Tuesday, August 04, 2009

SMS itu....

Sahabatku yang luar biasa..ijinkan aku untuk memposting kisah terbaruku....

Sudah 13 hari semenjak ia terakhir kali menghubungiku. Jangankan menelepon, SMS untuk menanyakan kabarpun ia tak sempat. Pukul 19.00 wib kucoba merangkai huurf demi huruf di keypad handpone J200i yang mulai terhapus. Kucoba mengSMSnya walaupun hanya sekedar basa-basi.

“Assalamu’alaikum wr.wb. 13 hari lamanya njenengan tak terdengar kabarnya. Memang seandainya kita menantikan sesuatu, waktu terasa begitu lambat. Af1 kalau SMS ku ini mengganggu njenengan. Pripun kabare njenengan? Sudah maem belum?”


Begitulah rangkaian huruf alphabet yang kutulis dan kukirim ke kekasihku. Beberapa saaat kemudian HPku bergetar. Kukira ia telah membalas SMSku. Namun harapan tinggal harapan, ternyata hanya laporan kalau SMS yang kukirim telah terkirim kepadanya. Semenit aku menunggu. Menit demi menitpun telah berubah menjadi satu jam. Namun HP ku hanya diam tak bergetar serta tak bergerak. Ia tetap duduk manis di atas bantal di samping aku yang tiduran sambil menunggu balasan dari seberang. Jam dinding terus berputar hingga jarum panjangnya menunjukkan waktu pukul 23.00 atau sebelas malam.


Mungkinkah ia marah padaku sehingga tak membalas SMS dariku? Ataukah Hpnya tertinggal di rumah sewaktu berangkat lembur kerja? Tetapi ia kan jarang lembur kalau malam senin. Atau ia telah tertidur? Tapi kan sms kukirim pukul 7 malam. Yang dapat dikategorikan masih sore.

Perlahan namun pasti kelopak mataku menutup seiring doa mau tidur yang telah usai kulantunkan. Jam satu aku terbangun, sambil tergagap aku meraih Hpku. Kuperhatikan layarnya. Sepi... tak terlihat tanda-tanda adanya sms yang masuk. Hanya ikon Indosat IM3 yang terlihat. Kupejamkan kembali mataku. Andaikan dari seberang tak ada kata-kata berupa sms yang terkirim, kuharapkan dalam mimpiku aku bisa bercakap-cakap dengannya.

”Astaghfirullahal Adhiim.......!”

Kutata dan kumanage hatiku yang mulai meninggalkan cangkangnya. Lelap dan lelap.
Nikmat Alloh swt yang manakah yang kau dustakan?
Tidur nyenyak merupakan karunia dari Ilahi yang tidak semua orang mendapatkannya.
”Kukuruyuuuuuukkkk.......!!!!”
Kokok ayam jago memecah keheningan malam. Buru-buru aku ke toilet, karena aku tak sanggup menahan air sisa saringan ginjal yang hari ini begitu lancar.
”Allahumma inni a’uudzubika minal khubutsi wal khobaaits.” doa sebelum masuk toilet kuucapkan.

Mungkin karena sedang musim penghujan sehingga kotoran jenis ini yang biasanya keluar juga lewat keringat kini tumpah ruah ke satu titik yaitu air kencingku.
Kusiram air kencing/seni tadi supaya tak menimbulkan aroma yang tak sedap.
”Alhamdulillahilladzii adzhaba ’annil adza wa ’aa faanii.” tak lupa kubaca doa sehabis dari toilet sebagaimana yang diajarkan Rasulullah sholallahu ’alaihi wa sallam. Aku berwudlu untuk sholat tahajjud.

Dengan khusyu’ aku mendirikan amalan sunnah tambahan yang mampu menghadirkan karunia Alloh ’Azza wa Jalla berlipat-lipat. Aku menangisi dosa-dosaku, kuadukan segala keluh dan kesahku kepadaNya. Termasuk hal kecil masalah kekasihku yang tak membalas smsku dari tadi sore. Disaat itu seolah-olah Alloh SWT begitu dekat padaku. Ia menyiramku dengan air embun dan salju, akupun sejuk dan damai dimalam yang sunyi itu.

Dalam keadaan seperti itu, aku merasa Alloh mengatakan padaku,Tenanglah dan bersabarlah wahai hambaku, andaikan ia tak membalas smsmu hari ini, ia pasti akan membalasnya nanti. Karena ia sedang mengatur segumpal daging merah di tubuhnya agar ketika ia membalas sms-mu yang ia katakan bukanlah nafsunya tapi sebuah nasihat dan perkataan penuh hikmah dan ibrah. Karena memang ia hamba yang mampu menjaga hati dan pandangannya dari hal-hal yang Aku tal perkenankan baginya untuk melakukannya.”

