Friday, July 31, 2009

DUNIA MATIK HONDA

Goresan tentang cerpen istirahat sik ah. Buat refreshing, aku tertarik pingin posting hal-hal yang terjadi disekitar dasir.

Dan hal yang akan dasir angkat dengan judul Dunia Matik Honda adalah berkenaan dengan hajatan sang pemegang ATPM HONDA di Indonesia. *dasir ATPM singkatan dari apa kok ndak diterangkan. Entahlah aku lupa, wong dasir ingat pernah baca ATPM itu di koran Kompas.

Wong Ntunjung: Kalo ga salah Asosiasi Tunggal Pemegang Merek..alah salah tuh. Taulah!!* Hajatan itu memang berjudul Dunia Matik Honda. Karena memang ajang pesta mewah itu diselenggarakan untuk meluncurkan motor skuter matik (skutik) Honda terbaru.

Rencananya hajatan besar itu akan ditayangkan stasiun tv swasta tertua nasional 'RCTI' *Rujak Cingur Tetep Ienak-ienak*wekekekek. Tepatnya pada hari Sabtu malam Minggu tanggal 1 Agustus 2009. Jamnya 21.30 s.d 22.30 bagian barat waktu indonesia bukan bagian timur, tengah ato selatan bahkan utara. Bukan!!*Malam Banget Pak! Udah pada tidur kali..* Selain si Cantik dan Energik Pelantun lagu Matahariku 'Agnes Monica'..*mau nikah terus, kapan pastinya? Ga pernah sampai2 cuma mau..hehehe..* Waduh ketularan sinting nih..ada juga Afgan..nistan(wakakakakak). Ada juga d'Masiv (bukan de nasib), Maia, The Titans..nus(kok ditambah-tambahin..ntar pada marah lho) *Maaf ya*.

Sang pemandu acara ini ato host ato mc adalah VJ Daniel dan Pemeran Eliana di Film Ketika Cinta Bertasbih 'Alice Norin' *sok tau loh, belum nonton jugax!*
Bagi yang mau nonton peluncuran matik honda itu monggo, bagi yang mau istirahat ya monggo juga. Begitulah yang dasir tangkap dari info teman dasir di Honda..

Semoga bermanfaat..info yang penyampaiannya aneh ini. Salam sayang dan Hangat..Persahabatan dan Perjuangan serta Persaudaraan..

Mutiara di Ujung Pelupuk Mata

Ini cerita lnjutan nyang kemarin, kemarinnya lagi dan kemarinnya lagi sobat.
Jadi bagi yang bingung mohon tengok sebentar postingan sebelumnya,,,,

