Wednesday, December 02, 2009

Ke Makam Pahlawan

Lanjutan cerita kemarin

Seusai sholat shubuh aku langsung mandi. Pagi jam 5.30 aku telah berdandan rapi. Pakai celana panjang hitam dan kaos hijau lengan panjang. Teks puisi aku siapkan ke dalam tas. Tak lupa sarapan. Minta uang saku pada Ibu.

Jam 5.45 Bu Kholilah meminta aku dan Eni berkumpul. Aku menaiki sepeda mini biru menuju ke rumah Bu Kholilah. Di sana Eni dan Bu Kholilah telah menunggu.
"Bu, kita mau latihan di mana sih?" tanyaku polos.
"Kita mau ke Makam Pahlawan Sir!" bisik Eni yang memakai kerudung putih, rok hitam dan baju biru lengan panjang.

Bu Kholilah sendiri hanya tersenyum memandangku yang sedang terkesima dengan rencana guru bahasa Indonesia ini. Sungguh pandai ia membangkitkan semangat berlatih anak ingusan macam aku ini. Apalagi memang aku belum pernah ke sana. Makam pahlawan yang ada di Kecamatan Bojong itu lumayan jauh. Sekitar 14 kilo dari desa kami. Letaknya di Pekalongan bagian selatan. Udaranya sejuk di sana. Karena memang termasuk dataran tinggi. Kakakku sendiri dulu sekolahnya dekat makam pahlawan itu.

Aku sudah tak sabar ingin segera sampai. Berlatih sambil piknik. Yeaah..

Bu Kholilah berboncengan dengan Eni. Aku menaiki sepeda mini biru hadiah khitan waktu kelas IV. Kami menuju Pengkol. Kami menitipkan sepeda di rumah Pak Abas. Ia membuka penitipan sepeda sejak tahun 80. Sudah 15 tahun usahanya berjalan. Anak-anak sekolah dan pedagang pasar adalah pelanggan tetapnya. Termasuk kami ini.

Hampir semua orang yang akan pergi ke kota sentiasa menitipkan kereta anginnya di situ. Cukup bayar Rp 150 setiap kali menitipkan. Tapi untuk satu hari. Kalau 2 hari maka nambah Rp 150 lagi. Dan seterusnya. Ayahku pernah menitipkan hingga seminggu sewaktu mengajakku liburan ke Kebumen.

"Kajen..Kajen.." supir angkot jurusan Kajen-Kota Pekalongan menawari kami.
Bu Kholilah meminta kami naik duluan. Ia duduk di dekat pintu. Aku mepet ke belakang. Sedang Eni di tengah. Kepalaku langsung pening. Dasar anak desa tak biasa naik mobil. Bu Kholilah pun memintaku tidur saja jika pusing.

Hari masih pagi, jadi meskipun mata kuusahakan supaya terpejam, tak bisa juga. Dan memang tidak mengantuk sama sekali. Jendela angkot berusaha kubuka. Akupun harus merepotkan guru bahasa Indonesiaku lagi. Dasar wong ndeso.
Perhatianku terhadap pohon-pohon di pinggir jalan yang seolah-olah bergerak menambah pusing kepalaku. Perjalanan yang kata Bu Kholilah cuma 20 menit ini terasa menyiksaku.

Setiap menaiki jembatan dan turun, perutku seperti ada yang turun dari dada. Mak Leezz rasanya begitu.. Kantung plastik aku siapkan. Barangkali ada penghuni kota perut yang pingin mendaki ke gua mulut.
"Bu, berapa menit lagi?" keluhku dengan wajah pucat.
"Sebentar lagi." katanya menenangkan.

Tiba-tiba Mak Leezz..
Turunan di SMP 2 BOJONG membuatku makin pucat.
Kurang lebih 100 meter dari turunan kami turun. Bu Kholilah membayar ke supir Rp 1500 untuk bertiga.

Aku langsung berlari ke semak-semak di area Makam Pahlawan Bojong itu. Magma dalam perut menyembur. Lahar sarapan keluar mengotori hijau semak itu. Sego Megono juga ikut keluar. Padahal kartu merah belum keluar dari kantong wasit.

Bu Kholilah segera mengolesi balsem ke leher dan area kumisku. Biar terhirup katanya.
Ku minum air putih yang dibawakan Ibuku.

Fisikku sudah pulih. Bu Kholilah meminta kami berteriak sekencang-kencangnya. Sebelumnya ia telah meminta izin kepada penjaga makam akan berlatih membaca puisi. Ia meminta kami berlatih mimik sedih dan biasa. Karena puisinya adalah Puisi Islami maka penghayatan juga harus bernafaskan Islam juga. Kami juga diminta menghafal teks puisi. Bergaya layaknya WS.Rendra di atas panggung.

Matahari mulai meninggi. Latihan hari ini dirasa cukup. Bu Kholilah mempersilakan kami melihat-lihat Taman Makam Pahlawan. Berjajar kuburan tertata dengan rapi. Bersih. Batu nisan-batu nisan berwarna putih bertuliskan nama pahlawan. Sayangnya tak ada satupun nama pahlawan yang pernah kudengar di pelajaran sekolah di makam ini. Yang non Muslim ada tanda salibnya. Yang China makamnya besar-besar. Baru kulihat kuburan segede itu.

Sambil berziarah kami mendoakan pahlawan tak ku kenal ini. Mengucapkan terima kasih atas perjuangan mereka melawan penjajah.

"Dasir, Eni, mari kita pulang!" ajak Bu Khol.

Kamipun pulang ke Tunjungsari naik angkot orange lagi.

