Showing posts with label Event. Show all posts
Showing posts with label Event. Show all posts

Wednesday, May 20, 2015

Ikutan Jakarta Internaaional 10k yuk!

Ajang lomba lari marathon 10 kilometer tahunan dalam rangka memperingati Ulang Tahun Jakarta ini akan diadakan pada hari Minggu tanggal 31 Mei 2015.

Akhirnya bisa daftar untuk ikut lomba lari. Mumpung gratis. Bertempat di Gedung PASI Stadion Madya Senayan pendaftaran offline yang berakhir tanggal 25 Mei 2015 nanti.

Wednesday, September 30, 2009

International Bloggers Community Award

International Bloggers Community Award

Ini pertama kali dasir dapat award dan baru bisa masang PR dari kang anton. Bingung cara masangnya,,jadi mohon maklum ya..

Monday, September 28, 2009

Menikmati Teh

Banyak cara digunakan oleh orang-orang dalam menikmati teh. Mulai dari Teh Hitam, Teh Hijau, Teh Rosella, Teh Poci, Teh Tubruk, Teh Cina dan teh-teh yang lain.

Kemarin malam, sewaktu kami mempersiapkan acara Khitan Masal buat esoknya tanggal 26 September, kami terlibat pembicaraan di luar Khitan Masal. Berawal sewaktu ketua panitia mengambil segelas teh hangat.
Ia masuk ke ruangan.

Sewaktu menikmati teh, ia berujar,"Mas Dasir, nek nginum teh kui, aku senenge sing manis koyo kiye."

"Nek aku senenge sing rodo sepet." ujar seorang panitia perempuan.

"Kalau aku juga begitu, kalau sepet itu tehnya terasa." sambung perempuan satunya lagi.

"Kalau terlalu manis tidak enak, enaknya yang sepet-sepet gitu." tambah panitia yang satunya lagi.

"Aku setuju, kalau minum teh yang sepet dan tidak terlalu manis. Gulanya dikit aja." panitia satunya ikut mengeroyok sang ketua.

Aku yang ditanya sang ketua dan dari tadi mendengarkan celotehan panitia-panitia yang tak sependapat dengan ketua ikut nambahin," Kalau aku malah kadang ga pake gula. Jadi tehnya terasa benar!"
Sorry mas ketua, aku tak mendukungmu.
Hehehe..

Waktu telah menunjukkan lewat dari jam 9 malam. Panitia perempuan yang tadi mengeroyok pulang, sedang kami berempat laki-laki tidur di Madrasah, tempat penyelenggaraan khitan masal esoknya.

Pagi pukul setengah enam, sang ketua dan aku pergi ke rumah sesepuh untuk laporan persiapan kegiatan hari ini. Di rumah sesepuh, pembantu memberikan kami teh hangat. Mungkin karena masih teringat kejadian semalam, Sang ketua langsung mengomentari teh buatan pembantu sesepuh tadi.
"Mas dasir, ini tehnya sepet. Yang seperti ini apa, yang kamu maksud?" tanyanya padaku.

Belum sempat aku menjawab, sang sesepuh menjawab duluan,"Ah, ini itu kurang sepet. Masih terlalu manis."

Kasihan benar kau ketua. Dari semalam tak ada yang mendukungmu.
Ckckckck...

Bagaimana dengan kalian Sahabat dalam menikmati teh..

Tuesday, September 08, 2009

Gara-Gara Niat

Yudi pulang kampung bersama istri dan 2 anaknya. Ia mengantar istri dan kedua anaknya pulang lebih awal sekitar dua minggu sebelum lebaran. Karena jika pulang nanti pas lebaran kuatir kena macet.

Sampai di kampung ia disambut keluarganya mulai dari ayah dan ibunya, kakak dan adiknya, keponakannya yang laki-laki dan perempuan serta nenek dan kakeknya.

Khusus neneknya yang telah menginjak 80 tahun ia memeluknya erat. Neneknya datang dari desa sebelah karena ingin melihatnya sebagai cucunya dan Alvin yang merupakan anak kedua Yudi sebagai buyutnya.
Dasir tidak tahu buyut bahasa indonesianya apa ya? Ya udah teruskan. Sejak Alvin lahir memang neneknya belum pernah melihat Alvin. Makanya ia bahagia sekali dapat melihatnya.

Di tengah keharmonisan itu, Yudi bertanya kepada neneknya.
"Nek, puasa tidak?"
"Tidak!" jawab neneknya.
"Kenapa tidak puasa?"
"Soalnya niatnya kepanjangan. Aku tidak hafal. Lha katanya kalau tidak niat puasanya tidak sah. Jadi karena tidak bisa niat, ya tidak puasa." jelas neneknya.

"Nek, niat puasa itu tak harus dilafalkan yang panjang seperti 'Nawaitu shouma ghaadin an adaai dst. Lalu diartikan..' tapi bisa juga cukup ucapkan 'Saya niat puasa wajib ramadhan karena Alloh Ta'ala'. Itu juga sah. Besok puasa ya.." terang Yudi.
"Lha aku sudah tiadak puasa dari awal.."
"Lha daripada tidak sama sekali.."

Sahabat, kalau sudah begini siapa yang mau disalahkan.

Ulama yang mengajarkan terus menerus niat secara diucapkan. Atau orang awam yang mengikuti terus menerus sehingga menganggap bahwa niat harus diucapkan dan harus pakai bahasa arab pula.

Niat kan tak harus pakai bahasa Arab dan tak harus
tak harus dilafadzkan kan? Cukup di dalam hati insya Alloh juga sah ya tho.

Salam sayang,cinta damai, persahabatan dan persaudaraan.. Tuk sahabat-sahabatku..piss


Saturday, August 29, 2009

Aku diomelin Wordpress..SEMALAMAN!!

'Anda Komentar Terlalu Cepat. Sabar.'

Begitulah tulisan yang muncul berkali-kali ketika dasir komentar di blog wordpress sahabat.
Berawal dari komentar 'pertamaxx,keduaxx,ketigaxx,kaopaxx,kelimaxx' diblognya rampadan.wordpress.com pas mau komen yang keenamxx untuk pamit itulah kemudian 'Wordpress galat' dan muncul omelan itu.

Sewaktu main ke kawanlama95 baru sekali komentar langsung diomelin lagi. Meskipun setelah diulang komenku bisa muncul.

Yang berikutnya ditempatnya kang kopral cepot, lagi-lagi di omelin langsung. Padahal cuma nyapa 'Absent kang' eh malah disemprot.