Dari sudut mataku terasa basah oleh air mata rasa tundukku pada Alloh yang aku rasakan begitu besarnya rahmat yang ia turunkan padaku malam ini.
”Alloohu Akbar....Alloohu Akbar.....Allohu Akbar...Alloohu Akbar.......”
Pak Rafli telah mengumandangkan adzan subuh dari Masjid Al-Muttaqin. Kubangkit dari sajadahku untuk menuju ke masjid guna mendirika sholat subuh berjamaah. Tak banyak jamaah yang hadir. Karena memang waktu subuh masih agak malam untuku bulan Januari ini atau memang mereka lebih memilih tidur daripada solat. Hanya sebaris jamaah pria dan setengah baris jamaah wanita. Padahal telatnya seorang hamba sholat subuh merupakan salah satu sifat kemunafikan yang harus dibuang jauh-jauh.

Sehabis sholat subuh aku berdzikir sebentar lalu pulang ke rumah yang lumayan dekat dengan masjid. Sesampai di rumah aku langsung membuka HandPhone. Entah dorongan setan apa yang membuatku ingin bergegas mengetahui apakah ia telah membalas smsku atau belum? Namun lagi-lagi yang ada hanyalah ikon Indosat dengan IM3-nya.

Aku agak kecewa, kulempar Hpku ke sofa sambil mengeluarkan kata-kata yang agak keras,”Sebenarnya ia masih mencintaiku atau tidak sih? Sudah tak pernah kasih kabar dan juga tak pernah menanyakan kabarku, kini sudah kupancing, masih saja ia diam seribu satu bahasa! Paling berapa sih biaya untuk sms, wong cuman Rp 350,-. Jika aku yang tak bekerja saja mau sms, masa ia yang sudah bekerja, malas banget untuk sms. Pelit banget sih!! Hari ini hari senin, banyak sms dan telepon yang masuk silih berganti. Tapi semuanya tak ada yang mampu untuk membuatku bersemangat menjalani hari ini. Karena yang ku tunggu-tunggu tak muncul juga.”

Pagi. Siang. Sore. Hingga semburat jingga di petala langit di ufuk barat sana telah lenyap namun ia tak menghubungiku juga.

Bersambung esok hari..insya Alloh jika masih ada umur dan kesempatan..

Monday, August 03, 2009

Sahabat! Kusebut namamu dalam Doaku

Sahabatku yang kusayangi...
Aku bukanlah seorang cerpenis jadi maafkan aku lagi karena membuatmu menunggu ceritaku yang lain...Label-label yang kubuat juga mengadu kepadaku. Mereka ingin aku menyiraminya. Salah satunya Label Islam.
Aku bukanlah seorang ustadz jadi jika ada kesalahan itu datangnya dari saya pribadi..Langsung saja...

Diantara keutamaan-keutamaan iman, yang itu merupakan buah dari keimanan seorang muslim dan akan nampak pada segi amalan lahiriyah-nya adalah mereka sangat bersemangat untuk bisa memberikan kemanfaatan kepada saudaranya sesama muslim, baik itu berbentuk pengajaran ilmu yang bermanfaat atau bantuan yang berupa materi atau paling minimal ia akan mendoakan kebaikan padanya.


“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Wahai Rabb Kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami telah beriman lebih dahulu dari kami dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian terhadap orang-orang yang beriman (berada) dalam hati kami. Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr: 10)

Begitulah ikatan persahabatan yang begitu kuat antara Muhajirin dan Anshor sehingga mereka menyebutnya SAUDARA bukan shahabat lagi..
“Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang ia cintai bagi dirinya sendiri (dari segala hal yang baik).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Maka jika engkau mendoakan bagi saudaramu suatu kebaikan apapun tanpa sepengetahuannya bahwa engkau telah mendoakannya dan juga tanpa adanya wasiat dari dirinya untuk minta didoakan dengan sesuatu, maka hal itu merupakan suatu petunjuk akan kecintaanmu yang jujur kepada saudaramu tersebut. Ini juga berarti bahwa engkau benar-benar menginginkan suatu kebaikan ada pada diri saudaramu sebagaimana engkau menginginkan kebaikan itu ada pada dirimu sendiri.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits dari shahabiyah Ummud Darda`:
“Doa seorang muslim kepada saudaranya secara rahasia dan tidak hadir di hadapannya adalah sangat dikabulkan. Di sisinya ada seorang malaikat yang ditunjuk oleh Allah. Setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut berkata (kepadanya): “Ya Allah, kabulkanlah, dan (semoga) bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.” (HR. Muslim)

