Adikku yang kucinta "Ifan"
di Pekalongan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Mencurahkan hati dalam bentuk tulisan bukanlah keahlianku. Tapi entah gelombang elektromagnetik dari mana yang sanggup menggerakan jemariku mengurai huruf menjadi kata.
Dan merangkainya menjadi sebuah kalimat yang aku sendiri tak paham isinya.
Namun, keadaan memaksaku untuk segera menulisnya. Aku berharap ketika engkau membaca tulisan ini, hatimu tak sekeras dulu lagi.
Sebelumnya apa kabarmu wahai adikku tercinta? Kabarku sendiri alhamdulillah senhat dan baik. Aku berdoa semoga engkau dan keluargamu sehat wal afiat dan baik-baik saja ya.
Adikku Ifan yang kusayangi
Tiga tahun yang lalu, ya tiga tahun yang lalu. Kala takdir menjadikan diriku tak mau menemui. Takdir? Mungkin bukan takdir, tapi itu adalah kebodohan dan keegoisanku untuk tidak berkompromi dengan keadaan. Sungguh adikku, sungguh aku tak bermaksud untuk tidak mau menemuimu. Tapi aku merasa tertusuk, hatiku merasa tergores oleh silat ulahmu. Engkau menyayat organ merahku itu dengan sebuah pelaminan. Aku kakakmu, namun kenapa engkau melangkahiku tanpa izin, tanpa sapa dan tegur.
Wanita. Wanita adikku. Aku seorang wanita, hati wanita lebih mudah sobek bak kertas tisu yang tersangkut duri mawar, adikku. Harusnya engkau memahamiku adikku. Aku tak sesempurna dirmu. Engkau sudah tahu penglihatanku tinggal sebelah. Engkau tahu postur tubuhku hanya semester lebih 40 centi. Lelaki mana yang mau mendekati kakakmu ini? Harusnya engkau sadar, namun engkau malah menambah derita batin kakakmu ini. Andaikan dulu engkau mengatakan jauh-jauh sebelum pelaminan, maka aku tak akan bersikap seperti itu.
Adikku yang kucintai
Aku memang kurang dewasa kala itu. Namun kini baru ku sadari seandainya kala itu aku tak melakukan sikap seperti itu maka hubungan kita tak perlu terputus tiga tahun lamanya. Aku kurang memahami bagaimana sulitnya engkau menahan gejolak yang ada dalam dirimu untuk mendapatkan gadis idamanmu itu. Aku juga kurang memahami bahwa pernikahan itu takdir yang telah Alloh gariskan dalam Lauhul Mahfudz. Jadi tolong maafkan aku ya adikku. Maukah engkau memaafkanku? Sungguh aku tak bermaksud merusak hari kebahagiaanmu kala itu. Dan sungguh aku tak membencimu seperti yang engkau duga. Aku sangat menyayangimu. Aku hanya belum sanggup melihatmu bahagia bersanding dengan istrimu kala itu. Aku hanya perlu menenangkan diri dan menyeimbangkan jiwa dan emosiku saja. Semoga engkau memahaminya.
Cukup sekian dulu surat dari kakakmu . Aku berdoa semoga engkau sehat selalu dan Alloh senantiasa memberikan keharmonisan dan kebahagiaan pada keluargamu. Serta mempererat tali persaudaraan kita. Amin.
Salam untuk istrimu dan keponakan-keponakanku.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Mencurahkan hati dalam bentuk tulisan bukanlah keahlianku. Tapi entah gelombang elektromagnetik dari mana yang sanggup menggerakan jemariku mengurai huruf menjadi kata.
Dan merangkainya menjadi sebuah kalimat yang aku sendiri tak paham isinya.
Namun, keadaan memaksaku untuk segera menulisnya. Aku berharap ketika engkau membaca tulisan ini, hatimu tak sekeras dulu lagi.
Sebelumnya apa kabarmu wahai adikku tercinta? Kabarku sendiri alhamdulillah senhat dan baik. Aku berdoa semoga engkau dan keluargamu sehat wal afiat dan baik-baik saja ya.