Omelan berikutnya berlanjut di tempat kang Dedeksn, Pak Wandi, Kang Suwung, Pak Andi MSE, Kangboed, Kang Alamendah, dan terakhir Pak Marsudiyanto.

Meskipun Pak Marsudiyanto, Pak Andi MSE, Pak Wandi dan Kangboedtelah berdomain sendiri tapi karena mereka berdomain dalam wordpress maka dasir masih kena omelan juga.

Kupikir akan dapat email dari WP dan dilarang komen lagi. Ternyata setelah kucek emailku, tak ada satupun email yang masuk termasuk dari WP.

Sekian curhat dasir dan wong tunjung. Dan terima kasih.


Friday, August 28, 2009

Serius dan Tak Serius

Bingung dan Tidak Bingung
Sadar dan Tidak Sadar
Waras dan Gila

Ah kok ga nyambung. Serius dong jangan bercanda, katanya mau bantuin.
Lanjutkan jangan berhenti.
Di depanku kau membelakangiku.
Di tangan kananku ada madu, di tangan kiriku ada racun.

Tak Serius 1:

Andi, Agus, Arif dan Ahmad hendak bermain bola, tapi bolanya tidak ada. Andi, Agus, Arif lalu iuran seribuan. Sedang Ahmad yang tidak punya uang ditugasi membeli bola di toko 'Maskot'. Setelah bola didapat ternyata harganya cuma 2.500,- Ahmadpun mengembalikan uang itu pada teman-temannya.

Sebagai imbalan terima kasih Ahmad diberi 200 dan sisanya dibagi rata seratusan ke Andi, Agus, dan Arif.

Waktu selesai main bola mereka menghitung ulang uang tadi.

Ternyata ketiga anak itu iuran cuma 900-an. Dan jika dijumlahkan 2700 dan ditambah 200 punya Ahmad jadi 2900.
Lho kok bukan 3000 yang 100 ke mana?

Serius 1:
Pagi kakinya 4, siang kakinya 2, sore kakinya 3, apa ya?

Tak Serius 2:
Yang kecil di elus-elus, yang besar diinjek-injek. Coba tebak?
Selanjutnya yang besar dielus-elus, yang kecil diinjek-injek, kira-kira apa wong tunjung?

Serius 2:
Guru SD Andi bertanya coba sebutkan nama hewan dan berapa huruf penyusunnya?
Andi tunjuk jari lalu menjawab macan, 4 huruf. 'Bagus',jawab gurunya. Lalu binatang apa yang terdìri dari satu huruf?

Ini mau bikin puisi apa prosa apa syair apa tebak-tebakkan, sih?

Aku sedang tak serius tapi juga tak bercanda.

Ini hanya melengkapi untuk kekurangan bukan kelebihan dari one posting per day.



Silakan bagi sahabat yang mau dan bisa menjawab kebingungan teman-teman tak bermusuhan di atas dan pertanyaan yang lainnya. Bagi mereka sulit tapi bagi sahabat kayaknya mudah.

Hari ini kita tebak-tebakan aja ya. Ceritanya lain waktu saja, belum ada ide dasir, beda sama sang cerpenis bercerita yang tiap hari ada aja cerita.


MONGGOOOO...PIISS..Salam persahabatan dan persaudaraan..

Thursday, August 27, 2009

Pasir dan Batu

Ini adalah Sebuah cerita yang pernah dasir baca dari sebuah buku tapi dasir dan wong tunjung lupa judul bukunya...begini ceritanya..

Ada dua orang pengembara sedang melakukan perjalanan. Mereka tengah melintasi padang pasir yang sangat luas. Sepanjang mata memandang yang ada hanya pasir yang membentang. Jejak kaki mereka meliuk-liuk di belakang. Membentuk kurva yang berujung di setiap langkah yang mereka tapaki. Debu-debu pasir yang beterbangan memaksa mereka berjalan menunduk.Tiba-tiba badai datang.



Angin besar menerjang mereka. Hembusannya membuat tubuh dua pengembara itu limbung. Pasir betebaran di sekeliling mereka. Pakaian mereka mengelepak, menambah berat langkah mereka yang terbenam di pasir. Mereka saling menjaga dengan tangan berpegangan erat. Mereka mencoba melawan ganasnya badai.

Badai reda, tapi musibah lain menimpa mereka. Kantong bekal air minum mereka terbuka saat badai tadi. Isinya tercecer. Entah gundukan pasir mana yang meneguknya. Kedua pengembara itu duduk tercenung, menyesali kehilangan itu.

"Ah.., tamatlah riwayat kita," kata pengembara pertama. Lalu ia menulis di pasir dengan ujung jarinya. "Kami sedih. Kami kehilangan bekal minuman kami di tempat ini."

Kawannya, si pengembara duapun tampak bingung. Namun, mencoba tabah. Membereskan perlengkapannya dan mengajak kawannya melanjutkan perjalanan. Setelah lama menyusuri padang pasir, mereka melihat ada oase di kejauhan.

"Kita selamat," seru salah seorang diantara mereka.
"Lihat, ada air di sana."

Dengan sisa tenaga yang ada, mereka berlari ke oase itu. Untung bukan fatamorgana. Benar-benar sebuah kolam. Meski kecil tapi airnya cukup banyak. Keduanya pun segera minum sepuasnya dan mengisi kantong air.

Sambil beristirahat, pengembara pertama mengeluarkan pisau genggamnya dan memahat di atas sebuah batu. "Kami bahagia. Kami dapat melantjutkan perjalanan karena menemukan tempat ini."

Pengembara kedua heran.
"Mengapa kini kau menulis di atas batu, sementara tadi kau menulis di pasir."

Yang ditanya tersenyum.
"Saat kita mendapat kesusahan, tulislah semua itu di pasir. Biarkan angin keikhlasan membawanya jauh dari ingatan. Biarkan catatan itu hilang bersama menyebarnya pasir ketulusan. Biarkan semuanya lenyap dan pupus," jawabnya dengan bahasa cukup puitis.

"Namun, ingatlah saat kita mendapat kebahagiaan. Pahatlah kemuliaan itu di batu agar tetap terkenang dan membuat kita bahagia. Torehlah kenangan kesenangan itu di kerasnya batu agar tak ada yang dapat menghapusnya. Biarkan catatan kebahagiaan itu tetap ada. Biarkan semuanya tersimpan."

Keduanya bersitatap dalam senyum mengembang. Bekal air minum telah didapat, istirahatpun telah cukup, kini saatnya melanjutkan perjalanan. Kedua pengembara itu melangkah dengan ringan seringan angin yang bertiup mengiringi.

