Lanjutan tadi pagi
Sedang kami menunggu di arena tenis meja. Beberapa atlet telah melakukan pemanasan. Yang puisi, mengulang-ulang baca teks di kertas hvs. Aku heran, kenapa hanya aku yang teksnya lain.
Pak Mawardi datang membawa nomor peserta dan undian.
Untuk puisi, lomba berlangsung di lantai 2 masjid Adh-Dhuha. Tenis meja di Aula Masjid lantai dasar. Dan catur yang membutuhkan ketenangan menyepi di ruang kantor sebelah timur.
Bu Khol mendampingiku dan Eni naik ke atas. Pak Mawardi mendampingi Ifu dan Jamil. Sedang Bari didampingi sang kepala sekolah. Aku tak bisa membayangkan betapa dag dig dugnya dada Bari. Secara ia tidak akrab dengan Pak Kepala Sekolah itu.
Undianku tampil nomor 10 dari 15 peserta. Eni sendiri dapat nomor 5 dari 15. Aku jadi lumayan tenang, bisa belajar dari yang lain. Delapan peserta telah tampil. Jantungku semakin berdebar. Aku ijin sama Bu Khol ke toilet. Mungkin karena deg-degan jadi beser gini. Eni telah tampil memukau 10 menit yang lalu. Air matanya mengalir membasahi pipinya tatkala mencapai puncak penghayatan. Applaus penonton membahana sewaktu salam penutup selesai dituturkan. Aku juga turut terharu. Semoga Alloh memberikan kemenangan untukmu Eni (lirihku dalam hati)
Giliranku unjuk gigi tiba. Jantungku masih berdebar-debar mengingat kejadian senin kemarin.
"Assalamu'alaikum wr.wb." kumulai membuka penampilanku.
"Doa untuk Pangeran"
Hasil buah pena : Ahmad Risaddum
Terpencar cahya bulan
Menerpa ayu genangan air
Berangsur lenyap diserang fajar
Menggertak jiwa dari buaian
Sendu menerjang sepi
Menggelora ghiroh sang abdi
Tetes bening menghujam
Memohonkan asa untuk pangeran
Ya Alloh,
Engkau lemparkan kerikil ujian
Bantulah abdi tuk menangkap,
menangkap barang secuil,
Secuil, secuil hikmah,
bukan secuil, secuil musibah
Ya Alloh,
Pangeranku terkapar
Semangatnya yang menggelegar
Malah menampar dia terhampar
Secercah harap abdi haturkan
Di embun fajar penuh rona
Tangan hamba sungguh tak kuasa
Menahan sakit yang sedang menimpanya
Menengadah tangan dan jiwa abdi
Abdi minta sembuh tuk pangeranku
Harap terkabul di sepertiga akhir
Oh Tuhanku yang Maha Satu
"Wassalamu'alaikum wr.wb."
Tepuk tangan mengiringi langkahku meninggalkan panggung.
"Bagus.. Bagus sekali Sir!" puji Bu Khol sambil menyeka matanya yang sembab.
Aku pamit ke belakang tuk cuci muka. Membuang sedih dari wajahku dan mengembalikan mataku yang merah. Karena penghayatan saat membaca puisi tadi. Aku sebenarnya kurang paham dengan isi puisinya, tapi aku teringat akan Bundaku yang mendoakanku di sepertiga malam terakhir. Sehingga bisa menangis saat membacanya.
Sambil menunggu pengumuman hasil lomba baca puisi, kutengok Ifu. Ternyata gilirannya bertanding. Namun ia single. Doublenya sudah kalah katanya.
Kedudukan sudah 18-12 untuk lawan dari MI Kauman, Wiradesa. Ifu beberapa kali men-smash untuk merebut 5 poin berturut-turut hingga kedudukan 18-17. Musuhnya kelihatan frustasi, karena smash yang secara nalar tak bisa ditangkis, masih bisa dikembalikan oleh Ifu. Aku sendiri tak percaya melihat adegan terbang yang dilakukan sahabatku ini. Reli-reli panjang terus terjadi hingga poin mengalami jus 20-20.
Poin terus berkejar-kejaran dan akhirnya berhenti pada angka 24-26 untuk mengantarkan Ifu menjadi jawara Kabupaten Pekalongan. Semua suporter baik pendukung Ifu maupun lawan bertepuk tangan. Pertandingan yang seru sekali. Pak Mawardi langsung memeluk anak didiknya itu.