Adikku Ifan yang kusayangi
Tiga tahun yang lalu, ya tiga tahun yang lalu. Kala takdir menjadikan diriku tak mau menemui. Takdir? Mungkin bukan takdir, tapi itu adalah kebodohan dan keegoisanku untuk tidak berkompromi dengan keadaan. Sungguh adikku, sungguh aku tak bermaksud untuk tidak mau menemuimu. Tapi aku merasa tertusuk, hatiku merasa tergores oleh silat ulahmu. Engkau menyayat organ merahku itu dengan sebuah pelaminan. Aku kakakmu, namun kenapa engkau melangkahiku tanpa izin, tanpa sapa dan tegur.
Wanita. Wanita adikku. Aku seorang wanita, hati wanita lebih mudah sobek bak kertas tisu yang tersangkut duri mawar, adikku. Harusnya engkau memahamiku adikku. Aku tak sesempurna dirmu. Engkau sudah tahu penglihatanku tinggal sebelah. Engkau tahu postur tubuhku hanya semester lebih 40 centi. Lelaki mana yang mau mendekati kakakmu ini? Harusnya engkau sadar, namun engkau malah menambah derita batin kakakmu ini. Andaikan dulu engkau mengatakan jauh-jauh sebelum pelaminan, maka aku tak akan bersikap seperti itu.
Adikku yang kucintai
Aku memang kurang dewasa kala itu. Namun kini baru ku sadari seandainya kala itu aku tak melakukan sikap seperti itu maka hubungan kita tak perlu terputus tiga tahun lamanya. Aku kurang memahami bagaimana sulitnya engkau menahan gejolak yang ada dalam dirimu untuk mendapatkan gadis idamanmu itu. Aku juga kurang memahami bahwa pernikahan itu takdir yang telah Alloh gariskan dalam Lauhul Mahfudz. Jadi tolong maafkan aku ya adikku. Maukah engkau memaafkanku? Sungguh aku tak bermaksud merusak hari kebahagiaanmu kala itu. Dan sungguh aku tak membencimu seperti yang engkau duga. Aku sangat menyayangimu. Aku hanya belum sanggup melihatmu bahagia bersanding dengan istrimu kala itu. Aku hanya perlu menenangkan diri dan menyeimbangkan jiwa dan emosiku saja. Semoga engkau memahaminya.
Cukup sekian dulu surat dari kakakmu . Aku berdoa semoga engkau sehat selalu dan Alloh senantiasa memberikan keharmonisan dan kebahagiaan pada keluargamu. Serta mempererat tali persaudaraan kita. Amin.
Salam untuk istrimu dan keponakan-keponakanku.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Catatan:
Surat cinta ini hendak aku persembahkan untuk kakakku yang sempat terluka oleh ulah kakakku laki-lakiku dan aku turutkan dalam Kemeriahan Pesta Blog yang sedang diselenggarakan oleh Sahabat Idana (http://idana.blogdetik.com) yang bertajuk “Berbagi Cinta”
wow, semoga menjadi pemenangnya Mas. Maaf baru hadir.
ReplyDeleteSalam hangat selalu :)
Semoga sukses kontesnya ya....
ReplyDelete@arkasala: amin, gapapa pak, aku jarang ke sana..
ReplyDelete@dafidRiau: amin, makasih sob..salam
terima kasih kang udah ikutan :)
ReplyDeletesudah saya catat di daftar peserta :)
(maaf) izin mengamankan KELIMAAAXXXZ dulu. Boleh kan?!
ReplyDeleteMet ngikutin gelarannya Mbak idana. Pengen ikutan pula namun lagi sibuk-sibuknya, nih.
Kalau sempat, ditunggu untuk ikutan resik2 di http://biruselalu.info
@idana: makasih idana, salam
ReplyDelete@alamendah:segera ke sana..salam
betapa indahnya dunia bila kita bisa saling mencintai dan memaafkan...
ReplyDeletewaalaikumsalam,amin semoga adik tercinta dalam lindungan ALLAH SWT
ReplyDelete@sauskecap: iya mbak..salam
ReplyDelete2hendro: amin..salam
ReplyDeletesipppppp semoga sukses kontesnya...