Bagaiman dengan kita dalam menyikapi setiap permasalahan...salam hangat dan ukhuwah dari dasir dan wong tunjung semua...

Etika Lelungan

Pernah bepergian? Atau pernah melakukan perjalanan jauh seperti ke gunung, tempat wisata, pulang kampung, naik haji, umroh atau studi tour atau yang lainnya? Semua orang dasir rasa pernah melakukan perjalanan jauh kecuali masìh bayì, cacat fisik ataupun cacat mental. Yang bayi ataupun cacat kadang mengalahkan orang dewasa maupun yang sehat dalam melakukan perjalanannya. Tapi dasir tidak akan membahas bayi atau cacat, dasir hanya ingin berbagi ilmu yang dasir dapatkan tentang adab atau etika bepergian. Yang dalam Islam disebut SAFAR. Sebenarnya sama saja maknanya, karena safar dalam bahasa Arab yang dalam bahasa Wong tunjung artinya Lelungan atau Bepergian.

BerikutAdab-adab Safar/Etika Lelungan:

1. Melaksanakan sholat istikharah
2. Mengharap ridlo Alloh SWT
3. Bekal ilmu syar'i
4. Bertaubat
5. Bekal yang halal
6. Menulis wasiat
7. Pesan takwa
8. Mencari teman perjalanan yang baik
9. Berpamitan
10. Berangkat pada hari kamis
11. Berdoa ketika keluar dari rumah
12. Membaca doa safar
13. Mencari teman perjalanan
14. Mengangkat ketua rombongan
15. Berkumpul ketika singgah
16. Doa ketika singgah di suatu tempat
17. Bertakbir apabila melewati jalan menaik
18. Doa ketika memasuki suatu perkampungan
19. Berangkat pada awal malam
20. Doa ketika melihat fajar
21. Rajin berdoa ketika dalam bepergian
22. Amar ma'ruf nahi munkar
23. Menjauhi segala bentuk kemaksiatan
24. Melaksanakan semua kewajiban
25. Berakhlak mulia
26. Suka menolong
27. Segera kembali setelah urusan selesai
28. Doa ketika pulang
29. Doa ketika melihat kampung halaman
30. Tidak langsung masuk rumahnya pada malam hari
31. Melaksanakan sholat dua rakaat
32. Bercengkerama dengan anak-anak
33. Membawa oleh-oleh
34. Anjuran untuk berpelukan
35. Mengadakan perjamuan
36. Tidak membawa genta, seruling dan anjing
37. Mengajak istri dengan undian.
Yang ini khusus untuk yang berpoligami.
Yang masih lajang kayak dasir ga berlaku adab yang terakhir..hehehe

Cukup dulu artikel ini semoga bermanfaat bagi dasir dan wong tunjung khususnya dan sahabat sekalian pada umumnya..assalamu'alaikum..

Disarikan dari Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani dalam 'Shalatul Musafir Mafhum wa Anwa' wa Adab wa Darajat wa Ahkam fi Dhau'ik Kitab was Sunah'

Wednesday, August 26, 2009

Kembali ke Jakarta

Kita lanjutkan episode terakhir Kembali ke Jakarta

Siangnya kami tertidur semua. Capek banget dan melelahkan. Ternyata hajatan nikah tak seringan yang dibayangkan. Harusnya nikah itu mudah dan ringan. Kayaknya tergantung masing-masing orang kali ya. Sahabat, apabila kalian mengadakan hajatan nikah buatlah yang seringan mungkin tapi tetap bernilai tinggi bagi tamu undangan dan teman-teman.

Matahari beranjak ke barat kurang lebih pukul setengah tiga, Kakak sepupuku minta di anterin ke Tegal Suruh, Sragi. Katanya mau kondangan.Kami berangkat berempat. Aku memboncengkan kakak sepupu ku. Melewati jalan di tengah sawah yang di aspal tahu 2000 kami manuju ke Sragi. Aku berada di depan dan kakak sepupuku yang lain berboncengan berada di belakang. Jalanan di desa tak seramai di kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya. Makanya kami bisa ngebut.

Di desa Babalan Lor Kecamatan Bojong motor karisma di depanku berjalan rada pelan. Akupun mendahuluinya. Kakak sepupuku yang dibelakang dengan Jupiter Z birunya mengikutiku. Beberapa motor dan mobil aku balap, karena takut kesorean. Sebuah motor Supra dengan kandang ayam di belakangnya mengendarai agak cepat, karena aku pingin cepat sampai di Tegal Suruh maka juga kubalap. Pas di Desa Beji masih di Bojong setelah melewati motor ayam itu motorku oleng. Goyangannya kuat sekali ke kanan dank kiri.seperti ada yang menyenggol bagian belakang motorku. Kakak sepupuku yang membonceng berteriak.

“Eh Sir, piye iki… piye iki?”

Iya berpegangan kencang ke pinggangku yang mencoba mengendalikan revo yang mulai tak beraturan jalannya. Rem kutarik kuat-kuat sambil menurunkan gas.

“Seaaaaakkk….seeooooookkkkk……”

“Chhhhhhiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttttttttttttttttttt……….!!!!!!!!!”

“Huh..hah..huh..hah..dag..dig..dug..der..dor…” nafasku terengah-engah.

Alhamdulillah motorku berhenti tanpa jatuh dan roboh. Kakak sepupuku bersyukur sesyukur-syukurnya. Bagaimana tidak bersyukur? Seandainya pertolongan Alloh SWT tak datang tepat waktu dengan memerintahkannya berpegangan kuat kepadaku mungkin ia telah terlempar jauh. Dan aku tidak tahu apa yang terjadi. Qodarulloh. Sebab keadaan motorku masih kencang 80 km/jam, karena baru saja membalap.

“Sir, kenopo motormu?” Tanya kakak sepupuku bingung.

“Aku ra reti?” jawabku pendek sambil gemetaran

.

“Wah Sir yo pantes! Wong kempes banne..!” lanjutnya sambil melongok ke ban belakang motorku.

“Yakin Sir, aku mau wedi banget!” tambahnya dengan mimik ketakutan.

Kamipun berjalan mencari bengkel untuk menambal ban.*Bukan menambal baju!*

Sebenarnya sebuah bengkel tepat di seberang jalan dimana aku menghentikan motorku, tapi ia tak melayani tambal ban. Ia memberipetunjuk berjalan sekitar 500 meter ke selatan. Di sana katanya ada bengkel tambal ban.
Awalnya ketika sampai di bengkel itu, pintunya tertutup. Sehingga kami mengira tutup. Namun waktu kami meningglkan bengkel tersebut kurang lebih 10 meter, sang pemilik pas keluar dan melihat kami lalu memanggil.

