Tumpah
Tercecer rasa hangat
Terpisah rasa sayang
Tergadaikan oleh waktu
Tercecer rasa hangat
Terpisah rasa sayang
Tergadaikan oleh waktu
Laju
Menerjang segala rintang
Menembus dinding penghalang
Membabat tembok yang tinggi
Menerjang segala rintang
Menembus dinding penghalang
Membabat tembok yang tinggi
Tempur
Bersemangat mengejar mimpi
Bergelora mengejar cinta
Berjuang demi asa dan cita
Bersemangat mengejar mimpi
Bergelora mengejar cinta
Berjuang demi asa dan cita
Maju
Terus majulah
Jangan pernah mundur
Kejar
Terus kejarlah
Jangan pantang menyerah
Terus majulah
Jangan pernah mundur
Kejar
Terus kejarlah
Jangan pantang menyerah
Demi hari esok yang lebih baik
------------------------------------------
Awalnya Puisi ini aku buat tidak bisa dikomentari. Karena sedang mempraktekan ilmu yang baru kudapatkan dari Non Vie_three yaitu postingan tanpa komentar.
Dan aku mohon maaf yang sebesar-besarnya dan seluas-seluasnya bagi sahabat yang telah datang lalu kecewa. Karena rasanya aneh, maka kuedit sehingga sekarang bisa dikomentari.
Sekali lagi Mohön Maaf dan Terima Kasih
Salam Hangat Selalu
hahahaha memang kalau untuk postingan tidak bisa dikomentari ntu biasanya aq buat khusus untuk curahan hati saja...... wkwkwkwkwkwkwk
ReplyDelete@vie_three: iya vie, gapapa deh yang penting praktek berhasil. Dan membuat backlink untukmu vie. Salam
ReplyDeleteMaap cuma sekedar mampir saja. No comment
ReplyDelete@udienroy: no coment
ReplyDeletePuisi tak bertema namun sangat indah sir...
ReplyDeleteweh diriku juga baru ajah buat puisi bos
ReplyDelete@setiawan dirgantara: masa sih pak?
ReplyDelete@suwung: jal tak wocone puisi gaweanmu kang.
Puisine apike puolll
ReplyDeleteSalah Satu yang tak mampu kubuat: Puisi
ReplyDeleteBro Dasir emang "talented"
Selamat berakhir pekan :)
Ajarin buat puisi dong...
ReplyDeletehehe...
Tumpah
ReplyDeleteTercecer rasa hangat
"Ketumpahan kopi tya bro????"
hehe....
sip bro....
semangatttttttttttttt gan
ReplyDeleteselamat malam, JR dateng kembali malam ini untuk absen, bagaimana kabarnya teman malam ini
ReplyDeleteuntung sudah bisa dikomentari....
ReplyDeletememang aneh postingan tanpa komentar....
Pantesan Mas Dasir bingung membedakan puisi saya antara essay apa puisi. Istilah essay saja saya tidak tahu, nulis puisi saja seumur hidup baru 4. ternyata saya dikomentari oleh seorang pakar puisi. Perlu belajar banyak sama mahaguru nih. Mantaaaaaps :)
ReplyDelete@marsudiyanto: beberapa kali mencoba masuk blognya pak mars gagal terus,blank tanpa tulisan pak.
ReplyDelete@humor bendol: nulis semaunya aja kang, setelah itu anggap itu puisi, biar mirip dibuat 4 baris 4 barir. Jadi deh. Pasti yang bc mengira itu puisi. Gitu tip semprul dr sy. Ketawa hahahaha
@jr: pagi, alhamdulilah baik. Engkau gmn kbry?
@nyubi: masa sih sy bertalenta?
@arkasala: kwakakakak, master? Laper iya pak!
@liza: gan kependekan dari degan=kelapa muda.
Semangat!!
Salam
Selamat siang shobat hehe mampir lagi nih. Salam dingin2 hangat panas
ReplyDeletewaduh diriku nggak bisa bikin puisi. ajari dong
ReplyDelete@udien: siang sob, libur g jalan2 mas.
ReplyDelete@endar: sudah kutulis cr buat puisi dijwbn diatas.
Salam
kunjungan perdana :D
ReplyDelete@ichaelgo: moga bs langgeng. Salam
ReplyDeletepuisi-puisi dan puisi. .
ReplyDeletesalam. .
linkku dah dipasang lom kang. .
ReplyDeletelink kang dasir dah kupasang. . monggo check. .
Wuiiiih om Dasir nih ternyata seorang pujangga yah...Ajarin aku dunk Sir, dirimu kalau membuat puisi apik tenan...
ReplyDeletesatu kata aja..
ReplyDeleteMAJU....!!!
@technosurvivor: udah dipasang linknya mas.
ReplyDelete@ritasusanti: terlalu memuji kak rita ini.
@enthere: jangan mundur!
Yang penting terus semangat boss :)
ReplyDeleteDatang lagi nih sekedar blogwalking salam
ReplyDeleteKalau yang begini baru puisi beneran yang layak dipublikasikan.
ReplyDelete@cak win: terus semangat!
ReplyDelete@udienroy: maaf blm diganti yg bru
@alamendah: blm ada judulnya mas.
aih aih ini ada lagi puisi bagus, kita bia membudayakan puisi agar terbawa dalam tata dan gaya bahasa yang santun sehari-hari
ReplyDelete@mamah aline: trmksh ma atas sanjungannya. Salam hangat selalu
ReplyDeletecinta.. bertempur melawan kebisuan..
ReplyDeleteakankah cinta terbentur dinding...
hikksss
kang mampir, setelah beberapa hari terlewatkan blog ini
ReplyDeletemaaf ya kang, aku baik2 aja kok
@elmoudy: ihiks..ihiks
ReplyDelete@yangputri: alhamdulilah kalau baik2 aja. Aku kan jd khawatir,kamu tuh lama ga kesini,didatangì juga ga jawab.*jieh, sok perhatian*
rncananya postingan tanpa komentar. . tp malah skrg udah ada 36 komentar. . menyimpang dari rencana. . hahaha. .
ReplyDeletemakasih ya atas kunjungan baliknya :D
ReplyDelete@astaga.com: tambahin jadi 37, salam
ReplyDelete@ichaelmego: sama2 sob.
sir aku ingin mencontoh ketika engkau menulis puisi daripada aku nulis puisi kok sedih mulu sampe bossku" bilang nanti malah jadi obie mesakh lagi. wah emang kalau nulis puisi haru yang semangat ya
ReplyDelete@kawanlama95: silakan mas mirzam, tp ya punyaku kan hny bgt adanya. Salam
ReplyDeletelaju...tempur...maju....
ReplyDeletekalo kalah berarti mundur dunk
*gak nyambung*
@zulhaq: sambung pake kabel..
ReplyDeletenumpang keren
ReplyDelete