Monday, October 12, 2009

Semangka, Lemes dan Telepon

Kemarin aku mengalami hal yang tak mengenakkan.

”Semangka
Pertama:
Pada saat jam istirahat di pabrik kami disediakan makanan catering, setelah ambil nasi dan lauk pauk serta krupuk aku hendak mengambil buah untuk cuci mulut *bukan cuci kakus* ternyata buah telah habis. Aku nanya sama kateringnya,”Mas masih ada tidak buahnya?”

Alhamdulillah ternyata masih, sambil menmgambil semangka yang baru diiriskan aku perhatikan ke teman-temanku yang datang duluan Ternyata mereka mengambil irisan semangkanya dua-dua. Dalam hatiku,”SERAKAH BANGET SIH!”

Kedua:
Sewaktu aku berjalan, temenku tanpa malu2 mengatakan,"Lemes banget mas Dasir!"
Padahal aku tak merasa lemes. Mengantukpun tidak! Apa yang terjadi pada diriku. Aku perhatikan ternyata, aku lupa menyetrika baju yang kupakai. Sehingga dengan baju rada kusut, diriku kelihatan lemes. Akupun segera cuci muka supaya tidak kelihatan lemes lagi. Tips untuk kalian kawan: Jangan pernah gunakan baju yang tidak setrikaan jika tak ingin dikomentarin lemes seperti aku.

”Telepon
Ketiak Ketiga:
Ini adalah hal yang paling menjengkelkan kemarin. Sampai-sampai aku ngetik postingan ini tetap dengan dongkol dan kupencet keras-keras keybordnya. Ceritanya begini. Sesudah jam istirahat dan makan malam jam tujuh, kami masuk pabrik untuk bekerja kembali. Kebetulan aku sedang setting Benda kerja di atas mesin EDM (Electrical Discharge Machine). Karena benda kerja ada di atas, maka aku harus naik turun tangga mesin. Telepon berdering.

“Tulululung… Tulululung… Tulululung…”

Aku turun dari mesin yang tingginya satu meter untuk mengangkat telepon yang berada 5 meter dari diriku. Sesampai di telepon, telepon ‘Mati’. Aku kembali ke atas mesin dan konsentrasi mendial kelurusan dan kerataan benda kerja. 30 detik kemudian telepon berdering kembali.

“Tulululung… Tulululung… Tulululung…”

Aku kembali mendekati telepon untuk mengangkatnya. Setelah kuangkat, ternyata tak ada suara dari seberang.

“Hallo..hallo…” teriakku.

Kututup telepon itu. Aku kembali naik tangga satu meter itu untuk kembali mendial kelurusan benda kerja yang masih miring. Selang satu menit telepon itu kembali berdering. Aku meminta temanku untuk mengangkatnya. Sewaktu temenku hendak mengangkat, telepon itu kembali mati. Ia mencoba mengangkatnya, namun tetep tak ada suara.

Aku terus konsentrasi penuh mendial benda kerja. Telepon kembali berdering 2 menit setelah yang tadi. Karen ini yang kelima dan agak lama dari yang keempat kupikir ini bukan jahil. Aku turun dengan perasaan dan fisik kesel naik turun tangga hanya untuk menerima telepon yang tidak jelas. Pelajaran sewaktu training memang mengharuskan kami mengangkat telepon sebelum dering telepon mencapai yang ketiga.

Setengah berlari kujangkau telepon itu. Sial, ketika diangkat teleponnya, ternyata sudah mati. Dari seberang telepon ditutup tanpa sepatah katapun.

Aku berdiri di deket telepon dengan harapan jika ia menelpon lagi aku akan mengomelinya, meskipun dengan perasaan rada kuatir. Jika ternyata nanti yang telepon orang lain.

Dua menit sudah aku berdiri seperti patung. Setelah yakin makhluk ghoib itu tak menggangguku *dibacain ayat kursi ya? Hehhee* aku bergegas kembali bekerja dengan tekun. Telepon berdering tak kuhiraukan. Biar temanku saja yang mengangkatnya. Capek naik turun tagga mas.

Waktu berjalan dengan cepat. Aku sebenarnya sudah tak memikirkan kejadian tadi sore tentang semangka, perkataan lemes dan telepon. Namun tiba-tiba seperti petir menyambar badan ini.

“Jegggleeeeeerrrrrrrr!!!! *Untung tidak gosong*

Seorang temanku berbadan tambun *Bukan bekasi ya* mendekatiku ke atas mesin. Dengan nada ringan ia menyapa. Tanpa tedeng aling-aling dan blak-blakan ia mengatakan permohonan maaf.

“Sir, maaf ya tadi sore aku mengerjaimu sampai-sampai teleponnya ditungguin. Aku tadi melihatmu, karena aku menggunakan HT meneleponnya.”