“Hey Mas, neng opo motore?” teriaknya.

“Anu pak, kempes!” balasku singkat.

Bapak itu mebongkar ban belakangku dengan lihai. Dibukanya tutup pentil, lalu di congkelnya ban luar setelah itu ditariknya ban dalamnya. Ia lincah bangeet, andaikan ia penari gerakannya lemah gemulai. Andaikan ia penyanyi suaranya merdu. Andaikan ia pemain bola gocekannya maut. Andaikan ia sprinter, mungkin Usain Bolt akan di kalahkanya.*Hey, ngelantur kemana sih!*

“BUszyeeeeeetttttt…maasya Allooh!” teriakku dalam lubuk terdalam.*Ciaaah..bahasa mana tuh?”*

Kawan, bannya tersayat dan termasuk dalam kategori terpotong. Pantaslah kalau motorku bergoyang melebihi garangnya goyang ngebor Inul. Sebuah paku berbentuk huruf V menancap di ban luar menusuk dan mengoyak ban dalam.

Bayangkan sendiri ya..bagaimana rusaknya itu ban.

Selama motor ini di beli baru sekali ini harus di ganti. Dan kenapa harus dengan jalam begini periode penggantiannya. Lagi-lagi Qodarulloh. Takdir Alloh berbicara lebih dari ketidaktahuan dan menunjukan kelemahan serta ketidak berdayaan kita menghadapi dan merubah apa yang telah di gariskan oleh Sang Maha Berkehendak.*Karena kamu pas di rumah, biar kamu yang ngganti bukan kak fani yang ganti ban..ehheehhehe*

Ban dalampun diganti dengan ban merk federal. Kami duduk menunggu kurang lebih 30 menit. Sambil menunggui bapak penambal ban aku iseng mengambil gambar dengan K530i ku.

Kakak sepupu dengan Jupiter Znya mendatangi kami. Ia tadi membalapku sewaktu aku berhenti dan tadinya kami menyuruhnya duluan tapi ternyata mereka lebih ingin bareng-bareng saja.

Dua puluh menit kami di tambal ban. Dan tiga puluh ribu biaya yang harus ku keluarkan untuk membayar ban dan jasa penggantiannya.

Kami sampai di Tegal suruh pukul 15.20 wib. Dan hanya sebentar lalu langsung pulang 10 menit berikutnya. Pulangnya kami tak lewat jalan yang tedi. Kami mengambil jalan lewat Pabrik Gula Sragi menuju Klunjukan melewati jalan tengah sawah Kentung dan Secangkring atau Grecek. Nyampe di Tunjungsari pukul 16.30 wib.

Bersih-bersih sesudah balik kloso lebih ringan daripada sesudah resepsi. Cukup ngepel lantai yang berminyak. Malamnya pun kami bisa bercengkerama mesra. Keponakanku dengan tingkah polah dan celotehnya membuat kami tertawa riang melupakan kelelahan dan kepenatan.

“Lek..lek..Lek nduwe Ibu ora?” tanyanya lugu.

“Mboten, Lek nduwene Simak..” hahahaahaha.

Dalam kamus besar bahasa jawa yang namanya ‘ibu’ itu ya semakna dengan ‘simak’. Lha namanya anak juga baru 3 tahun, nanyanya aneh bin ajaib. Mengapa ia bertanya seperti itu? Karena dalam sehari-hari ia memanggil kak Fani dengan panggilan ‘IBU’ bukan ‘SIMAK’ seperti saya. *Hehehe..wong tunjung ikut ketawa ahh…*

Tapi sangat disayangkan. Resepsi dan balik kloso yang membahagiakan memakan korban. Ayahku yang kelelahan pinggangnya rematik. Ia minta dipijitin sama tukang urut Wo Was. Sebelum ia datang aku mengurutnya sebisaku. Yang penting asal sentuh dan tekan, katanya enak dan nyaman. Mungkin karena jarang aku memijitnya, sehingga ia sambil melepaskan kangen pada anak bungsunya ini minta dipijitin terus. Hihiihihi..biasanya nekan tombol monitor mesin kini nekan tubuh orang. Kaishan juga bapakku. Sudah tujuh puluhan ia usianya tepatnya aku kurang tahu berapa usianya. Ia sendiri tidak tahu, kapan tanggal lahirnya. Di KTP-nya ia ditulis sama pejabat desa tahun 1932 dan masa berlakunya seumur hidup.

Hari Minggu tanggal 16 Agustus tahun 45 eh 2009 besoknya hari kemerdekaan kita. Aku merapikan ruangan yang belum rapi dan mencuci baju yang kotor. Maklum dari Jakarta hanya membawa beberapa potong pakaian ganti. Sedang pakaian yang lama sudah tidak pada muat dan kurang enak dipakai. Karena sudah kusam.

Tanggal tujuh belas Agustus aku merayakannya dengan pergi ke sawah membantu Bapak yang telah sehat mengangkati gabah 15 karung. Jaraknya yang lumayan jauh dan tidak bisa di lewati mobil membuatku mengangkutnya menggunakan motor Revo dengan di taruh di boncengan. Bersama suami kak Fani aku bergiliran membwa kelimabelas karung padi hasil panen yang msing-masing berbobot plus minus 50 kg..

Sorenya aku bersilaturahim ke rumah saudara sepupu yang lain di RW sebelah. Puncaknya malam nanti aku hendak balik merantau ke Jakarta. Mencari sejumlah uang buat bekal hidup.

Pukul 17.00 aku menata keperluan baju dan perkakas yang harus kubawa Kembali ke Jakarta. Baju, tas, kamera, hape, charger, kunci kontrakan, Alqur’an, buku, bolpoin, flasdisk, kopyah, beras dan sedikit oleh-oleh buat teman kerja di pabrik nanti serta tetangga.

Aku hanya membawa 3 kg kripik singkong buatan adik ipar kak Fani. 3 kg lanting yang dibawakan Kak Roni dari Kebumen. Aku rasa cukup. Mandi dulu biar seger dan tidak mabok waktu naik bus. Makan malam.biar ga masuk angin. Sebotol air minum.

“Nyuuut…nyuuuut..nyuuut…” berat kepalaku selepas mennunaikan sholat maghrib. Badanku juga gemetaran tak karuan.

“Mak, aku turu sik bae yo. Ngko nek sehat yo mangkat jam 21.30 pu o naik kereta Ekonomi…” pintaku pada bundaku. *Ciaaah..sekarang pake bunda segala.* Cuma di cerita ini ko..hehehe.