Kisah selengkapnya dari hadits diatas adalah sebagai berikut: Seorang laki-laki datang ke negeri Syam, kemudian ia ingin bertemu dengan Abud Darda` Radhiallahu ‘anhu di rumahnya namun beliau tidak ada dan hanya mendapati Ummud Darda`. Ummud Darda` berkata, “Apakah kamu ingin pergi haji tahun ini?” Orang tersebut menjawab, “Ya.” Ummud Darda` mengatakan, “Doakanlah kami dengan kebaikan. Karena sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,” kemudian Ummud Darda` menyebutkan hadits diatas.


Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menyebut syarat-syarat dikabulkannya doa, yaitu:


Pertama: Ikhlash karena Allah Subhanahu wa Ta’ala

Hendaknya seseorang yang berdoa mengikhlashkan di dalam doanya menengadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hati yang khusyu’, bersandar hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena ia tahu bahwa hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mampu mengabulkan doanya, dan berharap penuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk terkabulnya doa tersebut.


Kedua: Merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Ketika berdoa merasa dalam kondisi sangat butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan sesungguhnya hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang bisa mengabulkan doa orang yang dalam kesulitan serta bisa menghilangkan musibah/kesusahan yang menimpanya.

Adapun orang yang berdoa dalam keadaan merasa tidak butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan tetapi ia berdoa sebagai kebiasaan saja, maka yang demikian tidak pantas untuk dikabulkan doanya.

Ketiga: Meninggalkan makanan yang haram

Hendaknya ia meninggalkan makan dari makanan yang haram, karena makan dari makanan yang haram akan menjadi penghalang dikabulkannya doa seseorang. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits yang shohih dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam. Beliau Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah baik dan Ia tidaklah menerima kecuali yang baik. Dan sungguh Allah telah memerintahkan orang-orang yang beriman (kaum mukminin) dengan apa-apa yang Ia perintahkan kepada para rasul. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‘Wahai para rasul, makanlah dari sesuatu yang baik dan beramallah dengan amalan sholih.’ Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari sesuatu yang baik apa-apa yang telah kami rizkikan kepada kalian.’ Kemudian beliau menyebutkan, ada seorang laki-laki yang sedang berpergian jauh dalam keadaan rambutnya kusut masai dan berdebu, kemudian menengadahkan kedua tangannya ke atas (ke arah langit) dan berkata: ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku!’ sementara makanannya adalah haram, minumannya adalah haram, pakaiannya adalah haram, dan ia diberi makan dari hasil yang haram. Maka, bagaimana bisa dikabulkan doanya?” (HR. Muslim)

Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam menganggap jauh akan terkabulnya doa orang tersebut. Padahal orang tersebut telah melakukan sebab-sebab zhahir (tampak) terkabulnya doa seperti:

1. Mengangkat telapak tangan ke arah langit (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala), karena Allah Subhanahu wa Ta’ala ada di atas ‘Arsy.


2. Menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala “Ar Rabb” (الرَّبُّ). Ber-tawassul kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan nama ini adalah salah satu sebab terkabulnya doa sebagaimana doa-doa dalam Al-Qur`an banyak dimulai dengan kata “Rabb”, seperti dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ البقرة: ٢٠١

“Dan diantara mereka ada yang mengatakan (berdoa), “Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan jauhkanlah kami dari adzab An Nar (neraka).” (Al-Baqarah: 201)

Begitu pula dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ (40) رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ (41) إبراهيم: ٤٠ -٤١

“Wahai Rabbku, jadikanlah aku orang yang mendirikan sholat dan anak keturunanku! Wahai Rabbku, kabulkanlah doaku! Wahai Rabb kami, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan kaum muslimin pada hari ditegakkannya Al-Hisab (Hari Perhitungan).” (Ibrohim: 40-41)

3. Berdoa dalam keadaan safar, dan safar adalah salah satu sebab terkabulnya doa.

Akan tetapi doa orang tersebut tidak dikabulkan karena makanannya haram, pakaiannya haram, dan mendapatkan makanan dari hasil perkara yang haram.