Usia kandungan Ainah pun telah menginjak 9 bulan 6 hari 5 jam 4 menit 23 detik. Pagi itu pukul 7 pagi hari Rabu tanggal 29 Januari 2003 perut Ainah terasa sakit. Sedang Qorob masih ber-dagang. Ia lari ke toilet. Namun di toilet, tak ada sesuatu yang mau keluar dari lubang belakangnya. Rasa sakitnya bertambah hingga pukul 9, namun suaminya juga belum pulang. Karena hp belum punya, ia tak bisa menghubungi suaminya dan ia coba mengurangi rasa sakit perutnya tersebut dengan tiduran di kasur.
“Alhamdulillah agak mendingan,” ujarnya sendiri. Ia terlelap tidur.
Begitu mendengar suara motor Supra X ia terbangun. Dilihatnya jam telah menunjukkan pukul 10 pagi. Artinya sudah 3 jam ia merasa sakit. Tapi yang 1 jam ia bawa rasa sakitnya sambil bermimpi ke alam tak sadar. Begitu mau bangun.
“Aduhhh.....ya Allahhh......Masss....SAKITttt....ya Allah....,” Ainah mengaduh.
Suaminya yang mendengar geraman istrinya langsung terbang setelah memasang standard tengah Supra X-nya. Keranjang tempe di jok belakang juga belum sempat ia turunkan. Jaket bertuliskan HONDA berlambang sayap tinggal sebelah tapi tak tahu yang sebelah putus ke mana sehingga tak bisa terbang dan jaket tersebut merupakan hadiah dari dealer tempat ia membeli motor juga belum dibukanya dari badan bau keringat itu.
“Kenapa istriku...?”
“Sakit mas...!!! Sepertinya si kecil pingin keluar!”
“Mus!!! Tolong turunkan keranjang dari motor!!! Aku mau pakai untuk mengantar Mbak Ainah ke dokter, cepat ya!!! Mus, sekalian tolong bilang ke Ibunya Ainah kami ke RS “Sapto Handono” ya, terima kasih!! Kontak motor mana ya Mus?!” ia minta kepada karyawannya sambil bereskan perlengkapan seadanya. “Tadi di atas lemari samping tv saya lihat Mas Qorob melemparnya ke situ.”
“Jaga rumah dan nanti tempenya di bikin sendiri karena aku tak bisa membantu, kalau kerepotan minta Adul untuk membantumu ya!!”
“Ya Mas!”
Kontak dipasang pada pada lubang kunci motor. Stater dinyalakan dan gas diputar. Suara motor bebek berplat nomor polisi AA 4724 BM itu meraung-raung.
“Istriku, pegangan yang kuat ya dan tahan rasa sakitmu itu barang sebentar!!” pinta Qorob.
“Iya suamiku. Auh...ya Allah...cepat suamiku aku sudah tak tahan lagi..!!!!”
Supra X bervelg jeruji digeberrrr!! Gigi dimasukkan, Jegluggg! Roda 2 tanpa genjotan bergigi 4 tapi tak tampak seperti gigi manusia dengan rem cakram depan dan rem tromol di roda belakang itu melaju di jalan aspal Prembun. Ia melaju dengan kecepatan yang cukup cepat tapi juga hati-hati. Sepuluh menit kemudian sampailah Qorob di Rumah Sakit ‘Sapto Handono’.
“Suster tolong istri saya, sepertinya ia mau melahirkan!!”
“Ia pak, akan saya urus istri Bapak. Bapak tenang saja insya Allah istri dan anak bapak akan sela-mat, bapak sambil menunggu proses kelahiran tolong urus administrasinya ya,” suster cantik berkerudung itu menenangkan Qorob dan meminta dengan ramah.
“Suster, tapi saya ingin menemani istri saya melahirkan apakah boleh, Sus?”
“Ya udah kalau bapak maunya seperti itu silakan! Tapi jangan berisik!”
Ainah dibawa ke ruang persalinan dengan kereta tempat tidur. Di ruang itu dokter kandungan wanita berusia kurang lebih 40 tahun siap menangani. Baskom berisi air hangat telah disediakan untuk mencuci tangan dan guna memandikan si kecil jika telah keluar dari rahim. Kedua tangan dokter dibungkus sarung tangan karet.
“Bu Ainah, tarik napas lalu dorong kuat-kuat ya!”
“Ya dok!”
“Tarik napas..dorong bu..dorong bu yang kuat!!!!..tarik napas..ayo dorong bu..yang lebih kuat!!”
“Ayo istriku...!” Qorob memberi semangat di samping Ainah.
“Ayo bu, kepalanya sudah mulai keluar....tarik napas dalam-dalam........dorong........ayo dorong....”
”OOOOeeeeeekkkkkKKK...............oek..oek...oo...oo....oekkk...”