"Aku bangga padamu, Ifu!" ujarnya penuh sumringah.
Bari juga sedang menatap juara. Ia sedang di Final menghadapi anak Tirto. Sebenarnya menang atau kalah, tetap akan mewakili Pekalongan di tingkat Jateng. Namun, Pak Kepala Sekolah berharap Bari juara. Pertandingan catur lebih tenang, tidak seperti tenis meja. Tak ada sorakan, juga tak ada tangis seperti baca puisi. Yang ada manusia yang pusing memegang jidat mereka. Diam-diaman kayak pacar sedang marahan. Kulihat dari jendela Bari menggerakan patihnya lalu menekan jam di sebelah kanannya. Lawannya yang memegang bidak putih diam lama sekali. Dan berakhir.
"Yeaah Bari Juara!!" teriakku spontan kala melihat keduanya bersalaman.
Waktu hampir mendekati pukul 11 tapi hasil untuk Lomba Baca Puisi belum juga diumumkan. Karena Pak Slamet dikontrak hingga jam 11 maka kami bertiga ditinggal. Apalagi ini hari Jumat, jadi harus mengejar jumatan.
Jam 11.10 hasil lomba diumumkan. Aku berdebar kencang. Mulutku tak henti-hentinya komat-kamit berdoa.
Untuk Putri juara 3 diraih oleh Masruroh dari MI Kauman Wiradesa,
Juara 2 direbut oleh.. Ikrimah dari MIS GONDANG Wonopringgo, dan Juara 1 adalah..Eni Maeroh dari MIM Tunjungsari, Sragi. Kami bertakbir atas keberhasilan Eni merebut tahta Juara 1.
Untuk kategori putra, juara ketiga adalah Ahmad dari MIS GONDANG Wonopringgo, juara kedua direbut oleh Herman dari MIM Buaran.
Aku mulai lesu, sungguh ku tak yakin kan mendapat juara 1.
Dan, juara baca
Puisi tingkat kabupaten diraih oleh ananda..
Juri membuat peserta yang belum dipanggil jadi deg-degan.
MUDDASIR dari MIM Tunjungsari, Sragi.
Seketika itu juga aku sujud syukur.
"Alhamdulilahirobbil'alamin," ucapku.
Seusai pengumuman kami bersiap Jumatan di Masjid. Aneh. Baru pertama kali kulihat masjid shofnya miring. Katanya, dulu waktu membangun, kiblatnya kurang tepat.
Usai jumatan kami hendak pulang. Tiba-tiba Eni nyletuk.
"Bu, katanya kalau juara mau diajak jalan-jalan!"
"Iya En, Ibu tidak lupa kok. Ok, kita ke Pasaraya Sri Ratu? Gimana?" jawab Bu Khol.
"Asyik..!"teriakku.
Kami pun meluncur ke Pasaraya Sri Ratu Mall terbesar di Pekalongan itu.
Sampai Jumpa di Jateng
------------------------------------------------------------------------
Sebenarnya Judul Puisinya tidak seperti di atas namun karena puisi di tengah cerita ini hendak aku ikutkan tuk meramaikan Parade Puisi Cinta (PPC) yang diadakan oleh ye te ha Pak dhe Abdul Cholik maka aku membuatnya sendiri. Semoga memenuhi kriteria dan tentunya beruntung.
Salam Hangat Selalu
pertaaammaaXX dulu kang dasir
ReplyDeleteAlhamdulilah pertamaaxx ku masih bisa ku ambil hehehe mana bang alam? gini hare dia mah tdr siang :-D
ReplyDelete@yangputri: dia telah menyerobot yang tadi pagi..jadi ya biarlah dia istirahat..salam
ReplyDeletewaaah, selamat mas......sayang nggak ada video puisinya ya, kalo ada tentu diriku merinding mendengarnya....
ReplyDeleteWah wah wah jadi juara ke1 nih. Mengenei catur hehe jadi teringat waktu di pasar tradisional. Ikut beli maen catur mati 3 langkah. Siapa tahu menang lumayan dapat hadiah senilai Rp20.000 hehe. Terima kasih mas. Tadi dah meluangkan waktunya untuk mengunjungi blog saya yang tidak menarik itu. :D salam dingin2 hangat panas
ReplyDeletewow... mantap puisinya... dan tentu saja sang pembancanya...
