"Haaa..haaa..haaa..!"
Teriakan anak-anak bermain itu meramaikan sore yang disinari jingga lembayung mentari. Hangat dan akrab. Bermain borem bersama sepulang mengaji di TPA Al-Himmah, Tunjungsari.
"Allohu Akbar..Allohu Akbar..!!"
"Ayo ke mushola!" ajak seorang anak lelaki kurus, beralis seperti hakim roda mas dalam film 'Pendekar Rajawali'.
Berhamburanlah bocah-bocah itu. Imut dan lucu serta lugu. Rame ketawa anak-anak ketika wudlu bersama.
Mereka wudlu menggunakan gayung secara bergantian. Tempat wudlunya sangat tradisional, yaitu berupa bak mandi besar dengan panjang 5 meter, lebar 1 meter dan dalam 1,5 meter. Hanya bersemen tanpa kran.
Jika air habis, maka diisi bergiliran menimba sepuluh ember-sepuluh ember.
Sesudah wudlu mereka sholat maghrib berjamaah bareng bapak-bapak.
Jika ayat terakhir Alfatihah dibaca, maka teriakan amiin mereka kencang sekali.
"Kukuruyuuukk..!" kokok ayam jantan menghidupkan subuh.
Mushola di samping rumahku terang, menandakan jamaah subuh sedang mendirikan sholat. Tiga bapak dan seorang anak kecil laki-laki yang menguap beberapa kali. Ia masih mengantuk sewaktu ayahnya mengajaknya sholat subuh. Ayahnya mendidiknya bangun subuh sejak ia TK. Kini ia telah kelas 5 MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH Tunjungsari.
Beberapa hari ini aku dan Ifu serta Bari latihan rutin. Aku latihan Baca Puisi, Ifu latihan tenis meja dan Bari berlatih catur. Kami adalah juara di sekolah untuk masing-masing cabang. Seminggu lagi kami akan mewakili sekolah mengikuti seleksi tingkat kabupaten Pekalongan.
Sebuah tantangan besar menuju kejuaraan yang lebih tinggi yaitu tingkat Propinsi tahun depan.
Aku berlatih sebulan belakangan dengan Guru Bahasa Indonesia, Ibu Kholìlah. Ifu berlatih tanding dengan Pak Mawardi. Sedang Bari berlatih dengan juara kabupaten tahun 81 mas Zul. Ia juga lulusan MIM Tunjungsari. Sayang pas di tingkat Jawa Tengah ia kandas, ceritanya.
Kami berlatih kadang siang hari sepulang sekolah, kadang habis Isya.
Sorenya kami mengaji di TPA AL-HIMMAH kecuali Bari, ia rada nyeleneh. Bau keringatnya aja ga nguatin, tapi meski begitu ia tetaplah jagoan catur kami.
Kadang aku melayani Ifu tanding tenis meja. Tapi aku tak pernah menang. Boro-boro menang, dapat poin di atas 15 saja sebuah peningkatan.
Atau kadang aku melawan Bari catur, tapi aku pasti kalah. Dalam main catur, jika bidak sudah dipegang maka harus dijalankan. Tapi bagi aku, peraturan itu harus dilanggar keras. Kalau perlu pakai trik Sliding Tekel. Ups itu kan istilah Sepak Bola. Rajaku selalu terjebak dalam kungkungan Skak, Patihku ikut terjebak dalam Ster, dan Benteng ikut kena Bom. Aduh aku ga tahu istilah untuk Raja terjebak, Patih juga terjebak, dan Benteng juga terjebak. 'Jadi pakai ìstilah Jawa deh'. Intinya aku tidak pernah menang sekalipun.
Nah kalo aku latihan dengan mereka berdua tidak pernah. Aku latihan baca puisi bareng guru Bahasa Indonesiaku.
Aku kadang latihan di masjid, di pinggir sungai, atau di sekolah. Aku berpasangan dengan seorang siswi perempuan untuk mewakili MIM Tunjungsari di seleksi nanti. Siswi itu kakak kelasku. Namanya Eni. Suaranya tinggi, kecil, dan merdu.
"Seminggu lagi kita akan menghadapi seleksi. Hari Minggu esok, kita akan latihan di luar desa Tunjungsari." kata Bu Kholilah.
"Di mana Bu?" tanyaku penasaran.
"Esok Ibu beritahukan." katanya.
Aku jadi makin penasaran..
Bersambung..
pertamaXXX sik asik :-D
ReplyDeletekeduaaaXXX siang kang dasir
ReplyDeleteKetigaaaaXXX
ReplyDeletekeempaaaaXXX
ReplyDeletekang asli ceritanya bagus bgt
@yanGputri: siang yang..