“Lha, sampeyane neng opo?” jawab bundaku.

“Mumet banget karo gemeteran koyo iki. Cok e kerono mau pas ngangkuti pari ra nganggo topi dadi kepanasan.”

“Tak gaweke wedang anget, gelem pora?” tawar bundaku.

“Gelem..” jawabku sambil merebahkan badanku.

Sesaat kemudian beliau membawakan segelas the hangat untuk anak bungsunya ini. Kuseruput pelan-pelan dan kuminum hingga habis. Aku tidur hingga pukul 21.00 dibangunin mas Ozan. Ia menanyakan apakah aku jadi berangkat tuk Kembali ke Jakarta malam ini tidak? Tapi aku menjawab besok saja berangkatnya. Ia juga menawari mau berangkat ke Jakarta naik mobil pribadinya Lek Ahmed tidak. Kujawab tidak mau. Karena aku tidak akrab dengan Lek Ahmed dan jarang bertemu dengannya. Meskipun kami sama-sama mencari nafkah di Jakarta. Katanya Lek Ahmed akan berangkat jam 23.00 wib. Berhubung juga aku sudah terlanjur kuat banget ngantuknya akupun kembali tidur dengan menjalankan sholat Isya terlebih dahulu.

Dalam hati aku berpikir, sebenarnya jika ikut Lek Ahmed bisa eanggaran tapi aku terlanjur menjawab tidak, malu rasanya menarik ucapan. *Sok loe…*

Aku tidur nyenyak tapi kadang terbangun lalu tidur lagi. Aku bermimpi telat berangkat ke Pabrik. Jam 4 pagi aku bangun, aku langsung bingung. Aku mau naik apa pagi ini Kembali ke Jakartanya. Naik bus baru sampai Jakarta jam 17.30 wib, naik kereta Bisnis nyampenya jam 15.30 wib. Padahal aku harus berangkat kerja pukul 16.00. Kubuka hape K530i ku dengan OPMIN untuk On Line. Aku berharap ada kereta yang berangkat jam 7 pagi. Itu aku lakukan karena aku tak hafal jadwal kereta Eksekutif, biasanya Cuma sampai level Eonomi dan Bisnis. Gaa kuat duitnya. Tapi demi kerjaan agar tidak terlambat, aku berniat naik kereta Eksekutif.

“Dapat nih infonya..ARGO SINDORO..JAM 6.50 DARI SEMARANG KE JAKARTA..HARGA RP 180.000,- ah masih bisa di tolerir dengan APBW (Anggaran Pengeluaran dan Belanja Wong Tunjung) hehehe..” *Kayaknya loe masih belekan tuh,,cuci muka dulu ngapa?* Hehehehe…maklum bingung…

Sejurus kemudian aku langsung mandi untuk persiapan sholat subuh dan nanti usainya langsung berangkat ke STASIUN PEKALONGAN pukul setengah enam. Jarak antara rumahku dengan stasiun lumayan jauh dan bisa di etmpuh dengan motor 30 menit.

Selepas sholat subuh aku pamitan kepada kedua orang tuaku dan kak fani serta mas Ozan ayng sedang menata tempe untuk dijual. Setelah berpelukan dan meminta doa aku pergi dianta dengan REVO oleh kak fani. Aku hanya mencium keponakanku Adi dan Dwi yang masih tertidur, tak tega aku membangunkannnya dan kalaupun bangun nanti Dwi malah nagis pingin ikut ke Jakarta.

Setengah jam kemudian aku sampai di stasiun. Kak Fani mengantar hanya sampai tempat naik angkot ke stasiun. Ia tak berani mengantarku sampai stasiun karena tak punya SIM.

Ke loket.

“Pak satu tiket Argo Sindoro satu ke Jakarta. Berapa?” pesanku kepada petugas loket,

“Rp 220.000,-!” jawabnya.

“Loh kok naik, di Internet 180 pak?”

“Lha itu mas yang terbaru!” sambil menunjukan info harga terbaru di dinding.

Yah,,meskipun mahal tetap kubeli. Yah idep-idep numpak sempur Eksekutif sepisan Gimana sih rasanya jadi orang kaya yang naik Eksekutif…

Jam 7.53 kereta yang hendak kunaiki datang dari Semarang. Waktu transit hanya dua menit. Aku masuk gerbong 3 kursi 5A. Lumayan juga berAC dan tempat duduknya dua-dua. Tak ada pedagang yang rame seperti di Ekonomi dan Bisnis. Juga tak ada yang merokok, cocok untuk dasir dan wong tunjung yang anti nikotin dan tembakau. Sayang saja meskipun mahal tak ada makanan, snack ataupun minuman…Sampailah aku di Stasiun Jatinegara dengan selamat. Akhirnya dasir dan wong tunjung Kembali ke Jakarta tepat jam dua belas teng.

Selesai,,,terima kasih dasir dan wong tunjung ucapkan kepada sahabat sekalian yang dengan setia mengikuti cerita mudik seminggu dasir dan wong tunjung. Mudah-mudahan bermanfaat sampai jumpa lagi di cerita yang akan datang.

Wassalamu’alaikkum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Salam saying tuk semua sahabatku tersayang…PIIIIIIIIIIIIIIISSSSSSSSSSSSSSSS



Monday, August 24, 2009

Kembali ke Jakarta 4

Tiga hari setelah resepsi..*Ngapain?* Ehhhmmmmm....Ya balik Kloso...

Balik Kloso adalah kunjungan balik dari pihak mempelai wanita ke rumahnya mempelai pria. *Jadi kalau ada blogger yang mampir ke blogmu, nanti kamu juga ngadain acara balik kloso ya,,?* Ya gitu deh. *terus bawaanya apa saja?* Sabar wong tunjung.

Kalau dalam lamaran itu yang di bawa adalah bahan mentah macam kambing hidup, kelapa belum di parut, ayam mau bertelor, duit, kayu, bumbu-bumbu, nangka mentah, buah-buahan dan lain-lain. Pokoknya yang mentah-mentah deh. Eh tapi parsel juga ada. Isinya buah pir, baju (luaran dalaman), sandal, mukena dan ada yang lupa. Lha itu di lamaran nikah beda ama lamaran pekerjaan kan.

