Saturday, January 30, 2010

Antara Sepeda dan Otak

Dalam rangka turut memeriahkan pesta kemeriahan blog Humberqu-nya Kang Zipoer yang bertema 'Pengalaman Mengesankan dalam Bersepeda' maka ijinkanlah dasir dg wong tunjung's blog-nya mempersembahkan kisah masa kanak-kanak dulu bareng sepeda ku terchayank.*kepanjangan prolognya keknya deh. hehe.. EKO, Langsung aja kita ke TE-KA-PE*

Pada zaman dahulu kala, di sebuah desa kecil yang bernama Tunjungsari lahirlah seorang anak yang imut, cute, keren, tampan dan ganteng. *maaf mas, langsung ke cerita yang berhubungan dengan sepeda yah? (Juri menegur) hehe*
Gih pak, kulo lajengaken.

Pada suatu ketika, tatkala usiaku masih BASETA (Bawah Sepuluh Tahun) aku setiap sore mengaji di TPA AL-HIMMAH. Aku mengaji mulai dari Iqra jilid 1 A-BA-A-BA dst. Aku berangkat menggunakan sepeda mini warna hitam merek phoenix. Sadelnya hitam, ada boncengannya, remnya tinggal sebelah kiri untuk mengerem roda belakang. Rem depannya dilepas kakakku tercinta karena rusak. Rusak, bukannya diganti malah dilepas. Aneh! Pada Rantainya ditutup cover hitam yang cover bagian gear depan berbentuk piringan telah dilepas. Karena sering menimbulkan bunyi yang keterlaluan.

Sreek..sreek..sreek..begitulah bunyinya.
Suara itu timbul karena gesekan antara rantai dan piring yang kemilau itu. Cagak atau
Standardnya telah lepas yang diakibatkan patah waktu kakakku belajar naik sepeda dulu. Jadi kalau mau parkir harus nyari pohon atau tiang listrik atau dinding atau di teras rumah dengan salah satu pedal sebagai standard atau dipegangin selama mungkin.

Begitulah cerita tentang sepedaku. *Heh mas, mana kejadian yang berhubungan dengan sepeda (Juri menegur yang kedua kali) Awas kena kartu kuning lho!*
Inggìh Pak, punten sakadap kulo lajengaken.

Mengaji di TPA itu sungguh menyenangkan. Setiap hari berangkat bareng teman2 seusia. Istilah jawane iku runtung-runtungan. Semuanya berpakaian muslim koko dan muslimah berkurudung yang menutup aurat. Lucu-lucu pokoknya anak-anak kampung ini. Mereka polos dan lugu-lugu serta masih bersih, belum tercemar kehidupan kota yang hedonis, materialis, individualistis dan is is yang lainnya. Pantaslah kalau Pekalongan disebut kota santri. Namun sekarang, apakah masih pantas disebut kota santri? Kita tanya saja pada sepeda mini saya. Hehehe..

Aku biasa berangkat ngaji setelah sholat Ashar. Kalau adzan Ashar berkumandang aku belum pulang, pasti ayahku akan datang ke arena bermain kelerengku yang berjarak 100 meter dari rumah. Ia akan menghampiriku dengan bertolak pinggang sambil melotot. Tanpa bicara sedikitpun, aku akan lari tunggang kapal sambil mengayunkan tanganku berputar-putar.

Gebyar gebyur mandi ala KA ARGO LAWU. Sholat. Dan seeerrr.. Sepeda mini itam pun srak srek srak srek (sebelum piringan dilepas). Dengan mengayuh sepeda tanpa naik ke sadel (karena sadel sepedanya lebih tinggi dari aku).

Paling 5 menit aku sudah nyampe Madrasah.

Aku berdoa sebelum belajar bersama semua santri. Selesai berdoa kukumpulkan kartu prestasiku (Form Koreksi bacaan yang berupa selembar kertas hvs ukuran 15x8 cm yang berisi kolom hari, tgl, nama, ustadz/ustadzah, jilid, halaman, paraf dan keterangan (lulus apa ulang). Giliran aku baca. Aku telah sampai iqra 5. Lima menit kemudian aku telah selesai dengan hasil lulus dan bisa melanjutkan ke halaman berikutnya.

Semua santri telah membaca Iqra' nya masing-masing sambil disimak Ustadzah Khuzaerotun. Lepas ìtu kami berdoa untuk pulang.

Glundung glundung glundung..Jeegleer..
Suara petir menggelegar. Mengagetkan kami yang sedang berdoa. Sesaat kemudian hujan turun dengan derasnya. Kami yang hendak pulang tapi tak membawa payung atau jas hujan menunggu di teras madrasah berjejer tak beraturan. Berharap jemputan dari orang tua kami. Satu per satu santri pulang bersama jemputannya. Ada yang pakai payung dan ada yang pakai jas hujan. Aku ikut ibunya Yunus yang membawa jas hujan lebar. Berjalan pelan-pelan takut kecipratan air. Yunus dan aku membonceng di belakang berpegangan erat ke pinggan ibunya Yunus yang menggenjot sepeda Onta.

Sampai juga di rumah. Adzan maghrib menyambut kami. Selepas maghrib aku tadarus lalu makan malam dengan lahap. Isya pun menjelang dan waktu tidur menyusul di belakangnya.