ReplyDeletebtw, makasih sudah mau mampir lagi di blog jelek saya....
Hhmm..surat yang sungguh sangat menyentuh :)
ReplyDeletesukses kontesnya kang. . btw,hadiah kontes nya brapa?
ReplyDelete@kang sugeng: amin
ReplyDelete@bocah bancar: terima kasih
@technosurvivor: jam tangan exclusive dan buku.
Bukan kontes gedean kok, hny utk mempererat persaudaraan. Salam
9ood Luck yah untuk lombana :)
ReplyDeleteWah...saya do'akan moga menang kontes ya bro.
ReplyDeletekontes yang bermanfaat bro,...
ReplyDeletehmmm banyak banget yang ikut kontes ini sepertina
ReplyDeletecongrat dech mas
berkunjung lagi ditunggu kunjungana lagi hehe
good luck.. moga menang :D
ReplyDeletewha, indah sekali tulisannya.
ReplyDeletesemoga emnag dalam kompetisinya ya ...
ReplyDelete@wi3nd, aishalife-line, sang cerpenis bercerita, mamah aline, rizky, farmatika: makasih doanya. Amin ya rabbal'alamin. Salam
ReplyDeleteIndahnya jika kita bisa saling menyayangi. Dengan saling memaafkan, hilanglah beban yg menyelubungi hati..
ReplyDeleteMoga sukses dgn acara kontesnya ya mas..
*akhirnya bisa koment juga..lega rasanya*
Indahnya jika kita bisa saling menyayangi. Dengan saling memaafkan, hilanglah beban yg menyelubungi hati..
ReplyDeleteMoga sukses dgn acara kontesnya ya mas..
*akhirnya bisa koment juga..lega rasanya*
Waduh..maaf mas, lha kok komentku jadi dobel Yaa.. Jika berkenan, mohon dihapus aja satunya mas.. Trims Yaa.. :)
ReplyDelete@haryana: makasih ya mas atas dukungan dan doanya. Smg Alloh mendgr dan mengabulkannya. Amin
ReplyDeletepostingan yang menarik mas
ReplyDeletesemoga menang
hmm... agak membingungkan, tp di akhir jelas.
ReplyDeletekisha yg sedih,,,,
@sewa mobil murah: makasih pak.
ReplyDelete@mocca_chi: maksh chi. Salam
Ini fiksi kan ya, Mas?
ReplyDeleteSemoga menang ya...
tulisan yg bagus dan menyentuh banget
ReplyDeletemengalir lembut dr hati yg tulus..
luar biasa..
semoga menjadi pemenang Mas..
ReplyDeletepokoknya saya dukung !
Salam dan Sukses.
Pokoknya manteb banget
ReplyDeleteaku suka
semoga menang ya Mas.
Melu ndongakke mugo2 Wong Tunjung menang...
ReplyDelete@isnuansa : nyata mbak.
ReplyDelete@embun: amin, mksh pak.
@marsudiyanto: terimakash sdh didoakan pak. Salam
mas dasir, ini beneran nyata mas?
ReplyDeleteSangat Menyentuh , Mengharukan. Penuh kasih sayang
ReplyDeletemaaf baru bisa kunjungan balik, kemaren saya gagal masuk ke kolom komen
ReplyDeletesemoga sukses dalam mengikuti perlombaannya
@pen lab: bener mas, tp kusamarkan namanya.
ReplyDelete@jumialely: makash mbak.
@sunarsosahlan: kalo mau msk blogspot harus nyari wkt yg loadingnya cpt pak. Hehehe..
Salam
Good luck ya bro
ReplyDeleteSukses selalu
Salam
@humorbendol: amin, salam
ReplyDeleteindah dalam hidup bersama saling menyayangi dan memaafkan..
ReplyDeletesukses yah dalam kenal..
ya Allah,,sedih sekali,,pasti sakit sekali mersakan hal itu...saya juga merasa tidak sesempurna adik dan kaka saya,,dan saya bisa meresakan sakitnya itu,,sabar ya
ReplyDelete