Sedangkan kalau dalam balik kloso yang di bawa adalah yang mateng-mateng. Contohnya adalah nangka mateng yang sudah dibumbuin atau di tempat kami disebut “MEGONO”. Lalu buah jeruk dan pisang, telur asin mateng, sayur lodeh mateng, nasi mateng *yang namanya nasi itu sudah mateng mas, kalo mentah namanya beras.* Betul wong tunjung, wah tadi belum disebutkan tuh di lamaran ya. Ya sudah lanjutkan, ada lagi ikan panggang goreng, ayam goring, tempe goreng, *asal jangan ama penggorengannya aja ya..hihihi* terus bihun tumis, jenang ketan, bongko, poci, gereh, agar-agar, dan beberapa yang lainnya lagi yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu tapi tidak mengurangi rasa hormat saya.*seperti di sambutan saja…sambutan lagi-sambutan lagi…*

Balik Kloso di laksanakan 3 hari setelah resepsi. Kamiberangkat ke Waru Lor, Wiradesa, Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia pada pukul 9 pagi tet. Lebih sih lima menit..hehehe. Lima mobil sewaan, satu dapsun atawa mobil bak terbuka, satu mobil saudara sepupuku dan satu motor. Yang naik motor Pak Lurah Lho. Ga tahu kenapa beliau tidak bareng rombongan naik mobil. Biar semilir angin kali. Atau takut mabok. Ah ga mungkin. Tak usah di bahas. Kita lanjutkan, lebih cepat lebih baik. Lima mobil membawa rombongan pengirng pengantin. Satu mobil pribadi membawa pengantin dan orang tuaku. Serta mobil dapsun membawa bekal..

Nah kalau acara balik kloso di sana dasir ga tahu. Karena dasir dan wong tunjung jaga rumah takut di gotong semut. Heehehee..Tapi keinginan jaga rumah urung di laksanakan. Aku nyusul juga ke sana, tapi telat sampai sana. Pas dasir sampai eh rombongan mau pada pulang. Takut kali sama dasir. Nanti diceramahin ini itu kali ya. *Padahal yang bener memang acaranya sudah kelar. Loe nya aja yang telat..* Aku telat karena ambil uang dulu di ATM di kota. Lumayan jauh dan sebelumnya BAB dulu. Mencret makan sambal. *Hiiii…ddasir jorok ah..!* Bukannya di doain malah diejek..Huuuh.

Terus ngapain lagi…apa ya..wong tunjung ingat nggak lanjutanya?*eeeehhhh….HHAa! kamu diskusi dulu ama mertuanya kak Ida.* Beetul..betul..betul…Waktu itu aku tak langsung pulang, aku ngobrol ini itu dengan Pak Anwar mertua kakakku. Macam menginterogasi aku bertanya usahanya apa?, kerjanya di mana?, berapa saudara mas hasim?, berapa cucunya?, tapi aku ndak nanya ada gadis cantik yang bisa di kenali tidak..hehehehe. Lain lah dirimu tidak sama dengan yang sinting-sinting..Huzzzz jangan menyindir orang..Maaf ya sobat yang merasa tersindir. Bukan maksudnya diriku melukaimu tapi hanya sekedar bercanda..Alhamdulillah kalau ndak marah. Terima kasih.


“Teteteng…teteteng…teteteng…..teteteng…!!!!!!!”
Hape K530i-ku bergetar dan berbunyi. *Jieeh udah ganti ya?* Udah lama kali, *kan dulu J200.* Iya memang, alhamdulilah ada rejeki beli yang lumayan bagus biar bisa ngenet..heheehe.

Ternyata panggilan dari kak Fani. Trereeng…”Oh My good, astaghfirullah kuncinya…” sebutku dalam hati. Langsung kuangkat, “Eh iyo, mbak kuncinee…aku lali ra tak nehke mau..maaf…Sek..sek…sek..aku langsung mulih.”

Obrolanku dengan Pak Anwar dan keluarga baru kak Ida langsung ku putuskan dan kuberhetikan tanpa pandang buku tamu dan buku rapat.*Gak nyambung cing!*

“Pak, kulo pamit riyen gih, nuwun sewu, kulo mbeto kunci griyo dados menawi kulo mboten wangsul tiyang ten mriko mboten saged mlebet,,,” pamitku.
“Gih..gih..mboten nopo-nopo..matur nuwun!” jawabnya keheranan.
“Matur nuwun pak, sepindah malih ngapuntene gih pak.”
“Giiiiiih mboten nopo-nopo…”
“Monggo Pak..Assalamu’alaikum…”
“Giih..gih..Wa’alaikum salam…”

Kugeber Revo merah itu melalui jalanan Wiradesa menuju ke rumah. Aku tek lewat jalur biasanya. Aku lewat jalan beraspal di tengah sawah Bondan sari. Greeng..greeng…greeeeeeeeeeeeeeeeeeeng…..
Yah, aku rada lupa lagi gangnya, belok kanan apa kiri. Sudah ah kiri saja. Lho kok tembusnya rel kereta api yang tanpa terowongan. Mana kerikilnya pada habis lagi. Karena kalau balik lagi ke pertigaan agak jauh maka ku lewati saja rel itu. Rel kereta yang lebih tinggi dari jalanan membuat motorku berhenti ditengah antara rel satu dan rel yang satunya lagi. Ku coba gas..greeng..greeeeeeeeeeeeeeeeeng. Motorku tak mau naik. Aku heran. Mungkin karena belum sarapan jadi ga kuat diriku. Bismillahirrahmanirrahiim. Greeeeng..berat. Masya Alloh..
Busyyet dah. Ini kalau ada kereta lewat bisa koid dasir dan wong tunjung. Mana belum nikah lagi. Sebulan lagi lebaran. Tak ada orang lewat juga.

“Ya Alloh tolonglah hambamu yang lemah ini dan banyak bergelimang dosa serta terlalu senang dengan urusan dunia dan hal-hal mubah. Ya Alloh aku pernah beramal untuk tetanggaku Rp 25.000. seandainya itu ikhlas maka jadikanlah sebagai washilahku memohon kepadamu pertolongan. Aku belum nikah ya Alloh..Orang tuaku belum naik haji ya Alloh…kabulkanlah ya Alloh..Amiin.”

Bismillahirrahmanirrahiim..gigi motor yang masih dua kuturunkan satu. Setelah mengambil ancang-ancang dengan kuat kutarik gas motor. Greeeeeeeeeeeng…greeeeng…motorku loncat mau masuk sawah…ciiiiiiiiiittt. Reflek aku memegang rem kuat-kuat.
“Alhamdulillaaaaah….” syukurku sambil berteriak.