Persalinan berjalan lancar. Suara jabang bayi pil perempuan telah lahir ke dunia dengan selamat dari rahim Ainah. Ia memiliki berat badan 3.3 kg dan panjang 50 cm. Tangisannya menggema di ruangan itu persis seperti suara Supra X jika digeber Qorob ketika hendak berdagang tempe. Bayi dibersihkan olah suster lalu diselimuti dengan selimut hangat membentuk lemper ayam sehingga yang terlihat tinggal wajah si cantik mungil. Setelah selesai dimandikan diserahkannya bayi itu kepada Qorob untuk didengarkan di telinga bayi itu.
“Selamat ya Pak bayinya perempuan, semoga menjadi putri yang cantik jelita dan sholihah serta berbakti kepada orang tua, agama Islam, masyarakat, bangsa dan negara. Amin.”
“Terima kasih, Suster. Terima kasih, Dokter.”
“Sama-sama Pak. Tolong administrasinya segera diurus ya Pak!”
“Iya dok! Ya Allah terima kasih. Engkau telah menganugerahkan amanah seorang bayi perempuan pada kami. Terima kasih ya Allah Engkau juga telah menabahkan hati kami dan memberikan kesa-baran kepada kami hingga bayi yang hidup dengan menggantungkan pil sebagai makanannya selama 7 bulan ini lahir ke alam dunia dengan selamat dan sempurna,” doanya di hati, tiba-tiba ia kaget oleh panggilan istriku. “Mas, bawa ke sini putri kecilku!” mohon Ainah yang sudah bersih karena dibantu oleh suster membersihkan diri dan berganti pakaian yang berlumur darah nifas.
“Sebentar, Istriku. Sekalian kasih ASI ya istriku anak pil kita yang baru lahir ini, ini silakan istriku! Aku keluar dulu sebentar untuk urus administrasi.”
“Jangan lama-lama ya!”
Sambil menunggu qorob, Ainah menyusui gadis mungil yang hidup di janin dari pil-pil yang besar berdiameter 1 cm dan kapsul vitamin yang diminum Ainah setiap hari masing-masing 5 biji dan berharga mahal. Sesaat kemudian Qorob datang.
“Istriku..!! Akan kita kasih nama siapa putri kecil pil ini?”
“Bagaimana kalau Amanda?”
“Terlalu pendek, anak jaman sekarang itu namanya panjang-panjang!”
“Terus siapa dong?”
“Kita telepon ibu dulu ya?”
“Tak usah lah, yang penting kita kasih tahu mereka kalau si putri telah lahir dengan selamat. Untuk namanya aku ingin yang kasih nama, akan kukasih nama bayi pil ini dengan nama ‘IKHLASUL AMALIA’, bagaimana suamiku?”
“Kenapa engkau beri nama seperti itu?”
Karena aku berpikir anak ini ada memang karena Allah dan bisa hadir di dunia karena ikhtiar kita bolak-balik ke dokter setiap hari senin dan rabu selama ini insya Allah ikhlas juga karena Allah sehingga Allah mengizinkan kita untuk melihat hasil usaha kita selama 9 bulan dan kita mera-watnya insya Allah ikhlas hingga ajal menjemput kita, bukan begitu wahai suamiku?” ia menjelaskan semua itu dengan tetesan mutiara di ujung pelupuk matanya.
“Kamu betul istriku, aku setuju dengan nama itu. Mari sujud syukur atas anugerah ini.”
“Istriku...! Kita juga harus berterima kasih pada seseorang walaupun sebenarnya bukan orang, karena ia telah berjasa pada kita selama ini dalam menjemput rizki dari Allah!”
“Siapa suamiku?”
Ia membisikkan sesuatu kepada istrinya dan meminta istrinya untuk mengucapkan ucapan terima kasih itu bersama-sama Qorob pada hitungan ketiga.
“Oke suamiku!”
“1.....2.....3.....TERIMA KASIH HONDA !!......”
Alhamdulillah tamat juga saudara/i ku, terima kasih atas kunjungan dan apresiasi kalian terhadap cerita wong ntunjung ini.
Cerita ini pernah diikutkan dalam Honda Writing Kompetition namun sayang belum menang alias belum mendapatkan juara..
Mohon doanya semoga tidak berhenti sampai disini wong ntunjung menulis cerita2 penuh hikmah yang bisa saya dan sahabat semua ambil hikmahnya......

