Ini adalah pengalaman ku kamis yang lalu ketika mengambil e-ktp saya di kelurahan.
Saya :" Maaf Bu, mau ambil e-ktp."
Bu Yuni (petugas kelurahan wanasari):
"Kamu dari mana?" (datar)
Saya : " Dari Regency 1." (datar juga)
Bu yuni : " Ketua RT ,pengurus RT apa warga ? (Agak ketus)
Saya : "warga Bu." (masih datar)
Bu Yuni : "Suruh ketua RT nya apa RW nya yang ambil. Biar kenal sama pegawai kelurahan." (masih ketus)
Saya diam lalu bergeser satu langkah ke kiri. Disitu ada bapak petugas kelurahan yang mendengarkan saya mengobrol.
Saya :"Pak, saya sudah setahun kenapa belum jadi e-ktp nya ya?"
Bapak :"Ya lama Pak, yang nyetak kan Pak Menteri. Lha Pak Menteri nya rapat terus dan keluar negeri."(jawab sedapatnya)
Wew..sejak kapan pak Mendagri tugasnya ngeprint e-ktp.(dalam hati saya)
Bu Yuni :"Situ baru setahun aja sudah ga sabar, yang dua tahun lebih banyak."( nyerocos )
Saya :"Pak, kalau mau ngecek e-ktp saya sudah jadi apa belum, bisa? (sambil memelas)
Bapak : "Bisa, dengan operator di dalam."
Buka pintu ruangan sebelah. Kulihat dua orang bapak petugas lagi melayani warga. Saya menunggu sebentar. Bapak petugas yang sebelah kiri telah selesai. Saya pun menghampirinya.
Saya :"Maaf Pak, mau ngecek e-ktp saya sudah jadi apa belum?"
Bapak :"Dari mana?" (sopan)
Saya :"Dari regency 1 rt 3 rw 5." (jawab lengkap sambil menunjukan ktp manual)
Bapak :"Oh ya silakan duduk, tunggu sebentar."
"Bu Yuni, bapak ini mau ambil e-ktp nya."(manggil bu yuni yang lewat di belakang saya yang duduk)
Bu Yuni :"Dia bukan Ketua RT Pak, suruh ketua RT nya yang ambil." (ketus banget)
Saya :"Pak, ketua RT saya berangkat kerjanya pagi jam 5 pulangnya jam 9 malam. Mana bisa datang ke sini." (keluh saya pelan sama bapak setelah Bu Yuni pergi)
Bapak :"Iya Pak, harusnya ga gitu. Kita kan melayani warga."
Saya :" Kalau saya bawa surat pengantar dari RT dengan materai untuk ambil e-ktp saya boleh?"
Bu Yuni :"GA BOLEH. POKOKNYA HARUS KETUA RT ATAU KETUA RW NYA YANG AMBIL!!!" (menyela pembicaraan kami dengan ketusnya)
Saya :"Saya pengurus RT bu!" (kesal)
Bu Yuni :"Tadi katanya warga!"
Begonya aku. Kenapa ga dari awal saya bilang kalau saya pengurus.
Saya :"Saya sudah 4 kali ke sini bu, masa ga bisa ambil e-ktp saya!"
Bu Yuni :"CEREWET KAMU!!!"(kasar)
Saya pun keluar tanpa pamit menuju parkiran motor dalam kejengkelan yang sangat. Motor sudah dinyalakan. Dengan langkah tegas dan marah saya turun dan kembali ke dalam ruangan.
Saya : "DENGAN SIAPA BU?" (kasar)
Bapak :"Bu Yuni."
Yang jawab bapak petugas bukannya Bu Yuni.
Saya :" DENGAN SIAPA BU? NIK NYA BERAPA?" (kuulangi pertanyaanku)
Bu Yuni :"Ya udah sini, ini dicek semua ini e-ktp RW 05. Lalu foto kopi dan kasih saya! Tapi saya ga mau bertanggung jawab jika ada yang hilang.""
Entah apa yang ada dipikiran Bu Yuni sehingga mempersilakan saya mengambil e-ktp. Tanpa berpikir panjang dan dada bergemuruh, saya pun mengecek satu persatu. Kurang lebih ada 17 e-ktp warga RW 05. Lalu saya tanda tangani dan fotokopi. Setelah itu saya serahkan ke Bu Yuni dan tak lupa mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf dengan memberikan sebuah ballpoint batik. Setelah itu pulang.
Bu Yuni..Bu Yuni..kalau tidak mau melayani warga, ya ga usah jadi pegawai kelurahan. Belajar sopan santun dan bertutur kata yang lembut ya. Jangan ketus gitu.
Terima kasih Bu Yuni.