"Sir, bangun! Sholat shubuh." ayahku membangunkanku.
Mengucek mata, berdoa dan wudlu tuk sholat shubuh.

"Pak, pit'e nandi?" (Pak, sepedanya mana) teriak Kakakku pukul 5.30 yang akan berangkat sekolah ke SMP Bojong.
"Lah kok ora ono. Jal takok dasir. Sore kan go ngaji de'e!" (Lho, kok tidak ada. Coba tanya dasir. Tadi sore kan dipakai mengaji) jawab ayahku.
"Sir, pit'e tinggal nandi maneh?" (Sir, sepedanya ditinggal di mana lagi?) tanya Kakakku.
"Hehehehe..ketinggalan nang gon Mak Casriyah." jawabku nyengir kuda plus onta plus kerbau.

"Kowe ki! Klalen kok dopeni.
Ndisek ketinggalan neng kebon. Wingi ketinggalan neng mesjid pas Jumatan. Iki ketinggalan neng gön Mak Cas. Cepet jukuk!" (Kamu itu, lupa kok dipelihara) omel kakakku sambil memerintah.

Aku pun mengambilnya. Alhamdulilah Mak Cas baik. Jadinya sepeda itu dimasukkan ke rumahnya.

Duh, kenapa ya aku pelupa? Apa otakku tidak berfungsi?

28 comments:

  1. Pertamaxx duduk bersimpuh menghadap kibla, berdoa, smg Alloh memberikan rizqi yg lancar bgku. Amin

    ReplyDelete
  2. Wah, banyak yg ikut kontes sepeda onthel rupanya. Selamat berkontes ria mas, moga sukses dgn sepeda onthelnya... :)

    ReplyDelete
  3. @h4ryan4: cm memeriahkan kok, amin
    @zulhar: untung3.

    ReplyDelete
  4. dulu saya juga punya sepeda mas.tapi hilang dicuri orang waktu saya pulang kampung...

    ReplyDelete
  5. tulisan - tulisanmu semakin hari semakin bagus, dan sangat berbakat. terus berlatih dan Insya Allah kelak dasir akan menjadi penuli andal

    ReplyDelete
  6. wuah cerita masa lampaunya cukup mengesankan mas. semoga sukses deh kontesnya hehe BlogSpot makin keren

    ReplyDelete
  7. ... ah kepencet... ini ikutan lomba pengalaman bersepeda itu ya?

    ReplyDelete
  8. salam kenal...

    apa gak kepanjangan tuh post nya???
    gak di more aja????
    tapi gak papalah yang penting isinya....

    ReplyDelete
  9. dasir..
    apa kabar????
    wah ikutan kontesnya pak zipoer ya? good luck ya
    semoga berhasil :D

    ReplyDelete
  10. waduh kata kata terakhir aku gag ngerti nih om

    ReplyDelete
  11. @jr: trjmhnya kurang ya..hehe
    @udien: trmksh, amin
    @djanuar: mungkin tema ini tdk friendly dg ie anda, sbb pke opera dan mozilla readmore nya kbc kok.
    @liza: iya liz, makash ya. Kbrku alhmdlh baik.
    @kawanlama95: amin, mksh mas mirzam atas doanya. Salam

    ReplyDelete
  12. @berry devanda: tulìs aja mas, ini jg menurutku kurang berkesan. Hehehe
    @pen lab: monggo.
    @bali beach: salam kenal, mksh ya..
    Salam

    ReplyDelete
  13. jiahahahahahaha.....
    ketinggalan kena glundung..glundung..petir

    kring..kring..
    goes..goes..

    ReplyDelete
  14. wkkkkkkkkkk... ternyata nyambungnya di ujung... sepeda ama otak...

    besok tinggalin aja di rumah saya kang Dasir hihihii... moga dapet ya kang kontesnya... semangaaaaaaaaattttt

    ReplyDelete
  15. Maaf baru hadir Mas. Walau belum ada tembusan email dari Mas Zipoer, saya jemput dulu artikelnya ya.
    Trims.
    Salam hangat selalu :)

    ReplyDelete
  16. @udienroy: mangga atuh kang.
    @attayaya: kring3 ada sepeda.
    @saka: oke deh.
    @yayat38: matrnwn pak, salam

    ReplyDelete
  17. pengalaman masa kecil yang mengesankan ..
    pelupa masih ada juga gak mas .. ?

    ReplyDelete
  18. semoga menang dlm acaranya Mas Zipoer ya Mas Dasir.
    salam.

    ReplyDelete
  19. selamat yaaaa..... mas menang di acara mas isro ;)

    omong2 tentang sepeda n otak, aku juga pernah kalo gag salah 2x pas masih sd... brangkat naik sepeda, pulang jalan kaki rame2 sama temenku hihihi.... akibatknya abis ditanya mama mana sepedanya, aku harus balik lagi ke sekolah tuk ambil speda hahaha... :D

    ReplyDelete
  20. @mimi: eh iya terima kasih ya mi...salam

    ReplyDelete

Sahabat katakan sesuatu untuk dasir..perkataanmu kan memotivasiku untuk terus berkarya...

Related Post

Related Posts with Thumbnails