Thursday, July 30, 2009

Mutiara di Ujung Pelupuk Mata

Lanjutan kisah yang sebelumnya....Jika belum baca yang kemarin bisa dilihat di arsip....
Pukul 08.30 wib, Ainah gelisah, suaminya belum juga pulang. Padahal waktu yang harus ditempuh dari rumah ke poliklinik ± 30 menit. Biasanya mereka bahkan berangkat lebih pagi supaya tidak buru-buru di jalannya.
“Nggrengngng....nggrengng......BIP..bip..

Bunyi motor suaminya pulang pukul 08.33 wib. Lewat beberapa menit dari jam yang dijanjikan.
“Kenapa lama suamiku?” tanya Ainah.
“Tadi pukul 8 daganganku belum habis, jadi aku keliling-keliling dulu. Dan di perjalanan aku malah menyenggol bapak-bapak yang sedang naik sepeda. Jadi kuurus dulu beliau, tapi alhamdulillah cuma lecet-lecet dan tak perlu kubawa ke Rumah Sakit dan

kukasih uang Rp 30.000,- untuk berobat. Alhamdulillahnya dia menerima. Dan sekarang uang keuntungan dagangan buat periksa kamu berkurang Rp 30.000,- sedang keuntungan kita hari ini hanya tingggal Rp 10.000,-. Kau coba pinjam uang dulu sama tetangga sambil aku ganti baju! Selain itu tadi aku nabrak ayam bapak-bapak. Sudah kuganti dengan ayam yang tadi kubeli di pasar!!” Qorob menjelaskan dengan nada tegas.
“Ya begitulah orang Indonesia sudah kehilangan uang Rp 30.000,- masih bilang alkhamdulillah!” gerutu Ainah.
“Ya daripada kehilangan ratusan ribu untuk sidang atau berobat ke Rumah Sakit, kan mending ha-nya Rp 30.000,-. Soalnya tadi sempet dilihat Polisi. Sudah cepat berangkat pinjam uang, kita sudah terlambat nih!!!” gertak Qorob.
“Mus, tolong turunin keranjang dari motor, cepat!!! Soalnya mau aku pakai buat periksa Mbak Ainah,” perintah Qorob pada karyawannya.
“Ya Mas!”
Sepeda motor HONDA Supra X second 6 bulan yang merupakan generasi SUPRA series keluaran tahun 2002 itu meluncur ke Poliklinik dengan kecepatannya 50 km/jam. 30 menit kemudian mereka sampai di Poliklinik. Ketika sampai di sana, dr. Pandopotan Batubara sudah bersiap-siap berangkat ke tempat praktek yang lain. Sambil membuka helm, ia menyapa dokter.
“Maaf Dok, kami terlambat!”
“Tak apa-apa, syukur kalian terlambat tidak lebih dari 5 menit. Coba kalian datang 1 menit lagi, pasti aku sudah tak ada di sini. Ainah, mari masuk! Akan kuperiksa janinmu!”
Diperiksanya kandungan Ainah oleh dr. Pandopotan Batubara dengan bulatan seperti pesawat UFO yang terhubung dengan kabel yang dicolokkan ke kedua lubang telinga dokter alias STETOSKOP. Ia mengecek detak jantung Ainah dan bayinya. Tak lupa tekanan darah juga dicek serta di USGnya janin untuk mengetahui perkembangan fisik janin. Sebelumnya berat badan Ainah juga ditimbang. Setelah pemeriksaan selesai, Qorob diminta masuk ke ruangan untuk diberitahukan perkembangan janin anaknya.
“Pak Qorob dan Bu Ainah, kandungannya ini agak terganggu. Posisinya bisa sungsang kalau tidak segera dikembalikan. Mungkin ini akibat tegesa-gesa waktu ke sini. Nanti untuk pemeriksaan berikutnya kalau bisa jangan buru-buru seperti tadi. Agar janin tidak mengalami gangguan yang berarti. Untuk mengembalikan posisi janin, Bu Ainah bisa lebih sering melakukan olah raga, tapi sebenarnya ada cara yang lebih terbukti dapat mengembalikan posisi bayi yang sungsang dan ini sesuai dengan agama Mbak Ainah yaitu sholat, khususnya pada saat sujud. Kalau bisa saya sarankan Mbak Ainah sering melakukan sholat yang malam-malam itu yang katanya dianjurkan untuk sujud lebih lama. Tapi aku lupa apa nama sholat itu. Apa ya namanya? Kalau tidak salah namanya sholat...........sholat......!”
