Friday, September 25, 2009

Karpet Kelabu

Dalam hatinya bertanya, apakah benar ini rumah Ridlwan? Bukannya dia seorang kepala sekolah?
Bagian teras rumahnya kok kayak ini? Jangankan keramikan, lantai semenpun tidak. Hanya bata berantakan yang ada di teras rumah.

Ia mengetuk pintu.
"Tok..Tok..Tok..assalamu'alaikum..Tok..Tok..Tok..!"
"Wa'alaikum salam!" jawab seorang ibu tua.
"Nopo bener niki daleme Pak Ridlwan?" tanyanya.
"Bener!"
"Pak Ridlwane wonten mboten?" tanyanya kembali.
"Oh wonten, sekedap gih. Kulo timbalke." jawab ibu tadi sambil masuk ke rumah.

Sembari menunggu ia melihat sekeliling. Tak nampak kemewahan di sana-sini. Halaman rumahnya tak ada taman, yang ada kumpulan pohon pisang. Tak ada CRV, yang ada WIN hitam dan Sepeda jengki butut.

"Oh Ihsan, monggo mlebet..!" Pak Ridlwan mempersilakan.
Ia menggelar karpet kelabu di pojok ruang tamu.

"Nek arep diselehke neng omah sijine yo rapopo, tapi ojo nemen-nemeni ra!" celetuk Pak Ihsan.

Itulah sebuah kalimat yang terlempar dari Pak Ihsan ketika ia telah duduk di karpet kelabu ukuran 1,5 x 2 m itu.

Pak Ridlwan langsung terdiam. Ia langsung teringat kisah nyata sahabat Abu Darda' yang ditegur oleh Abu Dzar Al-Ghifari yang bertamu ke rumahnya dan dipersilakan di tikar kumuh. Abu Dzarpun bertanya di manakah perkakas rumah yang lain dengan bahasa arab tentunya.

Abu Darda' menjawab,"Aku meletakkannya di rumah yang satunya."
"Di mana rumahmu yang satunya itu?" tanya Abu Dzar.
"Di Surga." jawab Abu Darda'.

Karena teringat cerita itu Pak Ridlwanpun membalas pernyataan Pak Ihsan.
"Yo ora koyo kuwi. Aku pancen ora duwe meja kursi. Mangkane onone gelaran koyo iki tok, yo dimaklumi."



29 comments:

  1. kedua, mau bilang:
    Untuk lisan yang mungkin telah salah berucap, Untuk janji yang belum dan tidak bisa ditepati. Untuk prasangka yang kadang timbul dihati. Untuk komentar yang kurang berkenan, yang ungkin pernah saya berikan, dengan setulus hati, saya mohon di maafkan lahir batin. Saya dan Alamendah's Blog mengucapkan, Selamat Idul Fitri, 1 Syawal 1430 H.

    ReplyDelete
  2. Kesederhanaan tanpa kepura-pura jauh lebih indah bagi siapa saja. Baik yang memandang apalagi bagi yang melakukan.
    (semoga komennya nyambung...)

    ReplyDelete
  3. keempat,
    Kadosipun silaturrahmine sampun cekap, Alamendah bade nglajengaken lumaku bloghicking. Nyuwun pamit.

    ReplyDelete
  4. @alamendah matur kesuwun duwateng mas alamendah..mugiyo gusti Alloh maringi kaberkahan dumateng mas alam saha keluarginipun mas alam..amiin

    ReplyDelete
  5. Biar ndak punya apa2 yg penting masih diijinkan menikmati surga-Nya kelak, Insya Allah amin.

    ReplyDelete
  6. Wadoh..bahasa jawane akeh tenan..sitik2 wae tho mas, ra ngerti aku...tapi ra opo2 aku sekalian belajar ngartiin...kalimat terakhir " ya nggak kayak gitu, aku memang ngga punya meja dan kursi..makanya yang ada cuma tikar kayak gini..ya di maklumi.." bener ga mas..? he..he salam kenal

    ReplyDelete
  7. Assalamu'alaikum,

    Cerita yang menarik Kang. Hidup apa adanya, tidak berpura-pura akan terasa lebih bebas,karena tanpa beban. Dan Pak Ridwan tadi tentu menikmati kehidupannya.
    Sayang bahasa Jawanya saya tidak mengerti.
    Terima kasih.

    Kalau sempat mampir Kang ke Cianjur.
    Salam buat keluarga

    ReplyDelete
  8. selamat Siang Kang Dasier.. mau numpang ngadem dulu ya Kang..sambil baca tulisannya

    ReplyDelete
  9. sebenernya saya cuma bisa sedikit bahasa jawa namun saya hanya bisa menangkap sebuah cerita yang sangat mengartikan dari kesederhanaan itu lebih baik dengan kejujuran. Benar ga Kang itu yang di artikan dalam tulisan ini ?? kalo salah matur sowry lho

    ReplyDelete
  10. sebenernya saya cuma bisa sedikit bahasa jawa namun saya hanya bisa menangkap sebuah cerita yang sangat mengartikan dari kesederhanaan itu lebih baik dengan kejujuran. Benar ga Kang itu yang di artikan dalam tulisan ini ?? kalo salah matur sowry lho

    ReplyDelete
  11. @riosisemut masa ndak tahu?
    @kangsugeng
    Amiin..
    @noors blog
    Bener mas..salam kenal juga mas,,
    @abdul aziz
    Insya Alloh segera..makasih
    @hariez
    Terimakasih atas apresiasinya..

    ReplyDelete
  12. matur suwun kang... postinge membawa pencerahan. Met Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir dan batin

    ReplyDelete
  13. Maaf terlambat nih ... karena baru pulang mudik ...
    Wongndeso mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H Taqobalallahu minnaa wa minkum Shiyamanaa wa shiyamakum, Minal ‘aidin wal faizin Mohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan yang sengaja maupun yang tidak sengaja.
    Ada info tentang award
    International Bloggers Community Award
    Semoga berkenan mengambilnya dan terima kasih

    ReplyDelete
  14. @wong ndeso
    Maaf lahir batin juga ya kang..awardnya terimakasih..tapi nanti kalo ke warnet atau stl di Jakarta ngerjainnya ya kang..

    ReplyDelete
  15. hiihihihihi dah di Jakarta maaaaaaaaaaaaaassssssss

    ReplyDelete
  16. Nah lho....
    Kasihan banget nasib P Ridwan?
    Mungkn...uangnya di Tabungan kali bro...

    ReplyDelete
  17. Bukankah...gaji guru akhir-2 ini makin membaik bro?

    ReplyDelete
  18. Tapi...inti dari postingan ini, bukan pada P Ridwan-nya kali ya?
    hehe....

    ReplyDelete
  19. @kangboed
    Belum kang..msh di Pekalongan..besok br berangkat..
    @quinie
    Sama-sama teh..maaf ya kalo jrg main ke rumahnya teteh..
    @humorbendol
    Intinya pada kesederhanaan dan kesyuhudan tapi tetap menghargai tamu kang..

    ReplyDelete
  20. Moga sorganya pak ridwan paling indah ya...

    ReplyDelete

Sahabat katakan sesuatu untuk dasir..perkataanmu kan memotivasiku untuk terus berkarya...

Related Post

Related Posts with Thumbnails