Kemudian yang penting untuk diketahui juga ketika seorang hamba berdoa untuk tidak terburu-buru akan terkabulnya doanya, karena terburu-buru adalah salah satu sebab penghalang terkabulnya doa. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam:
يُسْتَجَابُ ِلأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ قِيلَ وَكَيْفَ يَعْجَلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ اللَّهَ فَلَمْ يَسْتَجِبْ اللَّهُ لِي

“Dikabulkan bagi salah seorang diantara kalian (ketika berdoa) selagi tidak terburu-buru.” Para shahabat bertanya: “Bagaimana terburu-burunya (seseorang ketika berdoa), wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Ia berkata, “Saya telah berdoa akan tetapi Allah tidak mengabulkan untukku.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Saudaraku...yang super,,hanya itu yang bisa wong ntunjung sampaikan. Jujur dasir tidak ngetik sendiri..Cuman copas dari web darussalaf dan ditambahin pendahuluan dan penutup.
Kurang dan lebihnya dasir mohon mangap..
Wassalamu'alaikum wr.wb.

Sunday, August 02, 2009

StofMAP

Assalamu'alaikum wr.wb.
Aku sebenarnya malu untuk memposting cerita pendek. Apa sebab? Sebab apa?
"Mulai deh ngikut kang zul..!"
Sebab memang belum diketik cerpennya dan baru coretan di atas kertas. Jadi mohon maaf kalau ada yang terpaksa menunggu.GR banget saya..hehehe

Setelah Honda meluncurkan Vario terbaru dengan embel-embel Techno dibelakangnya, mari kita flash back ke belakang.
Ngapain ke belakang mau pipis. Kan udah numpang pipis di rumahnya kangboed.
Ndeso emang wong ntunjung itu, flashback itu artinya kembali ke masa lalu. Aku ingin mengajak sahabatku semua menuju lorong waktu di tahun 2002.

Oke oka oke oka oke oka..
"Oki co'e mas..!"
OOKKEE kita lanjutkan
Begini ceritanipun..eh..eh..eh..eh..
"kenapa lagi..?"
"Agak lupa!"
Tahun 2002 dibulan juli, ada SMU (Sekolah Menengah Umum) di Salatiga yang menjual stofmap seharga rung ewu limang atus rupiah (Rp 2500).
Salah tiga? Betul semua kok..dan Buat apa mereka jualan stofmap?
Mereka menjual stofmap itu kepada calon siswa smu baru yang mendaptar. Sekedar inpornasi..*sok kecletut kowe yo ilate, mangke nek keseleo beneran tak syukuri sampeyan.*
Sekedar informasi, harga normal stofmap di toko adalah Rp 100/lembar. Gila ga tuh SMU..?*Enggak!*
Memang ga gila smunya, yang rakus orangnya..betul kan?*Betul 100!*
Jadi itu smu benar-benar menjalankan hukum ekonomi dengan tepat.
"Modal sekecil-kecilnya, Untung sebenar-benarnya."
Weleh kecletut beneran kan? Yang bener itu,"Modal sekecil-kecilnya, untung sebesar-besarnya."
Tepuk tangan untuk sahabatku wong ntunjung!
Apa bedanya stofmap yang di toko dengan stofmap yang dijual di SMU?
Sebenarnya tidak ada bedanya, hanya di stofmap yang dijual pihak smu?
Pada kopernya ditulisi beberapa persyaratan setiap calon siswa-siswi yang akan masuk ke SMU negeri bersangkutan.

"Padahal, saya sudah membeli di toko. Karena tak boleh menggunakan stofmap yang beli sendiri, maka dengan terpaksa harus beli disini. Daripada ditolak, ya mending membeli saja," kata seorang ibu PNS yang mengantarkan anaknya mendaftar di sebuah smu negeri. Sayang ibu itu tidak mau memberitahukan namanya, alamatnya, dan nomer teleponnya kepada ananda dasir. Sehingga dasir dan wong ntunjung penasaran,,wakakakakak..huszz tertawanya yang sopan, lebih baik senyum saja.

Padahal berdasarkan surat edaran kepala dinas pendidikan Salatiga nomer 422.1 gareng 1279 tanggal 6 juni 2002 tentang Petunjuk Teknis Penerimaan Siswa Baru TP 2002/03 Biaya pendaftaran PSB hanya rp 2000 dan limangewu per siswa. Biaya rungewu rupiah tersebut berlaku untuk pelajar salatiga dan limangewu (5000) untuk luar salatiga.
"Biaya tersebut a.l untuk operasional pendaftaran seperti blangko, penataan tempat, penyediaan ATK (anak taman kanak-kanak), hingga konsumsi petugas pendaptar. Kalau ada yang lebih tinggi lagi, akan saya beri sanksi,"tandas Bakri.
Siapa bakri???

Lha mbok yao kalo posting itu yang bener..belum kelar dah dikelarin..
Sahabat super, tolong bantu wong ntunjung mencari tahu siapa bakri..

Related Post

Related Posts with Thumbnails