ReplyDeletememang selayaknya menjadi juara...
@a-chen: alhamdulilah..
ReplyDelete@udienroy: ganti lagi mas ya url-nya
@abula: ah kang acha terlalu memuji.
Salam
Puisinya mantap kang...rangkaian kata2nya tersusun dgn indah...moga menang ya kang...
ReplyDelete@dinoe: amin, salam
ReplyDeleteHadiahnya tak tambahi, Jalan2 ning Sentono, golek batik nggo kondangan...
ReplyDeleteSelamat.. selamat..
ReplyDeletebagus.. bagus..
wah,hebat.selamat ya.
ReplyDelete@andthere n fany: terima kasih, salam
ReplyDelete@marsudiyanto: gelem aku pak.
Saya datang dari jauuuh.. kemari..
ReplyDeletehanya ingin mengucapkan SELAMAT pada Mas Dasir..
Salam dan sukses.
Ngomong omong tumben nih..
ReplyDeleteaku komeng koq gampang..
biasanya sampai 7x gagal terus..
ya udah .. pulang deh..
Makasih.. :lol:
Puisi cintanya..sungguh menggetarkan...
ReplyDelete@embun777: makasih kang, salam
ReplyDelete@h4ry4na: salam
Selamat, akhirnya Mas Dasir juara pertama.
ReplyDeletehebat...........salut............
ssemoga puisi ini juga mendapatkan tali asih dr PakDhe Cholik ya,Mas.
salam.
puisi cinta slalu muncul dari hati yang penuh cinta
ReplyDeleteuntuk menebar aroma wanginya ke muka bumi
biar semua yang ada... merasa tenteram dan berbunga bunga
walaaahhhh aq tadi udah baca2 kriteria kontes itu, tp terus gak minat, soalnya aq gak suka buat puisi..... mending kontes2 buat cerita ajah aq pasti ikut..... wkekekekekekek
ReplyDeleteSip... Bagus postingannya bro...
ReplyDeleteApaplagi puisinya itu....
waahhh juara puisi juga nih, penghayatannya mendalam berarti buat pakde cholikpun pasti bagus dong...
ReplyDelete@bundadontworry: amin
ReplyDelete@vie_three: yakiin vit?
@elmoudy: semoga persahabatan ini jg berbunga2
@kupret: terima ksh atas pujiannya*merah pipiku*
@mamah aline: alhamdulilah ma..
@bundadontworry: amin
ReplyDelete@vie_three: yakiin vit?
@elmoudy: semoga persahabatan ini jg berbunga2
@kupret: terima ksh atas pujiannya*merah pipiku*
@mamah aline: alhamdulilah ma..
yakiiinnnn aq gak bakal bisa buat puisi dah, kalau toh ada puisi dalam ceritaku itu hanya dorongan dari cerita bukan murni memang pengen buat puisi..... xixixixixi
ReplyDeleteeh iya kamu kan tanya yak gimana caranya bikin potsingan gak ada komentar, tuch udah ada tuch caranya di blogku.... ^^
Semoga manang beneran Mas.... Satu lagi saya menemukan artikel unik, hehehe... pertama baca lumayan pusing lho, padahal ga lagi maen catur... setelah dihayati alhamdulillah mengerti apa yang disampaikan... Salam jabat erat Mas...
ReplyDelete@vie_three: thx ya, meluncur!
ReplyDelete@casrudi: hahaha ada yang pusing. Ketahuan, tidak mengikuti dari edisi awal. Hayoo!!
ReplyDeleteMantap nih alurnya, semoga sukses di PPC
ReplyDelete@badruz: amin, salam
ReplyDeleteselamat siang dasir, bundo ijin mau copy puisinya untuk keperluan penjurian.. puisi sang juara, wah jurinya malah deg-degan nih harus kasih nilai :)
ReplyDelete@nakjadimande: harus juara dunk bundo..*merayu juridotcom*
ReplyDeleteCerita yang menarik mas...
ReplyDeletePuisinya juga mantap mas...met mlm mas..maaf nih saya baru bisa mampir
ReplyDelete@dinoe: blognya kenapa mas?
ReplyDeletenumpang terkenal
ReplyDelete