Sholat Tahajud, Dok!”
“Iya betul, maaf aku bukan seorang muslim jadi kurang tahu,” kata dokter Pandopotan
“Tak apa-apa dok!”
“Ya di samping itu jangan lupa obatnya diminum bareng vitamin untuk janin serta jangan terlalu capek ya, untuk porsi makannya dipertahankan karena pertambahan berat badan janin sangat ba-gus. Pasti makannya yang bervitamin ya Bu? Itu bagus seperti sayuran hijau dan buah-buahan daging dan telur ayam itu bagus lho Bu, termasuk ikan laut kalau bisa dikonsumsi juga ya Bu!!” nasihat dokter yang bergaya flamboyan itu yang kurang lebih usianya 55 tahun. Dengan rambut putih yang tinggal sepertiga di kepalanya. Mungkin akibat sering berpikir waktu kuliahnya dulu.
“Ya dok, terima kasih atas nasihatnya. Oh ya dok, ini uang berobat hari ini!”
“Terima kasih Pak Qorob! Maaf aku tak bisa berlama-lama, karena harus memeriksa pasien yang lain di tempat praktekku di Kutowinangun.”
“Sama-sama Dok, kami juga berterima kasih atas kesediaan Dokter menunggu kami yang datang terlambat walaupun hanya 5 menit. Mari Dok, kami permisi. Selamat siang!!”
“Selamat siang juga, Pak!”
Seusai pemeriksaan, Ainah dan Qorob pulang dengan santai dan tenang serta tidak terbu-ru-buru. Karena untuk menjaga kondisi janin dalam kandungan Ainah. Sambil mengendarai Supra X-nya ia menyusuri jalanan aspal Prembun yang mulai memanas karena tersengat matahari. Pa-nasnya terasa di kepala. Alhamdulillah mereka pakai helm dan jaket sehingga kulit kepala dan tangan terlindung dari pembakaran sinar ultra violet yang mulai menerobos dengan leluasa ke lapisan atmosfer bumi karena makin melebarnya lubang ozon akibat pemanasan global dan gas rumah kaca. Itu juga tak terlepas dari makin bertambahnya kendaraan sepeda motor dan mobil. Untungnya motor 4 langkah (tak) Honda Supra X yang dipakai Qorob telah berstandard internasional yang ramah lingkungan dan minim polusi. Sebenarnya sih asapnya tetap menimbulkan polusi namun di bawah angka yang berbahaya. Itulah salah satu keunggulan motor honda yang memelopori sepedar motor 4 tak di Indonesia sebelum pabrikan yang lain menirunya. Motor Supra X inilah yang berjasa dalam menemani perjuangan Qorob berdagang tempe. Naik gunung setiap pagi dan siangnya turun gunung setelah dagangannya habis. Setiap hari ia jalani kegiatan itu, sehingga kegiatan naik turun gunung itu seolah menjadi ujian bagi ketahanan fisiknya dan ketangguhan bagi sepeda motor pabrikan Jepang yang telah berproduksi di Indonesia semenjak tahun 1971 tersebut. Walaupun sebenarnya bisa dikatakan motor itu sudah tak lagi di produksi oleh Jepang. Apa sebab? Sebabnya karena semua kegiatan produksi mulai dari manufacturing atau pembuatan cetakannya baik cetakan cover-cover plastiknya maupun cover-cover mesinnya serta bagian-bagiannya hingga perakitannya yang memang dari dulu dilakukan di Indonesia. Atau spare part-spare partnya juga diproduksi di Indonesia. Seperti shockbacker, kanvas rem, lampu, rantai, spion, speedometer, sticker ataupun yang lainnya sebenarnya sudah diproduksi di Indonesia namun tetap dengan standar Jepang dan standar ukuran Internasional. Sehingga tetaplah produk-produk Honda adalah produk-produk unggulan dan berkualitas dan ditahun 2007 bulan November tanggal 30 terbukti Honda mampu berproduksi yang ke 20 juta.