“Hhheeehhh!!! Berani-beraninya ngomong begitu. Enak saja kau meminta maaf.!!” Geramku dalam hati.

Bagaikan air mendidih yang siap keluar dari panic. Bagaikan lahar panas yang siap disemburrkan Gunung Galunggung. Hatiku dongkol sekali. Sungguh dongkol sekali. Seandainya ia tak mengatakan itu sungguh aku tak memikirkanya. Namun ia dengan muka temboknya seperti anjing kecing di dinding, tanpa malu-malunya mengungkapkan hal menjengkelkan itu. Apalagi ternyata ia mengerjaiku sambil melihatku.

Seandainya ibuku tak mengajarkanku untuk selalu sabar. Seandainya Alloh tak mencurahkan rahmat padaku. Tentu aku tak sanggup menahan kemarahan ini. Aku pingin sekali mukul orang ini. Namun hatiku tertahan. Aku juga ingin mengadukan orang ini ke pimpinan, namun lagi-lagi aku kasihan. Aku bisa saja mengadukannya ke pimpinan dengan alasan mengganggu pekerjaan. Dan ia akan dinilai buruk di mata pimpinan. Bagaimana tidak menggangu pekerjaan? Aku sedang setting benda kerja yang membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi ditambah naik turun tangganya itu lho. 1x2x5 m=10 m +5x5=25 meter. Ditambah kesel hatiku dan terkurasnya tenaga untuk konsentrasi setting benda kerja.

Kesel,Kesel,Kesel,Jengkel, Jengkel, Jengkel,Sungguh tidak bermoral…na’udzubillahi min dzalik

42 comments:

  1. wah, kejam banget sih yg ngerjain kamu tuh. aku juga sebel kalo ada orang telpon bolak balik krn aku kerja di lantai 2. telpon di lantai bawah. makanya, aku suruh teman2ku telpon ke hape. biar aku gak usah turun naik

    ReplyDelete
  2. whaaatttt...???? keduluan sang cerpenis...

    gpp keduaaaaaaaaaaaxxxx

    ReplyDelete
  3. sabar... sabar... kang dasir..

    orang sabar tentunya disayang pacar...
    hehehehehehehe

    ReplyDelete
  4. makanya kang... cari istri
    biar ada yang setrikain bajunya...

    ReplyDelete
  5. sabar... sabar... kang dasir..

    orang sabar tentunya disayang pacar...
    hehehehehehehe

    ReplyDelete
  6. @sangcerpenisbercerita
    Iya mbak..keterlaluan tuh orang,,makasih mbak ya atas dukungannya..
    @yangputri
    Wah keduluan yah,,sabar yang ya..
    nanti kalau aku nikah kamu harus datang ya yang?

    ReplyDelete
  7. kapan nikah kang..???
    siapin aja tiket untuk aku, aku pasti datang deehh...

    ReplyDelete
  8. @yangputri
    Doain ya semoga tahun depan planing terlaksana..salam..

    ReplyDelete
  9. Ngitung jaraknya musti pake rumus matematika, ya?
    wakakakakak
    Pernah juga mengalamai hal yang nyaris sama berkaitan dengan telepon

    ReplyDelete
  10. sebelum ku baca postingan ini sampai habis , aku yakin pasti dikerjain. kan bener. maaf baru mampir

    ya harus sabar memang. tapi kawanmu itu tolong nasehati lagi. mas bajunya belom ada yang teriskain ya. ada buru2 atuh

    ReplyDelete
  11. @alamendah
    Wakakakak..berapa kali mas?
    @kawanlama95
    Iya mas..buruan..hehehe

    ReplyDelete
  12. huehehehe ada juga yah hubungan antara baju lecek ma tampang, berkaitan erta kah hihihi
    btw mas, ikan dongkol kayanya enak wis kalo dibikin balado: *laper mode.on*

    ReplyDelete
  13. Hhihihihih...ternyata sahabatku Dasir ini bisa marah dan dongkol juga yah, karena kalau dilihat wajahnya di foto sepertinya dia orang yg sangat sabar *sekali-sekali muji Dasir biar melayang*:).

    Sabar ya Sir, itu artinya ALLAH benar2 ingin menguji kesabaranmu itu, makanya ALLAH gerakkan agar temanmu itu bercerita bahwa dia sdg ngerjai dirimu...jadi kan berarti sabarnya berlipat-lipat, ya toh :)

    ReplyDelete
  14. siappa seeh ngerjain orang ampek kayak gitu, aku pasti udah super marah

    ReplyDelete
  15. @namaku wendy
    Itu ikan tongkol mas..hehehe..salam kenalnya..
    @rita susanti
    Dasir juga manusia kak..ya kak smg dasir makin sabar dan bs mengmbil hikmahnya..amin
    Salam hangat dari dasir

    ReplyDelete
  16. @riffrizz
    Pastinya orangnya memang suka usil mas..