Saya :" Maaf Bu, mau ambil e-ktp."
Bu Yuni (petugas kelurahan wanasari):
"Kamu dari mana?" (datar)
Saya : " Dari Regency 1." (datar juga)
Bu yuni : " Ketua RT ,pengurus RT apa warga ? (Agak ketus)
Saya : "warga Bu." (masih datar)
Bu Yuni : "Suruh ketua RT nya apa RW nya yang ambil. Biar kenal sama pegawai kelurahan." (masih ketus)
Saya diam lalu bergeser satu langkah ke kiri. Disitu ada bapak petugas kelurahan yang mendengarkan saya mengobrol.
Saya :"Pak, saya sudah setahun kenapa belum jadi e-ktp nya ya?"
Bapak :"Ya lama Pak, yang nyetak kan Pak Menteri. Lha Pak Menteri nya rapat terus dan keluar negeri."(jawab sedapatnya)
Wew..sejak kapan pak Mendagri tugasnya ngeprint e-ktp.(dalam hati saya)
Bu Yuni :"Situ baru setahun aja sudah ga sabar, yang dua tahun lebih banyak."( nyerocos )
Saya :"Pak, kalau mau ngecek e-ktp saya sudah jadi apa belum, bisa? (sambil memelas)
Bapak : "Bisa, dengan operator di dalam."
Buka pintu ruangan sebelah. Kulihat dua orang bapak petugas lagi melayani warga. Saya menunggu sebentar. Bapak petugas yang sebelah kiri telah selesai. Saya pun menghampirinya.
Saya :"Maaf Pak, mau ngecek e-ktp saya sudah jadi apa belum?"
Bapak :"Dari mana?" (sopan)
Saya :"Dari regency 1 rt 3 rw 5." (jawab lengkap sambil menunjukan ktp manual)
Bapak :"Oh ya silakan duduk, tunggu sebentar."
"Bu Yuni, bapak ini mau ambil e-ktp nya."(manggil bu yuni yang lewat di belakang saya yang duduk)
Bu Yuni :"Dia bukan Ketua RT Pak, suruh ketua RT nya yang ambil." (ketus banget)
Saya :"Pak, ketua RT saya berangkat kerjanya pagi jam 5 pulangnya jam 9 malam. Mana bisa datang ke sini." (keluh saya pelan sama bapak setelah Bu Yuni pergi)
Bapak :"Iya Pak, harusnya ga gitu. Kita kan melayani warga."
Saya :" Kalau saya bawa surat pengantar dari RT dengan materai untuk ambil e-ktp saya boleh?"
Bu Yuni :"GA BOLEH. POKOKNYA HARUS KETUA RT ATAU KETUA RW NYA YANG AMBIL!!!" (menyela pembicaraan kami dengan ketusnya)
Saya :"Saya pengurus RT bu!" (kesal)
Bu Yuni :"Tadi katanya warga!"
Begonya aku. Kenapa ga dari awal saya bilang kalau saya pengurus.
Saya :"Saya sudah 4 kali ke sini bu, masa ga bisa ambil e-ktp saya!"
Bu Yuni :"CEREWET KAMU!!!"(kasar)
Saya pun keluar tanpa pamit menuju parkiran motor dalam kejengkelan yang sangat. Motor sudah dinyalakan. Dengan langkah tegas dan marah saya turun dan kembali ke dalam ruangan.
Saya : "DENGAN SIAPA BU?" (kasar)
Bapak :"Bu Yuni."
Yang jawab bapak petugas bukannya Bu Yuni.
Saya :" DENGAN SIAPA BU? NIK NYA BERAPA?" (kuulangi pertanyaanku)
Bu Yuni :"Ya udah sini, ini dicek semua ini e-ktp RW 05. Lalu foto kopi dan kasih saya! Tapi saya ga mau bertanggung jawab jika ada yang hilang.""
Entah apa yang ada dipikiran Bu Yuni sehingga mempersilakan saya mengambil e-ktp. Tanpa berpikir panjang dan dada bergemuruh, saya pun mengecek satu persatu. Kurang lebih ada 17 e-ktp warga RW 05. Lalu saya tanda tangani dan fotokopi. Setelah itu saya serahkan ke Bu Yuni dan tak lupa mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf dengan memberikan sebuah ballpoint batik. Setelah itu pulang.
Bu Yuni..Bu Yuni..kalau tidak mau melayani warga, ya ga usah jadi pegawai kelurahan. Belajar sopan santun dan bertutur kata yang lembut ya. Jangan ketus gitu.
Terima kasih Bu Yuni.
gokil bro (y) saya kasih seribu jempol lah :D
ReplyDelete