Selain naik gunung dan turun gunung, jalanan yang dilalui untuk berdagang juga tak mulus. Penuh bebatuan dan kerikil serta kadang-kadang berlumpur seperti arena off-road. Tak cukup jalanan jelek dan pegunungan yang menjadi ujian bagi sepeda motor berbahan bakar bensin itu saja, bahkan beban dagangan Qorob setiap hari seberat 80 kg pun menjadi makanan ujian ketahanan frame Supra X berstripping kuning itu. Andaikan frame motor tersebut tak cukup kuat pastilah motor tersebut tak akan bertahan hingga sekarang. Seperti motornya yang dulu ia pakai. Tadinya ia memang cukup puas dengan motor yang sama-sama pabrikan Jepang tersebut. Kepuasan tersebut ia dapatkan karena kecepatannya dan framenya juga cukup kuat. Sehingga ia bisa cepat sampai ke pasar. Namun seiring bertambahnya barang dagangannya dan kurang bersahabatnya motor tesebut dengan kantong uang untuk membeli bahan bakar minyak premium bagi sepeda motor tersebut akhirnya ia memutuskan beralih ke motor yang lebih bersahabat dengan kantongnya dan motor yang lebih tinggi karena motornya yang dulu begitu imut yang terkesan lebih cocok untuk pacaran saja daripada untuk berdagang. Memang dulu ia berdagang dengan peti kayu untuk membawa tempe yang ia ikat di jok belakang. Tapi itu sewaktu dagangannya bisa dibawa dengan peti atau hanya 40 kg. Sekarang daganganya 80 kg.
Sesampainya di rumah Ainah langsung istirahat. Sebelumnya ia sholat dhuhur terlebih dulu. Tak lupa ia berdoa untuk kesehatan janinnya dan kelancaran dagang suaminya. Rasa pegal di sekujur badan karena duduk di atas Supra X sambil menahan perutnya yang makin membesar, ia coba hilangkan dengan berbaring di atas kasur pegas di kamarnya. Sedangkan Qorob belum bisa langsung istirahat karena harus membantu karyawannya membungkus kedelai yang akan dijual 2 hari berikutnya ke dalam kantong plastik dan daun pisang.
Waktu terus berjalan, derita dan manisnya mengandung bayi yang Ainah dapatkan di hadapinya dengan sabar dan tabah serta tidak banyak mengeluh. Sedangkan Qorob, selalu menghibur dan melayani sang istri yang bisa dikatakan pesakitan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Ia pun menghibur dirinya sendiri dengan bersilaturrahmi ke rumah kakaknya di Karanganyar 50 km dari Prembun. Tapi masih dalam lingkup kabupaten Kebumen. Kepada kakaknya ia mencurahkan segala kesedihan dan penderitaan serta pengalaman hidupnya. Kadang ia meminjam uang Rp 500.000,- untuk biaya pemeriksaan karena dagangannya yang tidak habis. Tentunya setelah berembug dan meminta izin kepada istrinya yang begitu pengertian dan tidak cerewet. Itu dilakukan untuk menjaga rasa saling percaya diantara pasangan muda itu.

(Maaf sobat)Aku belum ingin cerita ini selesai jadi mohon besok ke sini lagi, tenang gratis kok, paling bayar buat ngenetnya doank hehehehe....salam sayang, hangat, cinta damai, senyum.....

Related Post

Related Posts with Thumbnails