    ReplyDelete
  17. Waduh temannya jahil benar ya mas... Nasehatkan aja mas.,agar tidak mengulanginya lagi...bahaya itu mas, bisa mempengaruhi kosentrasi dan pikiran..

    ReplyDelete
  18. @dinoe
    Iya mas..terima kasih supportnya..

    ReplyDelete
  19. catatatn kecil dari artikel ini yang saya tangkap kalo Guyon yang lucu gitu ya. Jangan yang ngerjain dan tidak lucu apalagi di sela-sela kesibukan yang perlu perhatian serius. Trims Mas sudah mengingatkan kebetulan saya suka guyon kadang sampe keterlaluan.
    Salam

    ReplyDelete
  20. @dias
    Makan semangka tak makan nasi baru lemes..salam kenal
    @arkasala
    Makasih pak ya atas supportnya..maaf ya blm berkunjung ke rumah bpk..

    ReplyDelete
  21. Ini kok kayak lagi nebak keyword telepon toh?

    Pertama: Saya kalo ngambil potongan semangka juga lebih dari satu :lol:

    Kedua: Baju saya meski setrikaan, saya sering dibilang lemes, soalnya jarang makan. *emang letoy beneran*

    Ketiga: Kadang, kalo lagi ga ada bos, biarpun telepon berdering-dering, ga saya angkat. :lol: Bos kalo telpon ke hape, jadi itu bisa dipastikan bukan diya...

    ReplyDelete
  22. @isnuansa
    Kata ilmu SE' O Utk memudahkn mbah google mendetek artikel kt mk pokok bhsn yg kt mksud suruh nebelin..bukan bgt Teh? *Keknya salah diriku deh..*
    Emang teh isnu kerja dimana teh,,

    ReplyDelete
  23. Ya..kadang2 gurauan bisa berakibat tidak baik..

    ReplyDelete
  24. Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
    ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
    I Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllll

    ReplyDelete
  25. Sabaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrr

    ReplyDelete
  26. sekali lagi sabaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrr

    ReplyDelete
  27. enda bosan bosannya bilang sabaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrr

    ReplyDelete
  28. santaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaiiiiiiiii

    ReplyDelete
  29. satu pertanyaan :

    memangnya berani yaaaaaaaaaa.. mau mukul orang.. hehehehe.. kabuuuuuuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrrr

    ReplyDelete
  30. @dinoe
    Iya mas..
    @kangboed
    Makasih kang atas supportnya..insyaAlloh akan selalu sabar..bukan masalah berani atau tidak kang..tapi masalah hati..kalau aku sampai mukul orang gr2 mslh sepele spt itu berarti aku klh dg setan dunk kang..makasih

    ReplyDelete
  31. wah, temennya dikau terlalu tuh....tapi ya jantan berani minta maaf karena kesalahannya....jarang lho...

    ReplyDelete
  32. Yasudah, ntar juga dapet balesan semangka yang berlimpah ruah.....hehheheeh

    ReplyDelete
  33. heheheeh, numpang ketawa ya mas... jail banget emang temannya itu... untungnya si sabar sudah menyatu dengan jiwa mas dasir... :)

    ReplyDelete
  34. @buwel
    sebenarnya saya tak akan marah jika dia ga minta maaf..sebab dengan minta maaf ibarat menyalakan kompor yang telah mati..makasih
    @a-chen
    terima kasih ya sahabat..semangkanya ditunggu..hihihi
    @liza fathiariani
    boleh...silakan tertawa sahabat..sebelum tertawa dilarang..salam hangat tuk semuanya..

    ReplyDelete
  35. duuuhhhh, hebatnya Mas Dasir, bisa menahan marah dan dongkol.
    perjuangan yg berat tentunya ya Mas, dan sukses pula.
    Semoga teman Mas Dasir yg iseng itu, segera menyadari, bercanda boleh, namun jgn pd jam2 kerja yg sibuk, jadi nya nggak lucu lagi. ya kan ,Mas.
    salam.

    ReplyDelete
  36. @bundadontworry
    Terima ksih bunda..semoga bisa terus sabar..amin..

    ReplyDelete
  37. wah,,keterlaluan tuh temennya,,ngerjain sampe sampe marah nya muncak gituh,,hehe,,sabar ya

    ReplyDelete
  38. Sungguh hari yang melelahkan ya mas ..
    sabar aja mas semua pasti ada hikmahnya

    ReplyDelete

Sahabat katakan sesuatu untuk dasir..perkataanmu kan memotivasiku untuk terus berkarya...

Related Post

Related Posts with Thumbnails