambung ke Balik Kloso….Esook hari..



Saturday, August 22, 2009

Kembali ke Jakarta 2

Kulangkahi pundak para ibu-ibu itu. Ke toilet lalu ke kamar, ganti baju lalu keluar lagi. Pagi ini acaranya adalah walimatul ursyi. Setahuku maksudnya adalah mengumumkan bahwa sepasang manusia telah menikah.

Biasanya walimatul ursyi dilaksanakan berbarengan dengan ijab qabul. Namun karena akad nikah telah dì langsungkan seminggu sebelumnya maka walimatul ursyi dilaksanakan hanya ucapan dari pihak lelaki lalu perempuan, mauidloh hasanah, doa dan yang terpenting adalah pembagian berkat. Ini penting. Sebab tanpa berkat acara bukan walimatul ursyi lagi tapi sekedar pengumuman dan foto-foto. Acara sebenarnya akan dikaksanakan pukul 6. Tapi ternyata pihak laki-laki belum datan hingga pukul 7 kurang seperempat. *jam berapa tuh?* tau.

Aku sebagai lelaki di rumah selain ayahku, *karena kakak lelaki pertama belum datang dari kebumen yang satunya masih ditugasi ke pasar membelì daging* diminta menghubungi penganten pria.
"Aduh, lha aku tak punya nomer hapenya pengantin pria!" keluhku.
"Njaluk mb Ida." kata bibiku.
Aku menuju kamar mb Ida yang sedang dirias oleh bu Lurah.*aku ndak ngerti, kok mau ya bu lurah ndandani mb ida?* ya karena memang dia tukang rias didesaku.

Aku keluar mencari kak Fani. Karena ia yang tahu nomer hape kakaknya calon kakak iparku. Lari ke sana, lari ke sini. Dia tak ada. Rupanya kak Fani sedang mengantarkan makanan ke rumah bibiku. Kulihat hape kak Fani tergeletak di lemari. Kuambil dan kubawa ke dapur. Kutanyakan pada suami kak Fani siapa nama kakaknya Mas Hasim(nama calon kakak iparku).

"Mbak Up" kata mas ozan.
Aku keluar dari dapur. Segera kucalling Mbak Up.
"Nomer yang anda tuju sedang tidak aktif!" bunyi dari seberang.
"Mas Ozan, sopo meneh sing iso dihubungi?" tanyaku dengan nada rada tinggi.
"Ar..arwani!" sahut ibuku.

Tulalit..tutulitot..
"Tuut..tuut..tuut..Hallo?"
"Niki mas Arwani gih?" tanyaku yang memang belum pernah bertemu dengannya.
"Gih, niki sinten?" jawabnya.
"Muddasir adiknya mbak Ida. Mas, mriku pun siap dereng?"
"Dereng.."
"Lha pripun? Wong mriki pun ngentosh wet mau jam 6. Kiro2 pirang menit malih gih?" cercaku.
"Yo piro yo? Limolas menit malih nembe mangkat."
"Yo mpun, matur nuwun mas. Kulo ntosi gih, wassalamu'alaikum." kututup telponnya.

Segera ku melapor pada ayahandaku yang sedang berunding dengan tokoh masyarakat yang mulai gerah menunggu.
Sesaat setelah laporan tadi, tokoh masyarakat tadi yang sengaja kusembunyikan namanya memulai acara walimatul ursyi kak Ida tanpa kehadiran pihak pria.

Ayahku berani memutuskan begitu dengan pertimbangan. Pertama, acara ini bukan akad nikah tapi cuma walimahan. Kedua, para hadirin walimahan akan bekerja jam 7 nya. Ketiga, nanti jika pengantin datang jelaskan sebagaimana keterangan pertama dan kedua. Tokoh masyarakat yang lain sekaligus ustadz di desaku diminta ayahku menyampaikan sedikit ceramah.
Ketika ceramah kelar, 'berkat' dibagikan kepada para walimatuler*maksudmu para hadirin,,gaya loe ditambahin 'er' dibelakangnya!*.

Berkat telah rata dibagikan, dan doapun dipanjatkan.
Walimatuler pulang dengan menenteng berkat yang berbentuk kotak terbuat dari anyaman bambu. Isinya nasi dengan lauk megönö, tempe goreng, sate kambing, telur ayam rebus berkulit dan kerupuk.

15 menit kemudian datang rombongan pengantin yang suka ama yang molor-molor. Merekapun tetap dijamu ayahku dengan ramah. Ehm, ayahku hebat. Dalam jamuan tuh, ada sambutan pihak laki-laki dan sambutan pihak perempuan. Intinya adalah makan-makan dan foto-foto. Sayang fotonya aku tidak punya, karena pas kembali ke Jakarta belum diafdruk.

Bersih-bersih aku lakukan bersama kakak-kakakku yang datang dari kebumen.
Istirahat bentar sampai pukul 9.30. Habis itu kami mempersiapkan area untuk resepsi. Rencananya jam 1 siang resepsi akan dilaksanakan. Tapi kami semua berpikir, paling ngaret lagi.

Pas lamaran katanya mau datang jam 3 sore nyatanya jam 5 baru datang.

Pas akad nikah janjinya akan hadir jam 8 pagi. Buktinya jam 9 baru muncul. Penghulu yang sudah tiba dari 8 kurang juga sempat pergi untuk menikahkan ditempat lain. Jadi pas dia datang sudah dinikahkan oleh Pak Kyai dan penghulu tinggal mencatatnya.

Sekali molor tetap molor. Kami yang sudah siap menanti dari jam 1 dibuat duduk manis sampai setengah tiga.

Kakakku yang telah cantik harus dibedakin ulang karena luntur. Apalagi si gading kecil, sudah mulai berantakan make-up nya. Aku harus mengendalikan keduanya yang meskipun telah cantik masih saja berlari-lari tak takut jatuh.

Sambung lain kali lagi ya..nuhun

Related Post

Related Posts with Thumbnails