Wednesday, September 30, 2009

International Bloggers Community Award

International Bloggers Community Award

Ini pertama kali dasir dapat award dan baru bisa masang PR dari kang anton. Bingung cara masangnya,,jadi mohon maklum ya..

Berkurang dan Bertambah

Suatu pagi kami bertamu ke rumah Omku. Ia seorang guru biologi di SMP Negeri di Kajen, Pekalongan. Selain guru ia juga pengusaha batik.
Sesaat setelah kami duduk, pembantunya memberi kami dua gelas teh.

Aku bersama temanku. Kami duduk bersebelahan di satu kursi. Sedang Omku duduk di kursi seberang.

Ia menanyai temanku, "Kira-kira, air teh di gelas ini, jika diminum akan berkurang apa malah bertambah?"
"Berkurang." jawab temanku tegas.
"Bertambah!" sanggah Omku.
"Kok bisa Om?" tanyaku.

"Ya bisa, contohnya begini. kamu dan temenmu sudah akrab. Lalu temenmu suatu saat main ke rumahmu bareng temennya. Karena sudah akrab, temenmu minum sampai habis tanpa malu-malu begitu disajikan teh oleh kakakmu.
Sedang temannya temanmu yang belum akrab, menunggu dipersilakan. Begitu kamu keluar melihat gelas temanmu sudah kosong, kamu berpikir temanmu kehausan, sehingga kamu isi lagi gelas temenmu hingga penuh. Sekarang, jika kau minum, berkurang apa bertambah?" jelas Omku.

"Ya Om, bertambah." jawab kami kompak.

Salam hangat tuk semuanya...

Monday, September 28, 2009

Menikmati Teh

Banyak cara digunakan oleh orang-orang dalam menikmati teh. Mulai dari Teh Hitam, Teh Hijau, Teh Rosella, Teh Poci, Teh Tubruk, Teh Cina dan teh-teh yang lain.

Kemarin malam, sewaktu kami mempersiapkan acara Khitan Masal buat esoknya tanggal 26 September, kami terlibat pembicaraan di luar Khitan Masal. Berawal sewaktu ketua panitia mengambil segelas teh hangat.
Ia masuk ke ruangan.

Sewaktu menikmati teh, ia berujar,"Mas Dasir, nek nginum teh kui, aku senenge sing manis koyo kiye."

"Nek aku senenge sing rodo sepet." ujar seorang panitia perempuan.

"Kalau aku juga begitu, kalau sepet itu tehnya terasa." sambung perempuan satunya lagi.

"Kalau terlalu manis tidak enak, enaknya yang sepet-sepet gitu." tambah panitia yang satunya lagi.

"Aku setuju, kalau minum teh yang sepet dan tidak terlalu manis. Gulanya dikit aja." panitia satunya ikut mengeroyok sang ketua.

Aku yang ditanya sang ketua dan dari tadi mendengarkan celotehan panitia-panitia yang tak sependapat dengan ketua ikut nambahin," Kalau aku malah kadang ga pake gula. Jadi tehnya terasa benar!"
Sorry mas ketua, aku tak mendukungmu.
Hehehe..

Waktu telah menunjukkan lewat dari jam 9 malam. Panitia perempuan yang tadi mengeroyok pulang, sedang kami berempat laki-laki tidur di Madrasah, tempat penyelenggaraan khitan masal esoknya.

Pagi pukul setengah enam, sang ketua dan aku pergi ke rumah sesepuh untuk laporan persiapan kegiatan hari ini. Di rumah sesepuh, pembantu memberikan kami teh hangat. Mungkin karena masih teringat kejadian semalam, Sang ketua langsung mengomentari teh buatan pembantu sesepuh tadi.
"Mas dasir, ini tehnya sepet. Yang seperti ini apa, yang kamu maksud?" tanyanya padaku.

Belum sempat aku menjawab, sang sesepuh menjawab duluan,"Ah, ini itu kurang sepet. Masih terlalu manis."

Kasihan benar kau ketua. Dari semalam tak ada yang mendukungmu.
Ckckckck...

Bagaimana dengan kalian Sahabat dalam menikmati teh..

Related Post

Related Posts with Thumbnails