Sampailah dasir dan wog tunjung digubuk reot. *Ah kok ga balik-balik ke Jakarta sih!* Sabar wong tunjung, kan seminggu, baru hari kelimaxxx. Sambung Makenjang giih.. Soalnya kalau dasir lanjutkan masih terlalu panjang. Salam hangat tuk semua..met menjalankan ibadah puasa bagi yang menunaikan…



Kembali ke Jakarta 3

Bismillahirrahmanirrahim kita lanjutkan cerita Kembali ke Jakartanya..

Anggun dan cantik. Kesan itulah yang kutangkap dari perubahan pada kakakku Ida yang telah dirias oleh bu Lurah *bulu apa yang bias merias pengantin?.....ehm..Ya Bulurah…hihihihi* Kawan-kawan, cantik tak kakakku? Nah Ini gambarnya..



Kedip mas!
Rombongan pengantin datang diiringi gending, tapi hanya suaranya saja. Lewat kaset gitu. Eh CD player.

“Ning nong ning gung…ning nong ning gung….ning nong ning gung…ning ning gung…”

Tokoh masyarakat yang tadi membawakan acara walimahan kini hadir kembali tetap dengan tidak mau disebutkan jati dirinya. *Tiyang kampung niku malu-malu, tapi mudah-mudahan maluin*

“Sugeng wilujeng dumateng rombongan penganten jaler saking Warulor…sumonggo lenggahan wonten kursi ingkang sampun dipun siapaken..” tokoh itu mempersilakan dengan ramah.

Rombongan yang datang langsung dibekali bekal nasi box sterofom denga lauk yang lengkap dan minuman serta buah sebagai pencuci mulut.*kalau aku lebih setuju boxnya jangan pake sterofom karena tidak ramah lingkungan*
pake apa dunk wong tunjung?*pake daon pisang..hehehehe* bener juga biar ga diomelin kang alamendah….

Seperti halnya walimahan, disini acaranya sambutan-sambutan dari pihak pria dan pengantin wanita serta tausiyah dari Pak Kyai yang di undang khusus berbicara masalah nikah. *kayaknya yang namanya sambutan kok ga pernah lepas ya dari cerita ini*.



Selain itu ada acara adat jawa yang seru dalam resepsi ini. Ialah “Tumplek Punjen”. Ritual ini bermaksud mengundang kepada seluruh manusia yang hadir pada acara resepsi meniko untuk menyisihkan dan memberikan bekal kepada kedua mempelai dalam menjalani hidup yang baru. Bekal itu berupa sejumlah uang yang di masukkan ke dalam kantong kain *bukan kantong doraemon..*.
Lha kantong itu sendiri dipegangi sama kak Ida dan Mas Hasim beserta Ibunya mas Hasim dan ibunya kak Ida.*bilang saja Ibumu..* Setelah semuanya memberikan bekal maka kantong tersebut di tumpahkan ke tampah.
Dan kruyuuuuukkk….crik..crik….criiik…Recehan logam, uang kertas ribuan gocengan sepuluh ribu duapuluh ribu lima puluh ribu tumpah ke tampah..*Yeyeyeyeeye dapat duit banyak,,sayang tak ada cepekan ribu. Kalo begini mau dong nikah berkali-kali…hehehehe*

Acara yang lainnya pastinya adalah makan-makan…*yeye makan,,,yeye makan!* Makan saja yang kau pikirkan , wong tunjung? Dan juga foto-foto. Pengantin sungkem kepada ibu dan bapak secara bergantian, lalu aku juga ikut foto bareng kakak-kakak kesayanganku. Sayang kakakku yang pernah kuceritakan di Sepeda Jengki sakit. Badannya panas, suaranya serak dan malah masuk kategori habis suaranya. *Nyaris tak terdengar.* Perutnya juga katanya mules dan perih.

Jam 17 teng. Tepat waktu kakakku yang dari kebumen pamitan pada ibuku serta dasir. Mereka akan balik bersama keponakanku sigading kecil. Kami berpelukkan dan saling meminta maaf serta saling mendoakan. Naik mobil sewaan mereka berangkat ke sana. Selamat jalan duhai kakakku, semoga selamt sampai tujuan dan sukses selalu menyertaimu..amiinn

Keramaian itu berubah menjadi sepi seiring kembalinya rombongan pengantin pria dan kepulangan kakakku. Tugasku kembali adlah merapikan lokasi dan mencuci peralatan makan seperti gelas dan piring kotor serta perlengkapan dapur macam wajan, baskom, panic dan tetekbengeknya. Sampai maghrib aku jongkok mencuci gelas ratusan dan piring juga ratusan. Hehe..kesemutan kakiku….*kenapa nyuci sendiri?* Ibu-ibu dan para rewang (yang Bantu) sudah pada pulang, mereka kecapekan. Terima kasihku untuk semua yang ikut rewang entah yang masak, mencuci piring, maupun yang lainnya. Jazakumullahu khairan katsiro *Wa Iyakum..*

Bersambung ke Balik Kloso….Esook hari..



Friday, August 21, 2009

Pusing

Pusing....Pusing....Pusing.........Pusing.......bingung....bingung....bingung....bingung....heran....heran....heran....heran....malu...malu...malu...malu...marah....marah....marah....marah....
marah....kesel.....kesel.....kesel.....kesel.....jengkel....jengkel....jengkel....jengkel....

Posting ga jelas...jangan di baca,,,,jangan dikomentari,,,tapi di omelin aja.....dimarahin saja...diejek,,,saja...dicaci saja.....diguyur saja pake air....


adeeeeeemmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Wednesday, August 19, 2009

Sekedar info

Sahabatku, Baru saja dasir dan wong tunjung ngantre untuk membeli tiket KERETA API bisnis di St. Jatinegara buat saudaraku tanggal 16 September 09.
Alhamdulillah setelah antri setengah jam akhirnya dapat juga seharga 130.000 rupiah. Padahal biasanya cuma cepek.

Nah sekedar info aja buat para sahabat yang hendak mudik lebaran dari Jakarta ke daerah yang mau naik kereta api bahwa kita bisa memesan sebulan sebelum hari H kita pulang.

Tapi bagi yang mau pulang tanggal 17 dan 18 September dengan kereta api bisnis dan ekonomi harus gigit jari karena sudah HABIS TERJUAL. Dan yang mau beli untuk tanggal 19 baru bisa pesan esok tanggal 20 jam 7 pagi.

Selengkapnya untuk harga dan jam keberangkatan bisa dilihat di http://infoka.kereta-api.com
Terima kasih semoga bermanfaat info dari dasir dan wong tunjung.


Monday, August 17, 2009

Oh Pahlawanku..