"Jumat kita kan Lomba. Nanti hari Selasa kita latihan lagi. Hafalannya di perkuat ya. Bu Khol janji, jika kalian juara. Akan Ibu ajak jalan-jalan!" pancing Bu Khol.
"Janji Bu ya!" tagihku.
"Kira-kira ke mana Bu?" giliran Eni yang penasaran.

BERSAMBUNG..

34 comments:

  1. (maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
    aman?

    ReplyDelete
  2. (maaf) izin mengamankan KEDUA dulu. Boleh kan?!
    Akhirnya bisa nyerobot jatahnya Yayang Putri

    ReplyDelete
  3. (maaf) izin mengamankan KETIGA dulu. Boleh kan?!
    Sekalian, Kang.

    ReplyDelete
  4. nanggung...
    (maaf) izin mengamankan KEEMPAT dulu. Boleh kan?!
    *sambil nungguin yangput...

    ReplyDelete
  5. gak muncul ya;
    (maaf) izin mengamankan KELIMAAAAAXXXZ dulu. Boleh kan?!

    ReplyDelete
  6. Mengunjungi sahabat ku di penghujung malam...
    Semoga kau selalu sehat...

    Makam Pahlawan, kok aku jadi ingat TMP Kalibata yah...jadi ingat kenangan pernah ngaudit sebuah anak BUMN di samping TMP Kalibata Sir:)

    ReplyDelete
  7. @alamendah: Dia tidak akan muncul kalo malam hari kang.
    @rita susanti: alhamdulilah kakakku sudah datang, Lancarkah pekerjaanmu kak?

    ReplyDelete
  8. Salut. kenapa ya koment nya tidak di amankan semua. setelah itu baru kasih koment. Tapi kayaknya cuma mengamankan saja. Ntah maksudnya ya hehe akt gak tau.

    ReplyDelete
  9. sekarang saya yang penasaran karena bersambung terus... :D

    ditunggu deh pak lanjutannya :)

    ReplyDelete
  10. pagi kang dasir
    jadi penasaran lanjutan ceritanya.,.
    napa aku gak pernah bisa bikin cerpen ya?

    ReplyDelete
  11. kang posisi pertamaXXX aq dah di amankan bang alam hiks...

    ReplyDelete
  12. @udien: ga bisa bayar paspampres mas.
    @sibaho way: tungguin endingnya pak.
    @yangputri: sory yang, postingnya kelewat malam, hbs krjaan sibuk.
    Salam

    ReplyDelete
  13. mel mau komeng tempalte nya aja dech...serasa di belanda,,banyak kincir

    ReplyDelete
  14. kayanya ganti tempalte ya? ganti topik juga ga sih???(aku mumett nih nginget2..)

    ReplyDelete
  15. ditunggu sambungannya ya,,,jangan sampe ga kluar alias nge gantung

    ReplyDelete
  16. Saya juga belum pernah mendengar istilah "morning sickness" karena di Indo orang bilangnya "Morning Sick"
    tapi ternyata yang benar itu "Morning Sickness"
    Lam kenal!

    ReplyDelete
  17. @mel: iya juga ya mel,
    @coogle: tetep kisah, kalau template title n descriptionnya memang berubah.
    @alpicola: insya Alloh tidak akan nggantung, salam
    @gek: salam kenal, semoga dasir terhindar dari morning sickness. Salam

    ReplyDelete
  18. Ada sego Megono, saya kangen Mas. Duh pengen ke pekalongan lagi :)

    Maaf mas baru mampir, kebetulan koneksi saya lagi tus bung alias putus sambung selama 2 hari ini.

    Trims. Salam :)

    ReplyDelete
  19. Pengalaman dan cerita yg indah..ditunggu kelanjutannya..

    ReplyDelete
  20. Berkunjung lagi nih sekedar blogwallking saja. itung-itung mencari back link Salam dingin2 hangat panas :D

    ReplyDelete
  21. RAIHLAH “JATI DIRI MANUSIA”.. untuk

    MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA

    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
    I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll

    ReplyDelete
  22. Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
    I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll

    ReplyDelete
  23. lho pake nyembur lahar segala
    ayo semangat.....

    ReplyDelete
  24. Hah? Jum'at? Besok dong?
    Good luck ya bro...

    ReplyDelete
  25. Sego Megono dah terlanjur keluar bro, jadi Harus Menang
    hehe....

    ReplyDelete
  26. @arkasala: kapan2 ke pkalongan pak.
    @dinoe: mhn doanya smg bs melanjutkan.
    @udìenroy: aku jd malu jrg bw ke blognya mas.
    @kangboed: salam sayang dan hangat selalu.
    @attaya: cemangatT.. S3m@ngAt!!
    @humorbendol: amin..salam

    ReplyDelete
  27. @antokoe: sepertinya dah pernah kenalam, tapi jarang saling berkunjung mas ya. Terima kasih. Salam

    ReplyDelete
  28. daku malah belum pernah kemakam pahlawan

    ReplyDelete
  29. @wi3nd: ke makam siapa dunk yang pernah?

    ReplyDelete
  30. belum sempat sarapan,Mas.
    kok sampai ''nembak'' gitu ?
    salam.

    ReplyDelete
  31. @bundadontworry: udah bunda, tapi memang kalau naik angkot sering pening dan muntah. Ga kuat bau bensinnya.

    ReplyDelete

Sahabat katakan sesuatu untuk dasir..perkataanmu kan memotivasiku untuk terus berkarya...

Related Post

Related Posts with Thumbnails