Dalam hatinya bertanya, apakah benar ini rumah Ridlwan? Bukannya dia seorang kepala sekolah?
Bagian teras rumahnya kok kayak ini? Jangankan keramikan, lantai semenpun tidak. Hanya bata berantakan yang ada di teras rumah.
Ia mengetuk pintu.
"Tok..Tok..Tok..assalamu'alaikum..Tok..Tok..Tok..!"
"Wa'alaikum salam!" jawab seorang ibu tua.
"Nopo bener niki daleme Pak Ridlwan?" tanyanya.
"Bener!"
"Pak Ridlwane wonten mboten?" tanyanya kembali.
"Oh wonten, sekedap gih. Kulo timbalke." jawab ibu tadi sambil masuk ke rumah.
Sembari menunggu ia melihat sekeliling. Tak nampak kemewahan di sana-sini. Halaman rumahnya tak ada taman, yang ada kumpulan pohon pisang. Tak ada CRV, yang ada WIN hitam dan Sepeda jengki butut.
"Oh Ihsan, monggo mlebet..!" Pak Ridlwan mempersilakan.
Ia menggelar karpet kelabu di pojok ruang tamu.
"Nek arep diselehke neng omah sijine yo rapopo, tapi ojo nemen-nemeni ra!" celetuk Pak Ihsan.
Itulah sebuah kalimat yang terlempar dari Pak Ihsan ketika ia telah duduk di karpet kelabu ukuran 1,5 x 2 m itu.
Pak Ridlwan langsung terdiam. Ia langsung teringat kisah nyata sahabat Abu Darda' yang ditegur oleh Abu Dzar Al-Ghifari yang bertamu ke rumahnya dan dipersilakan di tikar kumuh. Abu Dzarpun bertanya di manakah perkakas rumah yang lain dengan bahasa arab tentunya.
Abu Darda' menjawab,"Aku meletakkannya di rumah yang satunya."
"Di mana rumahmu yang satunya itu?" tanya Abu Dzar.
"Di Surga." jawab Abu Darda'.
Karena teringat cerita itu Pak Ridlwanpun membalas pernyataan Pak Ihsan.
"Yo ora koyo kuwi. Aku pancen ora duwe meja kursi. Mangkane onone gelaran koyo iki tok, yo dimaklumi."
(maaf) izin PERTAMA dulu
ReplyDeletekedua, mau bilang:
ReplyDeleteUntuk lisan yang mungkin telah salah berucap, Untuk janji yang belum dan tidak bisa ditepati. Untuk prasangka yang kadang timbul dihati. Untuk komentar yang kurang berkenan, yang ungkin pernah saya berikan, dengan setulus hati, saya mohon di maafkan lahir batin. Saya dan Alamendah's Blog mengucapkan, Selamat Idul Fitri, 1 Syawal 1430 H.
Kesederhanaan tanpa kepura-pura jauh lebih indah bagi siapa saja. Baik yang memandang apalagi bagi yang melakukan.
ReplyDelete(semoga komennya nyambung...)
keempat,
ReplyDeleteKadosipun silaturrahmine sampun cekap, Alamendah bade nglajengaken lumaku bloghicking. Nyuwun pamit.
kelima;
ReplyDeletesee you...
@alamendah matur kesuwun duwateng mas alamendah..mugiyo gusti Alloh maringi kaberkahan dumateng mas alam saha keluarginipun mas alam..amiin
ReplyDeleteNgomong apaan tuh yg terakhir.?
ReplyDeleteBiar ndak punya apa2 yg penting masih diijinkan menikmati surga-Nya kelak, Insya Allah amin.
ReplyDeleteWadoh..bahasa jawane akeh tenan..sitik2 wae tho mas, ra ngerti aku...tapi ra opo2 aku sekalian belajar ngartiin...kalimat terakhir " ya nggak kayak gitu, aku memang ngga punya meja dan kursi..makanya yang ada cuma tikar kayak gini..ya di maklumi.." bener ga mas..? he..he salam kenal
ReplyDeleteAssalamu'alaikum,
ReplyDeleteCerita yang menarik Kang. Hidup apa adanya, tidak berpura-pura akan terasa lebih bebas,karena tanpa beban. Dan Pak Ridwan tadi tentu menikmati kehidupannya.
Sayang bahasa Jawanya saya tidak mengerti.
Terima kasih.
Kalau sempat mampir Kang ke Cianjur.
Salam buat keluarga
selamat Siang Kang Dasier.. mau numpang ngadem dulu ya Kang..sambil baca tulisannya
ReplyDeletesebenernya saya cuma bisa sedikit bahasa jawa namun saya hanya bisa menangkap sebuah cerita yang sangat mengartikan dari kesederhanaan itu lebih baik dengan kejujuran. Benar ga Kang itu yang di artikan dalam tulisan ini ?? kalo salah matur sowry lho
ReplyDeletesebenernya saya cuma bisa sedikit bahasa jawa namun saya hanya bisa menangkap sebuah cerita yang sangat mengartikan dari kesederhanaan itu lebih baik dengan kejujuran. Benar ga Kang itu yang di artikan dalam tulisan ini ?? kalo salah matur sowry lho
ReplyDelete@riosisemut masa ndak tahu?
ReplyDelete@kangsugeng
Amiin..
@noors blog
Bener mas..salam kenal juga mas,,
@abdul aziz
Insya Alloh segera..makasih
@hariez
Terimakasih atas apresiasinya..
matur suwun kang... postinge membawa pencerahan. Met Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir dan batin
ReplyDeleteSami2 mas..
ReplyDeleteMaaf terlambat nih ... karena baru pulang mudik ...
ReplyDeleteWongndeso mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H Taqobalallahu minnaa wa minkum Shiyamanaa wa shiyamakum, Minal ‘aidin wal faizin Mohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan yang sengaja maupun yang tidak sengaja.
Ada info tentang award
International Bloggers Community Award
Semoga berkenan mengambilnya dan terima kasih
@wong ndeso
ReplyDeleteMaaf lahir batin juga ya kang..awardnya terimakasih..tapi nanti kalo ke warnet atau stl di Jakarta ngerjainnya ya kang..
HADIIIIIIIIIIIIIIIRRRRRRRRRRRRRRRRRR
ReplyDeleteMenyapa sahabatku chayank
ReplyDeleteMAAF.. baru bisa jalan jalan nih
ReplyDeletehiihihihihi dah di Jakarta maaaaaaaaaaaaaassssssss
ReplyDelete23!
ReplyDeletemakasih udah mampir yaaa :)
Nah lho....
ReplyDeleteKasihan banget nasib P Ridwan?
Mungkn...uangnya di Tabungan kali bro...
Bukankah...gaji guru akhir-2 ini makin membaik bro?
ReplyDeleteTapi...inti dari postingan ini, bukan pada P Ridwan-nya kali ya?
ReplyDeletehehe....
@kangboed
ReplyDeleteBelum kang..msh di Pekalongan..besok br berangkat..
@quinie
Sama-sama teh..maaf ya kalo jrg main ke rumahnya teteh..
@humorbendol
Intinya pada kesederhanaan dan kesyuhudan tapi tetap menghargai tamu kang..
Moga sorganya pak ridwan paling indah ya...
ReplyDelete@buwel amin...
ReplyDelete