ReplyDeleteMet Siang Mas Dasir...
ReplyDeleteMoedaWow yg punya blog orang Tanjungsari? Tanjungsari SUmedang?
ReplyDeleteMoedaWow yg punya blog orang Tanjungsari? Tanjungsari SUmedang?
ReplyDeleteMoedaWow yg punya blog orang Tanjungsari? Tanjungsari SUmedang?
ReplyDeleteMoedaWow yg punya blog orang Tanjungsari? Tanjungsari SUmedang?
ReplyDeleteSUKSES UNTUKMU MOEDDASIER....
ReplyDelete@marsudiyanto: malam pak...
ReplyDelete@dedekusn: bukan subang kang..tapi pekalongan...
Lagi latihan ya kang yg semangat ya...di tunggu kelanjutan ceritanya...
ReplyDelete@dinoe: Ayooooooooo Cemanggaaaaaaaaaaaaattttt..Calammmm
ReplyDeletewah yang kasih koment kok getu ya. cuma pertamaxx ke duaxx dan seterusnya. hehe semoga tetap tegar deh. maaf nih baru bisa berkunjung. salam damai selalu. dan selamat malam.
ReplyDelete@udienroy: jangan heran mas, mereka adl spamer yang suka obrak-abrik blog2 curhat, beda dg blog2 tutorial mas. Salam
ReplyDeleteAkhirnya aja penasaran, sama kayak gue...
ReplyDeleteGimana nih kelanjutannya yah..?? :D
wakh keren nih, tapi mau nanya nih kalo bermain borem itu paan yah
ReplyDeletesalam sobat
ReplyDeletebagus dan penuh kesan ,,kisah ini,,
saya juga jadi ingat saat dulu anak2 pada sholat di masjid,,kencangnya bukan main,teriak amiiinnnya.
siip banget mas DASIR artikelnya.
selalu banyak cerita Mas Dasir ini yang diangkat dan selalu menarik menatanya. Trims Mas.
ReplyDeleteBtw, mas Dasir suka sekali beraktifitas ya, banyak kelihatannya kegiatannya ?
Salam :)
@zippy: asal jangan mati penasaran aja sob.
ReplyDelete@jr: permainan yg trbg dlm 2 klmpk. Saling kejar2an mas.
@nura: Lho sama tho kak.. Salam
@arkasala: Ini cerita masa kecil pak, dan sebuah kebanggaan yg takan pernah aku lupakan.
Wah kang Dasir aku ngebaca ceritanya langsung kebawa ke alam desa berikut gambaran mesjid dan bak mandi besarnya dan suara anak-anak ;membaca al fatihah, hebat bisa bikin orang langsung punya imajinasi.
ReplyDeleteBtw soal keyword luv di blogku abaikan saja, komen kang dasir tetep masuk koq cuma modeerasi aja
ini true story om Dasir ?
ReplyDeleteHmmm eh maap. Mampir lagi nih. Sekedar blogwalking ajah permisi. Ohya artikelnya mengìngatkan dulu di desaku belum ada bangunan uh rindang banget hehe
ReplyDelete@mamah aline: oh gitu tho ma, sip deh..
ReplyDelete@nyubi: ini cerita nyata bi, tapi krn rada lupa jd ada variasi dikit.. Salam
@udien: mangga atuh..
ReplyDeletewaaahhhh tumben niy bersambung, jadi pengen tahu kelanjutannya..... ^^
ReplyDelete**nun99uin sambun9annya
ReplyDeletewah..saya juga penasaran ne...kok pake bersambung sagala...
ReplyDelete@vie_three, wi3nd, berry devanda: Karena panjang ceritanya. Kalau sekali posting akan membuat sahabat malas bacanya. Salam
ReplyDeleteWalah... tiwas membaca dengan serius gak taunya bersambung, ayo mana lanjutannya Mas, bikin penasaran aja
ReplyDelete@kang sugeng: sabar pak,,, nungguin yang lain datang.. Salam
ReplyDeletepenggambaran asyik desaku yang kucinta. ditunggu pak lanjutannya :)
ReplyDeleteWah bersambung, komentarnya bersambung juga deh, heheheh...
ReplyDelete@sibaho way: segera..
ReplyDelete@deka: ditunggu sambungan komennya. Salam
happy weekend ,Mas Dasir.
ReplyDeletesalam.
@bundadontworry: happy weekend too bunda.
ReplyDelete