Secerah sinar mentari
Sebening embun pagi
Kau datang di kegelapan negeri

Derap langkahmu membahana
Hentakan kudamu mengguncang jiwa
menggertak musuh, menciutkan nyali

Oh Pahlawanku..
Kau korbankan seluruh hartamu
Kau korbankan seluruh pikiranmu
Kau korbankan seluruh waktumu
Dan kau korbankan juga jiwa ragamu

Oh Pahlawanku..
Air matamu, Air mataku
Tetesan keringatmu adalah tetesan keringatku
Aliran darahmu adalah aliran darahku

Oh Pahlawanku..
Cucuran keringatmu membasahi semangat anak cucumu
Tetesan darahmu mengalir di ragaku
Tuk berkarya dan membangun negeriku


Oh Pahlawanku..
Pertiwi berhutang padamu
Di Hari Kemerdekaan ini..
Seluruh negeri
Seluruh tanah air
Seluruh penjuru bangsa
Semua mendoakanmu

Oh Pahlawanku..
Dalam doaku kau kusebut
Dalam heningku kau kukenang

Oh Pahlawanku..
Jasamu kan kenang selalu
Semoga Alloh membalas semua jasamu
Dengan surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya

Oh Pahlawanku..


Friday, August 14, 2009

Pramuka

Salam pramuka..

Kalian pasti ingat dengan salam itu kan? Ya, salam yang diucapkan oleh korps berbaju cokelat muda dan bercelana cokelat tua. Dengan lambang tunas kelapa dan baru saja berulang tahun tanggal 14 agustus kemarin.
Mari melanjutkan kenangan indah itu,,hehehe

Tepuk pramuka..prok..prok..prok..prok..prok..prok..prok..prok..prok..prok..prok..prok..prok..

Dasa dharma pramuka:
Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Selamat mengulang masa-masa indah SMP dan SMA ya dan mohon ma'lum..dadaaa
Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh

Friday, July 31, 2009

DUNIA MATIK HONDA

Goresan tentang cerpen istirahat sik ah. Buat refreshing, aku tertarik pingin posting hal-hal yang terjadi disekitar dasir.

Dan hal yang akan dasir angkat dengan judul Dunia Matik Honda adalah berkenaan dengan hajatan sang pemegang ATPM HONDA di Indonesia. *dasir ATPM singkatan dari apa kok ndak diterangkan. Entahlah aku lupa, wong dasir ingat pernah baca ATPM itu di koran Kompas.

Wong Ntunjung: Kalo ga salah Asosiasi Tunggal Pemegang Merek..alah salah tuh. Taulah!!* Hajatan itu memang berjudul Dunia Matik Honda. Karena memang ajang pesta mewah itu diselenggarakan untuk meluncurkan motor skuter matik (skutik) Honda terbaru.

Rencananya hajatan besar itu akan ditayangkan stasiun tv swasta tertua nasional 'RCTI' *Rujak Cingur Tetep Ienak-ienak*wekekekek. Tepatnya pada hari Sabtu malam Minggu tanggal 1 Agustus 2009. Jamnya 21.30 s.d 22.30 bagian barat waktu indonesia bukan bagian timur, tengah ato selatan bahkan utara. Bukan!!*Malam Banget Pak! Udah pada tidur kali..* Selain si Cantik dan Energik Pelantun lagu Matahariku 'Agnes Monica'..*mau nikah terus, kapan pastinya? Ga pernah sampai2 cuma mau..hehehe..* Waduh ketularan sinting nih..ada juga Afgan..nistan(wakakakakak). Ada juga d'Masiv (bukan de nasib), Maia, The Titans..nus(kok ditambah-tambahin..ntar pada marah lho) *Maaf ya*.

Sang pemandu acara ini ato host ato mc adalah VJ Daniel dan Pemeran Eliana di Film Ketika Cinta Bertasbih 'Alice Norin' *sok tau loh, belum nonton jugax!*
Bagi yang mau nonton peluncuran matik honda itu monggo, bagi yang mau istirahat ya monggo juga. Begitulah yang dasir tangkap dari info teman dasir di Honda..

Semoga bermanfaat..info yang penyampaiannya aneh ini. Salam sayang dan Hangat..Persahabatan dan Perjuangan serta Persaudaraan..

Tuesday, July 21, 2009

Silaturahmi DSAK

Kemarin hari Ahad, tanggal 19 Juli 09 DSAK mengadakan Silaturrahmi Akbar antar anak asuh DSAK dan Donatur. Karena memang selama ini anak asuh tak pernah bertemu secara langsung dengan orang tua asuhnya. Acara berlangsung sederhana dari pukul 9 pagi hingga pukul 11.00 .Padahal seyogyanya jika ortu asuh datang acara br selesai pukul 11.30 wib.

Untuk menghibur anak asuh beberapa trik sulap dipamerkan oleh pesulap dari depok. Dia merupakan putra dari Temen SD Pak SBY sewaktu sekolah bareng di SD RUKUN ISTRI JAKARTA TIMUR. Eit jangan salah pak Sby ini bukan Susilo Bambang Yudhoyono melainkan Sidiq Budiyanto yang merupakan ketua DSAK atau Dompet Sosial Alkautsar. Disamping donatur yang tidak bisa datang karena sibuk banyak juga relawan DSAK yang tak bisa hadir termasuk pengurus masjid Alkautsar yang merupakan pengayom dari DSAK. Selain sulap, ada juga penampilan adik-adik DSAK yang berprestasi. Seperti Penampilan Tim Dongeng Laskar Bintang dengan judul cerita 'Tupa dan Tupi'. Tim ini adalah juara harapan 1 Lomba Mendongeng Permata Cerita Ceria se-Jabodetabek yang berlangsung tanggal 27 juni di gedung Bank Permata, Jend Sudirman.
Aku sendiri ditunjuk kawan-kawan sebagai mc acara. Sehingga aku rada kaget dengan keadaan itu. Tadinya aku membayangkan akan rame sekali namun harapan tinggalah harapan. Yang penting tugas mc aku laksanakan dengan baik.
Tapi rasa syukur tetap harus kita haturkan kehadirat Alloh SWT yang masih memberikan kebahagiaan dan kesehatan kepada relawan dan pengurus yg bisa hadir. Doakan ya kawan semoga semangat kami tak mengendur untuk terus menjalankan aktivitas sosial ini dengan ikhlas demi meraih keridhaanNya..amin

Thursday, June 18, 2009

Pesta buku rakyat Jakarta

Bentar lagi akan ada pesta Buku para pencinta buku dan penerbit di ISTORA SENAYAN JAKARTA 27 Juni sampai 5 Juli 09

Related Post

Related Posts with Thumbnails